MENG-HIKMAH DI ANGKA Rp 500,oo (LIMA RATUS RUPIAH)
Minta Rp 500,oo

Baru saja aku memakai helm, tiba-tiba HP ku berdering.
Sambil melepas kembali helm, aku memencet tombol hijau dan kemudian menyahut
sapa seorang sahabat yang mengajakku ketemuan nanti malam di sebuah kampus, ba’da Isya
tepatnya. Setelahnya, aku kembali memakai helm dan menyalakan sepeda motorku.
Berniat mulai start, tiba-tiba seseorang
menjejeri sepeda motorku dan kemudian menyapa. Aku sedikit kaget, ternyata
lelaki yang tadi sempet kulihat saat melangkah menuju area parkir. Lelaki itu masih
lengkap dengan gendongan bayinya dibagian depan. "mas..mohon maaf..bisa minta uangnya Rp 500,oo untuk bayar parkir?.
Kebetulan dompet saya tertinggal diruang perawatan tapi harus pulang ambil
pakaian ganti untuk istri dan juga sekalian memandikan anak saya", pinta
lelaki itu lengkap dengan penjelasannya. "siapp pak....", jawabku
sambil membuka tas rangselku untuk mengambil dompet.
Tergerak hati memberinya Rp 10.000,oo walau yang dibutuhkannya saat itu hanya Rp 500 perak untuk menggenapi recehan yang dia
temukan dikantongnya. "kebanyakan mas...", sahutnya
saat ku berikan. "ndak papa pak...kan dompet bapak tertinggal
di ruang perawatan, siapa tahu nanti dedek bayi bangun dan membutuhkan sesuatu,
", jawabku singkat. "terima kasih mas..semoga Allah memberi balasan
rejeki yang banyak...", ujarnya dengan ekspresi penuh
kesungguhan. "Aamiinn..hati-hati ya pak.....", jawabku sambil
mempersilahkan beliau duluan jalan.
Tak lama berselang, akupun bergerak dengan sepeda
motorku menuju rumah. Sambil mengendara, terbersit tanya dalam hati," hikmah
apa kiranya dari Sang Khalik atas kejadian unik barusan". Tanya
ini memenuhi fikiran dan benakku
sepanjang jalan pulang menuju rumah. Semua terasa menjadi begitu aneh walau
hanya kejadian kecil. Bukan tentang uang Rp 500 yang dia butuhkan atau Rp
10.000,oo yang aku berikan, tetapi perasaan bahagia yang amat sangat atas
kesempatan berbuat baik yang datang dan dibukakan tiba-tiba oleh Tuhan di
sore ini.
Andai saja aku mengabaikan telepon saat sudah
memakai helm dan kemudian meluncur begitu saja, maka dipastikan kesempatan “berbuat
baik” itu tak akan menyambangi soreku. Aku jadi ingat saat tiba-tiba ter-ide
untuk pulang ke rumah dan kemudian menutup laptop. Andai saja ide pulang itu tidak
hadir, maka kisah ini pun mungkin tidak akan pernah ada.
Sedikitpun aku tak merasa hebat karena menjadi bagian
dari solusi, toh jumlahnya pun tidak seberapa. Tetapi aku tergoda berkesimpulan
betapa Tuhan begitu sayang pada lelaki dan juga bayi itu. Mereka menemukan
jalan saat persoalan datang, walau hanya sekedar urusan kecil membayar biaya parkir. Akupun kemudian
tertarik bertanya lebih lanjut dalam hati tentang hal apa atau kebiasaan baik apa
yang menjadi budaya diri dikeseharian hidupnya, sehingga Tuhan langsung menjawab apa yang dibutuhkannya.
Tentu aku tak akan bertemu jawab atas tanya ini, sebab
aku pun sama sekali tidak mengenal dan juga tidak sempat menanyakan nama dan
alamatnya. Aku hanya tahu satu hal, istrinya sedang dirawat di salah satu
ruangan rumah sakit, sehingga hal ini yang menjadi penyebab wajahnya terlihat begitu
kuyuh dan lelah. Tanya tak berjawab itupun membawaku pada 2 (dua) hal : (i) aku
meyakini bahwa lelaki itu adalah orang baik dan: (ii) atas “ragam kebaikan di
keseharian hidupnya” telah menjadikan Tuhan begitu sayang padanya.
Meng-hikmah
“Masalah dan tersajikannya solusi dari Tuhan”,
itulah
resume singkat yang pas atas kisah sederhana ini. Setiap hidup pasti ada masalah, tetapi
tidak semua orang langsung bertemu solusi dan bahkan, sebagian harus
berdarah-darah untuk bisa keluar dari persoalan yang sedang meng-hinggap di
hidupnya.
Seberapa bijak dan cerdas seseorang me-maknai segala hal yang hadir dalam hidupnya, tentu akan mempengaruhi seberapa tenang dan bahagia hidupnya. Hal ini pula yang mungkin menyebabkan sebagian orang ada yang begitu resah atas persoalan kecil dan sebagian lagi tetap tegar dan tenang di gelombang hidup yang tengah mengombang-ambingkan dirinya.
Ketika agama mengajarkan tentang ridho, ikhlas, sabar dan syukur,
seberapa jauh empat hal itu hadir kala persoalan dan atau bahkan kegembiraan tengah hadir
dalam hidup?
semoga tanya terkahir dipenghujung tulisan ini meng-inspirasi energi untuk semakin belajar menjadi pribadi yang lebih baik. Aaamiin.
semoga tanya terkahir dipenghujung tulisan ini meng-inspirasi energi untuk semakin belajar menjadi pribadi yang lebih baik. Aaamiin.
Sabtu Sore, 18 Agustus 2018
Posting Komentar
.