MENYAMBANGI MILENIAL KOTA MALANG
PENENTU WARNA KOPERASI DI MENDATANG
Pertemuan malam ini lebih tepat dikatakan mendadak, sebab tidak direncanakan sebelumnya. Pertemuan ini memaksimalkan sela waktu Bang Arsad ke Kota Malang yang sedang mendampingi peserta studi banding gerakan KUD & Koperasi Pertanian Kab. Banyumas ke KUD Pakis, Malang. Pertemuan kali ini jua silaturrahmi lintas generasi, sebab diikuti oleh generasi koperasi yang berbeda, antara lain : (i) ada Bang Arsad yang kebetulan salah satu Pembina FKKMI; (ii) ada Satriya Pengurus FKKMI Pusat; (iii) Putri Avivah Pengurus FKKMI Wilayah Prov Jawa Timur; (iii) Muzammil dan Anto mewakili pengurus kopma Unisma; (iv) Dimas dan Nasution, Pengurus Kopma Univ Malang dan; (v) Maria, Reza Adi Novit, M.Wildan Fajrul Falah mewakili Pengurus Kopma Padang Bulan UIN Malang dan; (vi) Rani,seorang alumnus dan juga mantan ketua Kopma UM yang saat ini sedang concern mengembangkan wisata desa di Batu Malang.
Diskusi berlangsung cair, hangat dan tak berjarak. Perbincangan dimulai dari napak tilas keterlibatan ke medan juang koperasi mahasiswa. Ada yang bertestimoni “tersesat dijalan yang benar”;ada yang karena 3 (tiga) temen kos-nya adalah aktivis kopma dan kemudian bergabung; ada yang memulai karir di kepanitiaan dan lain sebagainya. Yang jelas, tidak satupun merasa menyesal mengenal koperasi lewat kopma. Bahkan mereka bangga dan terus ingin menjadi bagian dari perjuangan koperasi di nergeri tercinta ini.
Ada satu testimony menarik dari Rani yang mengatakan bahwa kopma telah mempertemukannya dengan "surga tersembunyi". Sebuah simpulan yang menggambarkan tentang penjiwaan berkopma yang sampai menubuh. Testimoni ini pun kemudian menggiring perbincangan tentang penjiwaan ber-koperasi. Penjiwaan diyakini sebagai tiket untuk membawa pada capaian yang bahkan tidak diduga atau dirancang sebelumnya. Untuk mencapai titik itu, perlu keikhlasan dan ketulusan dalam setiap hal yang dikerjakan.
“Berani berbeda” menjadi tema penghujung yang dibincangkan. “Tidak ada hasil berbeda dengan cara yang serupa. Untuk itu, “menyengajakan diri untuk berfikir “out of the box” perlu dilatihkan sehingga menubuh dan menjadi budaya keseharian hidup. Melatihkan secara berkesinambungan akan memupuk keberanian dan percaya diri untuk tampil sebagai manusia unik”. Ungkap Bang Arsad. "Tentu tak mudah memulainya, namun bukan karena ahli baru memulai, tetapi memulai dulu baru ahli. Oleh karena itu, mulailah dari sekarang, luruskan niat dan ikhlaskan setiap langkah. Jangan pernah takut, sebab Tuhan tidak pernah tidur dan selalu member jalan bagi mimpi yang dilandasi niat baik dan tindakan bijak”, imbuh Bang Arsad.
Posting Komentar
.