“Kesehatan
berawal dari jamban”...hal ini yang mendorong beliau terus menyuarakan
perlunya pembangunan jamban kepada Gubernur Jawa Tengah Ginanjar. “ Bagaimana tidak mengundang keprihatinan, begitu
banyak masyarakat yang sampai hari ini belum mempunyai jamban yang layak dan
mendukung kesehatan. Perlu di catat ada 160.000 orang mati karena penyakit
menular usus spt tipus, diare, hepatitis A dll. Banyak generarasi muda yang
kena typus. Juga ada 3 juta keluarga di Jawa Tengah belum mempunyai jamban yang
sehat”, tandas beliau.
Tujuan beliau
berjuang sederhana saja , “menurunkan angka kematian dan sakit”. “Air itu bersih kecuali dikotori oleh
ketidakpunyaan jamban yg sehat dan BAB
di sembarangan”, tandas beliau tentang pentingnya
ketersediaan jamban. Beliau sangat serius memperjuangkan jamban sejak 11 tahun lalu.
Tidak jarang beliau blusukan sendiri dan mendokumentasi realitas lapangan sehingga
diperoleh kesimpulan sahih tentang buruknya kualitas jamban di masyarakat. Sebagai bagian dari keseriusan, perjuangan
nya pun di kemas dalam wujud cafe Jamban”, sebuah cafe yang
kemudian menjadi simbol perjuangan
sekaligus menandaskan pentingnya penyelesaian persoalan jamban. ini Di Cafe ini, beliau menggelar sosialisasi, edukasi dan
diskusi tentang jamban pada setiap pengunjung. Beliau memanfaatkan cafe ini sebagai media strategis
menjaring kepedulian semua lapisan masyarakat dalam urusan jamban. Singkatnya,
beliau ingin semakin banyak orang menyuarakan dan meng-edukasikan tentang
perlunya ketersediaan jamban yang layak dan sehat.
Kegigihan beliau dalam memperjuangkan jamban ini pun diapresiasi
berbagai lapisan masyarakat dan bahkan suatu waktu beliau dipanggil ke salah satu talkshow salah satu televisi swasta nasional (baca: kick andy ) untuk memaparkan apa sebenanya yang
beliau perjuangkan.

Perjuangan
tentang jamban ini juga menarik dikaji dari persepektif spirit vertikal dan
kepatuhan adab. Mereferensi dari ajaran agama yang beliau yakini, Beliau kemudian menjelaskan bahwa beberapa adab buang air besar, antara lain:
(i) Jangan dibawah pohon rimbun; (ii) Jangan di air yang mengalir; (iii) Jangan
di air yang tergenang dan; (iv) Di tempat tertutup sehingga menjaga aurat. Dengan demikian, Jamban menjadi tempat yang paling sesuai untuk tempat membuang air
besar, baik untuk kepentingan kesehatan diri dan lingkungan maupun dari
perspektif adab .
Dalam bidang kesehatan, saat ini beliau dan timnya pun sedang giat merancang system IT yang akan membantu masyarakat dalam melakukan diagnosa penyakit yang dia derita secara mandiri. Bahkan, IT ini ditargetkan bisa menjelaskan langkah-langkah pencegahan sehingga sang pasien tidak datang ke dokter berulang-ulang dengan keluhan serupa Kehadiran IT ini diharapkan bisa menjadi alat edukasi pelengkap selain dari dokter .
Sebuah
pertemuan yang sunggu diluar dugaan dan tidak terencana sebelumnya. Berkat Om
Herry, salah satu anggota rombongan “pejuang
muda koperas Purwokerto” yang sedang bertolak ke Semarang, perjumpaan ini
pun berlangsung di rumah beliau di sekitar kalipancur, Semarang Barat. Sambutan
hangat dr Budi dan keluarga sungguh mencerminkan kepribadian ber-kepedulian
yang sudah menubuh secara akud. So Inspiring....
Semarang, 30 Maret
2016
Link dr. Budi Laksono :
www.budihusada.org
https://youtu.be/oOHbqY2UpBs
Posting Komentar
.