Mem-budayakan Semangat Berqurban Sejak Usia Dini
tulisan ini disusun untuk memenuhi permintaan sebuah majalah sekolah
Menilik Kemuliaan Bulan
DZulhijjah
Bulan Dzulhijjah
merupakan salah satu bulan istimewa dan dimuliakan Islam. Hal ini bisa dilihat
dari ragam tinjaun sejarah mapun sederetan amal ibadah yang dianjurkan untuk
diperbanyak, khususnya di 10 (sepuluh) hari pertama.
Dalam tinjauan
sejarah, ayat
terakhir yang berisi tentang “disempurnakannya agama...Qs. Al Maidah: 3)” turun pada Bulan Dzulhijjah. Bulan Zulhijjah juga
disebut sebagai Bulan Haji dimana ummat
islam dari seluruh penjuru dunia berkumpul melaksanakan rukun Islam yang ke
lima, yaitu“melaksanakan haji bagi yang mampu”.
Sementara itu,
ragam ibadah juga dianjurkan untuk diperbanyak pada Bulan Zulhijjah, antara lain
dijelaskan berikut ini; (i) di sunnahkan melaksanakan Puasa Arofah bagi yang tidak sedang melaksanakan haji.
Bahkan Allah SWT memberi ganjaran special dimana Puasa Arafah
dapat menggugurkan dosa-dosa selama dua tahun, yaitu dosa setahun yang lalu dan
setahun yang akan datang (HR. An Nasaa’i). Puasanya juga dianjurkan pada
tanggal sebelumnya, yaitu tanggal 1 sampai dengan 8 Zulhijjah; (ii) memperbanyak
Zikrullah (mengingat Alllah SWT), khususnya memperbanyak takbir, tahlil
dan tahmid; (iii) memperbanyak membaca Alqur’an; (iv) memperbanyak sedekah.
Bersedekah adalah wujud rasa syukur atas segala nikmat dan juga membangun
kesadaran mendalam bahwa segala sesuatu
yang ada bersumber dari Allah SWT. Bersedekah juga merupakan bentuk kerendahan
hati yang mewujud dalam semangat berbagi dan berkepedulian terhadap lainnya.
Uniknya, bersedekah sesungguhnya bukan mengurangi tetapi justru
melipatgandakan; (v) memperbanyak sholat sunnah; (vi) ber-qurban.
Disamping sebagai aktivitas religius yang mewujud dalam penyembelihan hewan
yang sesuai ketentuan hukum Syari’ah, qurban juga memiliki perspektif menarik
lainnnya yang akan dibahas pada sub bahasan berikutnya dari tulisan ini.
Singkatnya,
kemuliaan yang terkadung di Bulan Dzulhijjah merupakan peluang yang terbuka dan
begitu baik bagi setiap orang islam untuk meningkatkan kemuliaan dirinya
dihadapan Sang Khalik. Dengan demikian, adalah sebuah kerugian besar bila
Dzulhijjah tidak dimanfaatkan secara maksimal.
Membincang Qurban
Secara
kasat mata, Qurban merupakan ibadah yang dalam implementasinya berbentuk
penyembelihan hewan. Berkaitan dengan ibadah ini, untuk menghindari kesia-siaan, maka pastikan
setiap ber-qurban dilandasi ketaqwaan dan ingin lebih mulia dihadapan Allah
SWT. Sikap semacam ini juga sebagai upaya menghindarkan diri dari sikap
sombong dan ria.
Sekilas
tentang ber-qurban, Rasulullah SAW menetapkannya sebagai bagian dari Syariah Islam, syiar dan juga
ibadah kepada Allah SWT. Berdasarkan jumhur
ulama, ber-qurban adalah sunnah muaqqadah dan madzhab Abu Hanifah
senetapkannya wajib. Bahkan salah satu hadist HR Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim mengatakan
bahwa “Siapa yang memiliki kelapangan dan tidak
berqurban, maka jangan dekati tempat shalat kami”. Berdasarkan penjelasan
tersebut, maka bagi yang memiliki kemampuan, hendaklah memanfaatkan sebagai hartanya untuk berqurban.
Sementara
itu, qurban juga memiliki pemaknaan luas yang kesemuanya mengarah pada peningkatan
kebaikan diri seorang hamba di dunia dan akhirat,
yang antara lain dijelaskan sebagai berikut:
1.
