Karya Sosial Menakjubkan
Tawangrejo, demikian nama desa “karya sosial” yang sangat keren ini berada. Terletak
disalah satu desa dari kabupaten Pati. Karya sosial berwujud sekolah ini
berdiri tegak dan keren. Takjub, inilah kata yang samgat tepat men-simpulkan
apa yang tersaksikan, mulai dari PAUD, TK, MI (Madrasah Ibtidaiyah), MTs,
Madrasa Aliyah dan tidak ketinggalan Pesantren dan juga TPQ.
Ide hebat
kelahiran karya ini berasal dari seorang
Dokter Spesialis Tulang terkenal di Kota Pati bernama lengkap dokter
Khozin Hasan, Sp OT. Tidak sekedar ide, beliau pun meng-alokasikan sebagian penghasilannya
demi berdiri dan beroperasional-nya
sekolah ini. Hari ini, ada sekitar 900-an
siswa/i yang menuntut ilmu di
lingkungan sekolah ini. Secara kelembagaan, karya ini tersimpul dalam satu Yayasan
Pendidikan Islam bernama “Raudlotusysyubban”, sebuah yayasan yang awalnya didirikan oleh orang tua Sang Dokter.
Ada kepenasaran yang luar biasa untuk bisa bertemu
dan berdialog langsung dengan sang dokter dan juga keluarganya. Penulis meyakini
beliau bukan seperti orang kebanyakan dan menjalani hidup dengan kebijaksanaan
yang luar biasa. Alasannya sederhana saja, untuk membangun karya sehebat itu pelu
kedermawanan tingi dan keikhlasan, sebab tidak sedikit. pengorbanan yang harus dilakukan,
baik materil maupun immateril. Kerelaan yang demikian pasti dibarengi dengan
ketauhidan tinggi dan kedermawanan luar biasa serta diikuti sinkronisasi visi
sosial dalam keluarga Sang Dokter. Ini juga memerlukan keluasan hati dan kesabaran yang tak biasa.
sayangnya waktu tidak memungkinkan karena penulis harus menjalankan tugas mengisi satu pelatihan
perkoperasian di Hotel New Merdeka Pati.
Disamping itu, Sang Dokter juga pasti sedang sangat sibuk dengan
pasien-pasiennya yang selalu ramai,
sehingga kurang bijak kalau mengganggu. Namun, terbangun niat suatu waktu akan
kembali ke Pati untuk bisa bertemu langsung dengan beliau agar tambah ilmu dan dapat
pelajaran yang sangat berharga, khususnya tentang kebijsaksanaan hidup.
Kepenasaran itupun bertemu jawab
Awalnya tidak terfikir sama sekali untuk menyambangi
karya hebat ini. Namun, kepenasaran
atas alasan seorang kader muda koperasi mahasiswa bernama Isma memilih bermukim
di Pati, telah menjadi penuntun untuk sampai ke sini dan melakukan perjalanan
spiritual dalam waktu singkat.
Isma, seorang kader koperasi handal yang pernah menjabat Ketua Kopma
(Koperasi Mahasiswa) UIN (Universitas Islam
Negeri) Semarang, telah melakukan satu pilihan yang awalnya terkesan kurang
lazim. Melanjutkan karirnya di bidang gerakan koperasi begitu terbuka lebar
baginya , baik di tingkat lokal, regional maupun di tingkat nasional seperti
Kopindo (Koperasi Pemuda Indonesia) dan FKKMI (Forum Komunikasi Koperasi
Mahasiswa Indonesia).
Uniknya, wanita kelahiran Kabupaten Demak ini
memilih ke Pati usai menuntaskan tugasnya sebagai ketua Kopma UIN Semarang.
Bahkan, dalam proses penyelesaian tugas akhir S1-nya, tak jarang Isma bolak
balik berkendaraan roda 2 (dua) dari Pati ke Semarang yang memerlukan waktu lebih
kurang 2,5 sampai dengan 3 jam. Sebenarnya,
Isma tidak meninggalkan gerakan koperasi sepenuhnya. Isma pun terus melakukan
komunikasi dan memantau perkembangan gerapan koperasi khususnya di kalangan
pemuda melalui WAG (Whatsapp Group) lokal, regional maupun nasional. Isma hanya
merasa tertantang saat sang founding
father yayasan “Raudlotusysyubban”
( baca : dokter Khozin Hasan, Sp OT) memintanya untuk melibat dan ikut mewarnai
karya sosial visioner yang satu ini. Apalagi, ruang juang ini begitu relevan
dengan keilmuan yang Isma gelutin semasa
kuliah S1 di UIN Semarang.
Dari perbincangan santai bersama Isma, terkesan
kuat betapa inginnya dia memberi nuansa modernitas
sebuah lembaga pendidikan tanpa menghilangkan substansinya sebagai lembaga
pencetak insan-insan bertaqwa, ber-akhlak mulai, berilmu pengetahuan dan
berawawasan luas. Apalagi, Sang Dokter begitu komit terhadap kualitas
pendidikan, termasuk soal gizi, kebersihan dan kesehatan anak-anak pesantren.
Artinya, visi Sang Dokter sejalan dengan gambar besar yang ada di imajinasi
Isma tentang sebuah lembaga pendidikan.
Setelah berkunjung langsung ke lokasi dan sempat berkomunikasi
singkat dengan para orang-orang kunci di masing-masing level pendidikan (Paud
sampai Aliyah), penulis pun akhirnya bisa memahami mengapa seorang Isma merasa
begitu bersemangat untuk ikut mewarnai
ruang juang mulia yang satu ini. Disamping sebagai sebuah ruang ibadah yang
begitu luas, ini momentum strategis Isma mengaplikasikan segala bakat dan kemampuannya
yang tertempa selama di kampus dan juga Koperasi Mahasiswa. Ini pasti jalan sunyi dan penuh liku, tetapi idealisme tinggi telah membawa Isma untuk terus ber-energi
“R.Sysubban, dari Winong Meng-Indonesia”, kalimat ini pun ter-ide
untuk menjadi motto perjuangan. Hal ini tercetus saat berdialog langsung dengan kepala sekolah
aliyah di ruangan penuh piala yang menandaskan kalau sekolah ini memiliki
sederetan prestasi yang membanggakan. Motto ini diharapkan menjadi penyemangat
untuk terus melakukan yang terbaik demi mewujudnya sebuah lembaga pendiikan yang peduli akan sebuah
kualitas.
“Ini tentang sebuah generasi yang akan
mewarnai masa depan sebuah bangsa”, sebuah alasan yang sangat keren nan
inspiratif untuk seorang Isma memilih berjuang disudut Kabupaten Pati ini.
Alasan inipun sangat relevan dengan hakekat perjuangan koperasi sebagai wadah perjuangan
“membangun
orang” melalui pendidikan berkelanjutan. Akankah seorang Isma juga
mengembangkan koperasi di lingkungan Raudlotusysyubban?.
Menarik untuk mengikuti kisah perjuangan selanjutnya dari seorang Isma dan juga tentang
kedermawanan dan ketauladanan Sang Dokter Spesialis Tulang yang satu ini, dr.
Khozin Hasan Sp.OT. Semoga Allah SWT memberikan kesempatan untuk meliput kisah
lanjutan perjuangan inspiratif dari insan-insan Tuhan bertalenta unik dan
sangat luar biasa ini. Aaamiin.
Desa Tawangrejo, Kec Winong,
Kab Pati,
22 Maret 2018
Posting Komentar
.