MBAH BECAK 70 TAHUN-AN YANG MENG-INSPIRASI

Pagi itu, penulis
baru saja akan berangkat ke kantor dan sedang ikat sepatu. Istri yang duduk
disebelah dan akan melepasku ke kantor, tiba2 saja mengangkat tangannya
melambai ke arah lelaki tua yang sedang mengayuh sepeda becaknya. Mendapati
lambaian tangan, Mbah Besak pun berhenti dan langsung mendekat ke posisi kami.
Kehadirannnya pun
kami sambut dengan senyum sekalian mengulurkan tangan sambil mengucapkan “sugeng riyadi lan nyuwun pangapunten nggih”.
Beliaupun memberikan respon serupa mengingat ini masih dalam suasana idul
fitri. “Monggo Pak”, ucapku mempersilahkan masuk. Namun, dia memilih untuk duduk dilantai persis disebelahku yang sedang
melanjutkan mengikat tali sepatu. Moment itu pun kuabadikan dan sekaligus
mendukung tulisan inspirasi ini.
“Lebarannya dah
bubar apa pak?”, tanyaku. “Sebenarnya saya mau
mulai narik besak lagi senin besok, tetapi karena hari ini jum’at saya memilih
berangkat sambil nanti jumatan di mesjid Nurul Ulum (sebuah mesjid dilingkungan
Kampus Unsoed). Disana saya akan manfaatkan salam2an dengan para jam’ah sekalian
mohon maaf lahir bathin”, jawab beliau. Luar biasa mbah bacak
ini, fikirku. “Bapak sudah sarapan?”, tanyaku. “lagi mulai nyawal. mas”,
jawabnya. Rupanya mbah ini mulai melaksanakan puasa sunnah di bulan syawal yang
faedahnya diibaratkan setara dengan puasa setahun ketika juga melaksanakan
puasa ramadhan secara penuh.
Aku sungguh takjub
dengan mbah becak ini. Beliau punya cara fikir dan tindakan-tindakan diluar
kebiasaan kebanyakan tukang becak yang aku kenal. Mengayuh becak tak menjadi
alasannya untuk takut berpuasa. Mungkin, beliau berfikir puasa sebagai sumber
energi untuk lebih bertenaga dalam mengayuh becak dan sekaligus sebagai cara memperbanyak
penumpangnya. Ini sangat keren dan juga membuatku sedikit malu karena belum
mulai puasa syawal sebagaimana mbah becak itu melakukannya.

Beliau sudah tua,
tetapi sikap dan kebiasaan hidupnya nya sungguh meng-inspirasi dan layak
ditauladani. Senyum ikhlas, ramah, penampilan bersih, sergep bekerja, rajin
ibadah, meng-indikasikan bahwa beliau adalah pribadi yang soleh dan luar biasa.
Dipenghujung terbersit tanya, walau aku sudah sering berpapasan dan juga ikut
melambaikan tangan dengan mbah becak satu ini, tetapi mengapa baru hari ini mendapat cerita hebat ini?.
Dalam diam sambil
memacu kendaraan menuju kantor, akupun mencoba merenung untuk mencari hikmah. Menuliskannya
di Blog ini dan kemudian men-share nya pun kulakukan sebagai langkah pertama
wujud syukur atas pelajaran hebat yang disajikan Tuhan di jumat pagi penuh
berkah ini.
Semoga pembaca
pun terinspirasi ketika berkesempatan membaca tulisan sederhana ini. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
+ komentar + 1 komentar
Jumat barokah, monggo yang mau mulai puasa syawal mumpung belum terlambat..
Posting Komentar
.