Qurban mengingatkan pada pengorbanan Nabi Ibrahim AS
atas perintah Allah SWT dimana Beliau meng-ikhlaskan puteranya tersayang untuk
disembelih. Apa yang dilakukan Nabi Ibrahim AS sungguh bukanlah perkara
mudah. Disatu sisi Beliau begitu mencintai dan menyayangi puteranya Ismail dan disisi lain keimanan dan
ketaqwaannya selalu mendorongnya untuk mengikuti setiap perintah Allah SWT.
Namun kebesaran Allah SWT hadir saat Nabi Ibrahim AS benar-benar menyembelih
puteranya sendiri dimana Allah SWT menukar Ismail dengan seekor domba.
Pengorbanan dan pembuktian keimanan
Ibrahim AS kepada Allah SWT pun akhirnya tidak sia-sia. Kisah ini
membuktikan totalitas keimanan dari seorang Nabi Ibrahim AS dimana beliau siap
mengorbankan apapun yang di miliki dan di cintai demi menjaga dan
mempertahankan keimanannya kepada Allah SWT.
2.
lebih mengenal
yang berujung per-erat Ukhwa Islamiyyah. Bertemunya antara orang yang berqurban dengan para penerima
daging hewan qurban (biasa disebut mustahik)
merupakan pintu masuk bagi peningkatan kuantitas dan kualitas interaksi serta
pelajaran dan bekal hidup yang baik di berikutnya. Pertemuan semacam ini juga akan melahirkan hikmah bagi keduanya yang
antara lain dijelaskan singkat berikut ini :
Bagi yang ber-qurban
:
a.
Menyaksikan
langsung “respon kebahagiaan jujur dari kelompok penerima” efektif mempertebal
kesadaran tentang perlunya rasa syukur atas segala kemurahan dan kasih sayang
Allah SWT.
b.
Fakta bahwa masih
banyaknya orang yang jarang meng-konsumsi daging karena keterbatasan ekonomi,
selayaknya menjadi sumber energi untuk lebih ber-kinerja sehingga memperluas
kesempatan untuk berbuat baik kepada sesama.
c.
Pancaran
kegembiraan dari para mustahik saat menerima daging qurban merupakan sumber kebahagiaan, ketentraman bathin, ketenangan
jiwa luar biasa dan juga sumber energi tambahan untuk menjadikan aksi berqurban
sebagai rutinitas yang membahagiakan.
d.
Meningkatkan
solidaritas, kepedulian dan kesetiakawanan.
Iman yang menebal juga akan menggiring terbangunnya lompatan kemauan untuk senantiasa
berbagi kebahagiaan terhadap sesama, baik secara materil maupun im-materil.
Pada akhirnya, kesalehan sosial akan terbentuk dan terus tumbuh.
e.
Keterbatasan
ekonomi akibat ke belum-beruntungan hidup yang disaksikan pada kelompok
penerima hewan qurban akan menjadi inspirasi kepedulian lanjutan yang pada akhirnya saling mendukung dalam
memperkuat diri, khususnya dalam hal membangun ekonomi.
Bagi yang
menerima daging hewan qurban
a.
Dipedulikan
efektif menekan rasa iri. Aksi kepedulian
efektif mengoreksi rasa iri dan menekan berkembangnya persepsi tentang
kesombongan orang-orang yang memiliki kemampuan lebih secara ekonomi.
b. Meningkatkan kekerabatan dan ukhwa
yang tidak didasarkan pada tingkat atau strata ekonomi, tetapi oleh keinginan kuat mempererat
persaudaraan dan persatuan tanpa kelas.
c. Inspirasi lebih ber-energi dalam
berjuang hidup sehingga memiliki kemampuan berposisi sebagai penyembelih qurban
di waktu berikutnya.
d.
dan lain
sebagainya.
