Ketika Kader Koperasi Melibat di Perhelatan Akbar
“OffRoad”
Ketika Kisah Bermula
Purwokerto tidak saja
menjadi kota yang penuh sejarah, namun juga kota penuh dinamika dan prestasi.
Kali ini, lagi-lagi Purwokerto membuat sejarah baru dari dunia otomotif, yaitu
sukses menggelar event akbar bertajuk “Bhayangkara OffRoad”. Berbagai media
lokal, nasional dan international pun meliput agenda ini, tidak ketinggalan
CNN.
Pegelaran event ini sangat layak diapresiasi, sebab ini
bukan hanya tentang sebuah pegelaran, tetapi men-simbolkan banyak hal yang
mendatangkan multiplier effect, baik
bagi peserta, penyelengara, para peng-hobby otomotif dan tidak ketinggalan
Pemkab Banyumas. Event semacam ini tentu efektif sebagai salah satu media
meng-campaign Kab. Banyumas, khususnya pariwisata. Hal ini juga bisa menjadi
jalan masuk bagi kepentingan besar lainnya, termasuk dalam hal investasi.

Ini memang tidak ada
relevansinya dengan pekerjaan beliau di kedinasan, namun redaktur melihat ada
sisi lain yang menjadi titik perhatian ketika mengetahui Bung Andi berposisi
ketua dari paguyuban komunitas jeep Purwokerto. “Ini sebuah kiprah yang benar-benar baru dari seorang kader koperasi
yang selama ini lekat dengan urusan-urusan mendasar. Melibatnya beliau dalam
sebuah pegelaran akbar semacam Offroad sangat layak di apresiasi sebab hal ini
jauh dari jangkauan rutinitas dan kebiasaan pegiat koperasi pada umumnya. Namun
satu hal yang menjadi entry poin-nya adalah pilihan aktivitas berbasis hobby
yang ditekuni beliau mewakili kekinian zaman dan modernisasi. Hal ini sangat
relevan dengan thema modernisiasi yang tengah di gagas oleh gerakan koperasi
agar seksi di kalangan kaum muda, khususnya generasi milenial Genmil).
Melibatnya Bung Andi di event ini menjadi inspirasi bahwa pendekatan hobby bisa menjadi titik masuk ke kalangan Genmil
yang hari ini suka dengan hal-hal modern dan menghibur. Lebih dari itu, hal ini
juga benar-benar jauh dari jangkauan siapapun dan pasti membuka mata semua
orang koperasi dan bahkan siapa saja bahwa sepanjang tekun mendalami sesuatu
akan bertemu hasil luar biasa ”,
ungkap salah satu rekan kerja Bung Andi yang dikenal getol meng-campaign
koperasi.
Sekilas Mengenal dan Mengintip Kiprah Bung Andi
di Pegelaran Bhayangkara Offroad

Tahun 1996,
beliau sempat mencicipi
kerasnya
hidup di Jakarta dengan bekerja di Pabrik Toshiba sebagai Engineering, Research & Development. sebagai
Auditor ISO 14.000 (Environment)
& ISO 9000 (Quality) menjadi posisi terakhirnya pada perusahaan milik Jepang
ini.
Selanjutnya, beliau mencoba nyalinya di dunia usaha sebagai
General Supplier & Construction di kawasan Bekasi Tahun
2007. Bertahan setahun, kemudian tahun 2008 memutuskan
hijrah ke kota Mendoan dan menjalani profesi baru sebagai salah
satu manager
di lingkungan KPRI RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo,
Purwokerto.
Padatnya aktivitas di
dunia kerja tidak membuatnya melupakan hobi yang selama ini ditekuninya. Kecintaanya
terhadap otomotif, khususnya jenis 4x4 menjadi inspirasi untuk bergabung ke dalam
Komunitas Banyumas Jangkrik Comunity (BJC). Keterlibatan dalam
komunitas ini kemudian menjadi jembatan komunikasi dengan sesama penggemar
mobil 4x4 se- Barlingmascakeb,
termasuk berinterkasi dengan para leader dari berbagai komunitas
jeep.
