BAPEDALITBANG
BANYUMAS MEN-SOSIALISASIKAN
SIMDA
EKONOMI HIJAU KAB. BANYUMAS , IDEKS GINI, PRDB dan NILAI TUKAR PETANI
Hari ini, senin 10 September 2018, Bappedalitbang Kab. Banyumas menggelar
sosisalisasi SIMDA Ekonomi Hijau, nilai tular petani tahun 2017, nilai tambah
bruto tahun 2017 dan Indek Gini 2017. Disamping
segenap OPD dan para Camat di lingkungan Kab. Banyumas, agenda ini juga
dihadiri oleh segenap stake holder seperti
LPM Unsoed, LPM IAIN, LPM Unwiku, LPM UMP,LPPSLH, Appindo, Dekopinda, Hipmi BPC Banyumas, Kadin
Banyumas dan lain sebagainya.
Bu Atik, Staff Bappedalitbang Kab Banyumas dan juga salah satu inisiator program ini menyampaikan bahwa Simda Ekonomi Hijau adalah peng-integrasian informasi dengan
menggunakan program aplikasi simda ekonomi hijau untuk mendukung perencanaan
yang akurat dalam pembangunan. Sementara itu, Bapak Eko Prijanto, Kepala
Bappedalitbang Kab. Banyumas menyampaikan bahwa mewujudnya Simda ini merupakan simbol spirit adaptasi terhadap dinamika zaman yang
memerlukan kecepatan dalam keakuratan data yang bisa dipertanggungjawabkan. Untuk
itu, daya dukung segenap OPD dan Stake Holder menjadi kunci
kesuksesan lanjutan dari keberadaan dan kebermanfaatan Simda ini.
Bapak Ir. Wahyu selaku Sekda Kab Banyumas, dalam
sambutan dan arahannya menyampaikan bahwa pembangunan harus berkesinambungan.
Untuk itu, Simda Ekonomi Hijau menjadi sarana efektif bagi terbentuknya sustainable development. Simda juga
menyajikan data yang mempermudah banyak hal, termasuk mengukur
kesenjangan/ketimpangan. Untuk mendukung optimalisasi SIMDA ini, dukungan data
dan informasi yang sahih dan up to date
dari segenap OPD dan juga stake holder
menjadi sangat dinantikan sehingga bisa menyajikan potret realitas senyatanya. Jika
hal ini tidak mewujud, maka sulit mencapai apa yang telah menjadi target dari
kelahiran SIMDA Ekonomi Hijau ini. Sebagai
satu catatan, Banyumas memiliki sumber daya melimpah sehingga sangat berpotensi
bisa meng-integrasikan data yang juga sangat berguna dalam menyiapkan data
akurat yang menjadi dasar pembangunan.
Dipenghujung, Beliau berpesan, “secanggih apapun aplikasi atau Simda tidak
akan bekerja bila tidak difahami, dikelola , di maintenace dan di manfaatkan
secara terus menerus”
“Data menunjukkan
bahwa Tingkat pertumbuhan ekonomi Kab.
Banyumas 6,4% diatas rata-rata kabupaten lain di lingkungan Jawa Tengah dan
juga nasional. Namun demikin, yang paling diharapkan adalah tingkat pertumbuhan
berdampak pada kehidupan masyarakat. Usaha-usaha yang berkembang juga idealnya
adalah padat karya dan bukan dapat modal. Industri pengolahan menjadi
penyumbang terbesar dalam pertumbuhan ekonomi, yaitu 24,35%. Hal ini memberi
angin segar dimana para pelaku usaha di bidang Industri pengolahan
Banyumas tidak tergantung pada bahan
baku impor, sehingga memiliki daya tahan atas dampak potensi krisis global yang
ditandai dengan penurunan nilai rupiah.”, demikian disampaikan oleh Bapak
Edi, Kepala BPS Purwokerto dalam paparannya selaku salah satu narasumber. Pada Presentasi Pak Edi ini juga tersajikan
bahwa Indek Gini Kab Banyumas 2016 dan 2017 konstan di angka 0,31. Artinya,
dalam 2 (dua) tahun terakhir ini ketimpangan pendapatan yang terjadi selalu
dalam kategori rendah dengan kemerataan yang cukup tinggi. Namun demikian, diperlukan
upaya yang lebih dari pemerintah dan semua pihak agar angka Indeks Gini turun. Di penghujung, beliau
menyampaikan bahwa tanggal 26 September 2018
merupakan hari statistik nasional yang kali ini bertemakan “dengan
data tingkatkan prestasi bangsa”
Posting Komentar
.