Disamping
sebagai media mempertebal keimanan dan ke-islaman serta membentuk kesalehan
spiritual, luasnya kebaikan yang
ditimbulkan dari aksi ber-qurban, baik bagi yang berqurban maupun bagi yang
menerima qurban, menjadi bahan/referensi cukup untuk menjadikan “ber-qurban” sebagai
bagian dari membangun kesalehan sosial. Artinya, dampak luas yang ditimbulkan
dari keikhlasan ber-qurban ikut
membentuk terbangunnya karakter diri yang
berkepedulian dan responsif atas setiap kesusahan atau kesulitan yang sedang
menimpa orang lain. Dalam tinjuan lebih makro, terbangunnya kesalehan sosial
yang merupakan buah budaya ber-qurban akan menjadi perekat bangsa dan sekaligus
menjadi penjaga persatuan dan kesatuan.
Membudayakan Semangat Ber-qurban Sejak dini
Nilai-nilai
spiritualitas vertikal dan horizontal dari berqurban layak menjadi inspirasi untuk mendidikkan
semangat berqurban sejak usia dini (baca: dibangku sekolah). Dalam
implementasinya perlu di format ke dalam pola edukatif dan motivasional yang
berisi kombinasi antara teori dan praktek sehingga semakin meningkatkan
pemahaman para peserta didik tentang makna luas ber-qurban. Dengan demikian,
akan terbangun dan terpupuk kesalehan spiritual dan juga sosial di kalangan
para peserta didik sejak mereka masih duduk di bangku sekolah.
Terintegrasinya
kesalehan spiritual dan sosial akan membentuk pribadi-pribadi yang luar biasa dan berkemampuan
menterjemahkan keimanannya ke dalam tindakan-tindakan keseharian secara bijak.
Situasi semacam ini akan membimbing hidupnya senantiasa dalam kebaikan dan kebijaksanaan.
Lebih dari itu, dalam diri para peserta didik juga akan terbangun pemahaman
bahwa kesejahteraan hidup dan kemampuan berbagi merupakan imbas dari penguasaan
terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian, peserta didik akan berkemampuan
membuktikan bahwa Islam itu men-sejahterakan di dunia dan menyelematkan di
akhirat.
Menyisihkan Uang Jajan Sebagai Aksi Edukatif Multi Dampak
Aksi
menabung lewat menyisihkan uang jajan menjadi menarik untuk dilatihkan kepada
segenap peserta didik. “menyisihkan
sebagian uang jajan untuk ber-qurban” merupakan aksi edukatif yang
melatihkan peserta didik untuk menyisihkan hak nya untuk bersenang-senang untuk keperluan ber-qurban. Kata kunci program
ini terletak pada “menyisihkan uang jajan”. Artinya, program “menabung untuk ber-qurban”
sesungguhnya bukan tentang uang, tetapi sebagai ajang melatihkan dan
membudayakan diri berkepedulian dalam hal berbagi terhadap sesama.
Untuk
itu, dukungan terbaik dari orang tua siswa/i bukanlah dengan menambah jajan
putera/i nya, tetapi memotivasi putera/i nya agar senantiasa semangat
berbagi dalam keadaan apapun, walau harus mengurangi sebagian dari kesenangan
pribadi. Dengan demikian, pada saat penyembelihan hewan qurban atau ragam aksi
sosial lainnya berlangsung, dalam diri mereka terbangun kebahagiaan yang luar
biasa. Mereka pun bisa mendefenisikan ketersediaan hewan qurban itu sebagi
prestasi atau hasil kemampuan dan konsistensi kemauan mereka dalam mengurangi
jajan setiap harinya. Keberhasilan-keberhasilan semacam ini pun
berpotensi mengembangkan imajinasi dan mimpi mereka untuk bisa berbuat baik
yang lebih luas lagi, baik karena dorongan keimanannya maupun diinspirasi oleh
kepedulian sosialnya yang sudah terbangun.
Pada
akhirnya, Heroisme spiritual semacam ini akan memberi dampak positif yang
luas yang mempengaruhi kualitas pertumbuhan
pribadi segenap peserta didik. Mereka akan belajar bahwa diluar sana masih
banyak orang yang hidupnya tergolong belum beruntung sehingga memerlukan
kerelaan dan kepedulian dari orang lain. Pada diri Mereka pun akan terbangun
semangat untuk menjadi pribadi produktif sehingga memiliki
peluang yang lebih luas dalam mengembangkan kepedulian. Disisi lain, pada diri
segenap peserta didik terbangun kesadaran komprehensif tentang hubungan yang
pasti antara keimanan, penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi dan
menjadi pribadi produktif.
Posting Komentar
.