Orang biasa yang didaulat memimpin orang-orang
Luar Biasa
Menjelang medio 2018,
sejarah baru terbentuk di dunia otomotif khususnya komunitas jeep . Kalau selama ini 8 (delapan) komunitas Jeep
yang ada cenderung berjalan sendiri-sendiri dan bahkan sangat jarang
berkomunikasi. “Delapan komunitas jeep ini merupakan organisasi
non formal dengan kebijakan dan aktivitas yang berbeda. Minimnya komunikasi
antar komunitas menyebabkan satu sama lain tidak saling mengenal”,
ungkap Bung Andi.
keinginan kuat mempersatukan komunitas pun menjadi
inspirasi terselenggaranya perkumpulan
yang diikuti para Leader
Komunitas Jeep. Tercatat 8 (delapan) Leader komunitas berhasil dikumpulkan :
BJC (Banyumas Jangkrik Comunity), TDI (Taft Diesel Indonesia), TLCI (Toyota
Land Cruiser Inbdonesia), SKIN (Suzuki Katana Indonesia), SJI (Suzuki Jeep
Indonesia), Kimcil (Komunitas Jeep Cilongok), Teratai (Komunitas Jeep Sumpyuh –
Sampang), dan PJA (Persatuan Jeep Assosiation/American Jeep).
Pada pertemuan ini, Bung Andi berperan sebagai moderator sekaligus
mediator dan memulainya dengan memperkenalkan satu
sama lain agar suasana
kebersamaan pun mulai terbangun . Setelah melalui diskusi panjang, terbangun
kesepakatan
membentuk satu paguyuban komunitas
Jeep 4x4 (For while Drive) yang fungsinya
memayungi
semua komunitas jeep di wilayah Banyumas.
Paguyuban ini pun di beri nama BARA.
Hal yang mengejutkan bagi Bung Andi adalah saat di dapuk sebagai
ketua paguyuban. Awalnya beliau menolak
karena penunjukannya dianggap melanggar kelaziman. Dalam pandangan beliau, seorang
leader komunitas jeep idelanya berasal dari
orang berpengaruh, bukan
orang biasa seperti dirinya. Intinya, beliau tidak percaya diri
kalau harus memimpin orang-orang hebat dan bertalenta luar biasa. Namun demikian, kuatnya dorongan segenap
peserta
membuatnya luluh. Alhirnya, beliau pun bersedia dengan satu
syarat,
yaitu “diberi
kebebasan berkreasi dalam mengelola manajemen BARA”. Ternyata
syarat itu disanggupin segenap peserta rapat dan akhirnya “orang biasa”
itu pun mulai memimpin paguyuban Bara di Banyumas.
Kiprah Kepemipinanpun
Bermula
Langkah pertama yang
dilakukan adalah melegalkan kelembagaan. Terhitung per 7 Juni 2018 SK Notaris
yang disahkan Pengadilan Negeri Banyumas terbit dengan nama Paguyuban BARA 4x4.
Sebagai sebuah lembaga,
struktur organisasi pun terbentuk dan komunikasi
intensif pun dilakukan untuk meng-konsolidasikan segala potensi yang mungkin di
mobilisasi. “Kopdar”,
demikian istilah yang sering digunakan untuk pertemuan itu, dilakukan setiap bulan bertempat di
masing-masing anggota komunitas secara bergantian. Hal
ini dilakukan agar masing-masing
lebih
mengenal dan lebih akrab
Kopdar II yang tergelar
di
PTPN Krumput berhasil memunculkan
ide baru super gila, yaitu membuat event berskala
nasional dengan konsep offroad bernuansa
wisata. Sadar bahwa menggelar even besar tidak semudah
yang dibayangkan, pro-kontra
pun terjadi. Ada beberapa keraguan yang mengedepan, antara lain
: (i) Estimasi anggaran
mencapa 200 juta rupiah; (ii) Secara
financial tidak memungkinkan karena saat
itu BARA
sama sekali tidak
memiliki kas dan; (iii) Komunitas belum memiliki
pengalaman untuk menggelar even
resmi, apalagi berskala nasional.
Pandangan pesimisme ini pun coba di diskusikan. Sang
Ketua mencoba membangkitkan
semangat kebersamaan dan meyakinkan peserta bahwa menggabungkan semua potensi segala sesuatu menjadi
mungkin. Untuk lebih meyakinkan peserta, sang ketua pun ber-testimoni seputar kisah salah
satu komunitas
serupa di
Jawa tengah
yang bubar karena team terlalu bergantung pada satu figur karena tidak
digawangi satu sistem kerja yang memberdayakan dan menjaga irama kerja. “menerapkan sistem saham atau simpanan
wajib tiap individu sebagai modal awal” adalah gagasan yang kemudian coba beliau tawarkan. “Saya percaya Leader yang kuat adalah yang
bisa membentuk team yang kuat dan mengoptimalkan semua potensi bersama, dan
saya yakin BARA bisa mewujudkan itu”, tegas beliau kala itu.
