Men-Tema-kan
Kepemimpinan
Dalam tinjauan praktis
Disampaikan pada agenda Up-Grading LOT (Leadership and Organization Traininng),
dilaksanakan oleh HIMESBANG FEB UNSOED,
di BBI Tambak Sogra, Kab. Banyumas pada Tgl 25-26 November 2017
A.
Tentang
Kepemimpinan
Setiap orang adalah
pemimpin, minimal pemimpin bagi dirinya sendiri. Hal yang membedakan satu
dengan lainnya adalah luas ruang yang dipimpinnya. Kepemimpinan juga mengenal istilah formal
dan informal . Pada ruang formal
biasanya terdapat serangkaian aturan dan tata kelembagaan yang jelas. Sementara
itu, pada ruang in-formal biasanya
berjalan alamiah sesuai perkembangan situasi dan kondisi yang ada. Dalam
tulisan kali ini, pembahasan kepemimpinan lebih fokus pada kepepmimpinan
formal.
Secara praktis, kepemimpinan itu didefenisikan
sebagai “pengaruh”. Dengan kata lain, pemimpin merupakan orang yang selalu
memberikan pengaruh kepada orang-orang yang dpimpinnya untuk selalu siap mendukung
dan memberikan support berdasarkan
kewenangan dan kemampuan terbaik nya secara
optimal bagi tercapainya visi dan misi dan arah.
Untuk itu, seorang pemimpin dituntut kreatif dalam membaca dan
menganalisa suasana; beradaptasi dengan suasana dan; memberikan pengaruh pada
suasana yang sedang berlangsung.
Oleh karena itu,
seorang pemimpin dituntut untuk selalu kreatif dalam memilih cara sehingga
terbentuk iklim kondusif bagi keterwujudan visi dan misi. Seorang pemimpin juga
harus cerdas dalam memilih kapan harus menerapkan gaya otoriter dan kapan pula menerapkan gaya demokrasi. Hal
ini mengingat bahwa situasi dan kondisi selalu berubah dan berkembang, sehingga
diperlukan fleksibilitas dalam memimpin. Singkatnya, efektivitas kepemimpinan
terlihat dari mewujudnya visi dan misi sebuah organisasi dan perusahaan. Jika
tidak, pada titik itu terjadi persoalan kepemimpinan yang serius.
B.
2 (dua)
Pandangan terhadap “Memimpin”
Dalam tinjauan bijak,
ada 2 (dua) pandangan tentang “memimpin” , yaitu; (i) sebagai kendaraan dan
(ii) sebagai beban. Pada mereka yang memandang sebagai “kendaraan”, menjadi
pemimpin identik dengan kekuasaan yang didalamnya terdapat ragam kenikmatan
materil atau im-materil.
Pemimpin jenis ini
biasanya memiliki karakter “ambisius” dan tidak jarang menjadi “oppourtunist”.
Biasanya, pemimpin jenis ini akan merebut
dan mempertahankan kekuasaan dengan
cara apapun. Alasannya sederhana, jika “kekuasaannya” hilang, maka kendaraannya
pun hilang sehingga memaksanya jalan kaki.
Berbeda dengan yang
kedua dimana kepemimpinan dipandang sebagai “beban”. Pada pemimpin jenis ini
biasanya amanah dan totalitas memperjuangkan sebuah organisasi atau perusahaan
sehingga bisa bergerak dari satu titik ke titik kemajuan tertentu. Pemimpin ini juga cenderung sangat hati-hati
dalam menggunakan kekuasaan sebab khawatir berbuat tidak adil bagi orang-orang
yang dipimpinnnya. Uniknya, pemimpin jenis ini tidak keberatan melepaskan
jabatannya, sebab lepasnya jabatan dipandang hilangnya beban berat dipundaknya.
Pertanyaan menariknya, pada jenis pandangan yang manakah
anda?.
C.
Memimpin
adalah perluasan kesempatan
Memimpin adalah
perluasan kesempatan memberi pengaruh baik bagi orang-orang yang dipimpin.
Seorang pemimpin harus bisa meng-inspirasi dan meng-energi setiap orang untuk
berbuat yang terbaik dan percaya diri melakukan apa-apa yang diyakininya. Satu
hal yang menjadi catatan, banyak potensi-potensi hebat terpaksa tidak menemukan
jalannya karena kepempimpinan yang tidak men-cerahkan dan juga tidak
men-cerdaskan. Akibatnya, potensi itu
mati dan kreativitas hebat pun terkubur. Oleh karena itu, idealnya pemimpin
bisa memahami potensi dan bakat orang-orang yang dipimpinnya dan kemudian
men-sinergikan dengan visi dan misi organisasi/perusahaan. Pada titik inilah,
kemampuan seorang pemimpin diuji dalam mengoptimalkan segala sumber daya,
termasuk orang-orang yang dipimpinnya.
Dalam tingkatan
praktek, terkadang pemimpin punya persoalan dalam “mempercayai” orang-orang
yang dipimpinnya sehingga terjebak pada instruksi-instruksi detail yang
membunuh kreativitas. Para pemimpin juga sering kurang sabar sehingga tidak
memberi kesempatan orang-orang yang dipimpinnya mengujikan kemampuannya. Kalau
hal ini terjadi, maka orang-orang yang dipimpin tidak memiliki kesempatan luas
untuk berkembang.
D.
2 (dua)
tugas utama pemimpin
Hakekat tugas
pemimpin ada 2 (dua), yaitu : (i) membangun karya dimasa kepemimpinannya dan; (ii) mencetak
pengganti/penerus yang memiliki
kemampuan bisa mempertahankan karya yang sudah ada dan lebih baik lagi bila
berkemampuan mengembangkannya. Untuk itu, seorang pemimpin tidak saja fokus
pada melahirkan karya pada masa kepemimpinannya, tetapi juga berfikir tentang keberlanjutan
dan tumbuhkembangnya karya tersebut di masa berikutnya. 2 (dua) hal ini yang men-syaratkan
seorang pemimpin harus visoner dan
berfikir luas serta memiliki kebijaksanaan bagi terbangunnya ruang-ruang
ekspresi untuk bakat dan kreativitas hebat yang melekat pada orang-orang yang
dipimpinnya.
E.
Penutup
Demikian tulisan
sederhana ini disusun sebagai pemantik bagi segenap peserta pendidikan dan
pelatihan. Semoga meng-inspirasi semangat untuk menumbuhkembangkan kualitas
kepemimpinan yang memberi ruang bagi banyak orang untuk berkembang.
Sebgai catatan akhir, seorang pemimpin harus memiliki kesabaran dalam menemukan bakat yang ada pada orang-orang yang dipimpinnya dan kemudian memberi jalan luas bagi terfasilitasinya bakat itu menuju karya-kara monumental.
Posting Komentar
.