Upaya ini
membuahkan
hasil, saat keputusan diambil, dari 90% setuju mengadakan even
nasional. Hebatnya lagi, dalam waktu singkat sebanyak Rp
42
juta terkumpul dari partisipsi segenap anggota.
Namun, Jalan panjang menuju
even nasional masih jauh dari selesai, sebab proyeksi total pegelaran event di angka
Rp 200
juta. Sementara itu, pendapatan registrasi
peserta
di proyeksikan sebesar Rp 90
juta. Dengan demikian, masih kurang sebesar 70 juta.
Ditengah kepusingan luar biasa, “team ngamen” beranggotakan 4 (empat) orang pun dibentuk dengan tuigas utama mencari donatur atau
sponsorship. Proposal pun
dibuat
semenarik mungkin sebagai bekal “team ngamen” meng-campaign agenda akbar
ini. Beberapa pengusaha pun disambangi dan tidak ketinggalan jaringan dan akses
yang dimiliki oleh segenap anggota.
Langkah ini menuai sukses dan berhasil memperoleh sekitar Rp 80 juta.
Keberhasilan ini pun membangun keyakinan kolektif segenap anggota BARA, walau
tak dipungkiri sebagian sempat pesimis dan bahkan minir.
Pegelaran Event Akbar itu pun Tiba

Acara pun
digelar selama 2 (dua) hari, yaitu Sabtu-Minggu, 21-22 Juli 2018. Kapolres, Bupati
Banyumas,
dan Komandan Distrik Militer (Dandim) Banyumas hadir membuka acara
secara bergantian.
Konsep yang digunakan memadukan
offroad dan wisata
dimana peserta
diajak berpetualang di salah satu kawasan wisata andalan
banyumas, yaitu Baturaden.
Peserta
disuguhkan 3
(tiga) pilihan menu, yaitu;
Kelas
Ekstreem, Light Ekstreem dan Relli
Wisata. Tawaran ini sukses menarik minat 400
(empat ratus) offroader se-Jawa. Angka
ini melebihi target awal sebesar 300 peserta.
3
(tiga) hadiah grand prize berupa motor
sukses juga ikut memantik minat para off roader untuk terjuk ke lintasan.
”Sukses Besar”, itulah kalimat singkat yang tepat menggambarkan pegelaran
event ini dan berharap event serupa bisa di gelar kembali. Ini capaian
fantastic tentunya. Hal inipun mengundang kepenasan redaktur untuk menelisik
faktor kunci suksesnya. “ini hasil kerja team dan bukan oleh saya
sendiri. Saya bahkan tidak menyangka akan sesukses ini dimana Every Body Happy.
Daya dukung Muspida
Banyumas dan jajarannya, Daya dukung Kapolres Banyumas dan perkenannya
menjadikan agenda ini bagian dari rangkaian HUT Bayangkara,
supporting para sesepuh off roader dan peran optimal nan keren dari segenap
anggota BARA”, ungkap Bung Andi
Tidak ada strategi khusus,
kami hanya mengoptimalkan komunikasi dari hati ke hati sehingga
semua merasa menjadi bagian dari pegelaran event. Semua telah memainkan
perannya masing-masing secara smart. Saya juga kaget dan sangat apresiate atas
kontribusi salah satu dokter
ternama di Purwokerto yang mempersilahkan
beberapa properti pribadinya berupa villa, motor Harley Davidson, dan Jeep merk
ternama untuk kelancaran dan menambah kemegahan pegelaran”,Tambah
beliau.
Event ini juga berhasil menarik perhatian para pewarta
lokal, regional, nasional dan bahkan international. Sekelas media CNN meliput pun
ikut meliput acara ini. Event ini juga telah meng-inspirasi beberapa komunitas jeep dari daerah lain untuk
menggelar acara serupa dengan konsep
yang dijalankan BOM
BARA pada event ini.
Penghujung
Karya brilian yang
merupakan buah kekompakan telah berhasil mencetak sejarah baru di dunia
otomotif Purwokerto. Saling bahu membahu dan mengembangkan partisipasi yang
terkonesksi sinergis satu sama lain terbukti mengubak kata “im-possible menjadi
possible”. “Saya banyak belajar tentang ke-kita-an di lingkungan koperasi dan
ternyata semangat ini bisa dibawa ke
ruang manapun, tidak terkecuali ke ruang hobby berbasis komunitas seperi
jeep4x4 ini”, pungkas beliau dalam wawancara eksklusif yang di gelar oleh
manajemen siSehat.
Posting Komentar
.