TUMBUH BERSAMA TEMAN
Pengantar
Alhamdulillah, tulisan ini dimuat dalam Majalah Azkiyah yang diterbitkan oleh Sekolah Al-Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto, Edisi Januari 2016. Semoga penyajian dalam blog ini memperluas dan mentangkan kebaikan sehingga kita semua mendapat hikmah dari tulisan sederhana ini. Amin
Ketika
Persepsi Diri Tergantung siapa temanmu
Hakekat manusia adalah
makhluk sosial yang artinya manusia tidak bisa hidup sendirian. Manusia
membutuhkan kehadiran orang lain dalam hidupnya, termasuk kehadiran seorang
teman. Dengan memiliki teman, tidak saja terhindar dari perasaan kesepian, tetapi
juga mendatangkan perasaan nyaman, kuat
dan damai.
Satu hal yang menjadi
catatan penting, Interaksi yang berlangsung di keseharian pertemanan pun memberikan
pengaruh yang bisa positif dan juga bisa
negatif. Hal ini sangat tergantung dari hal-hal yang hadir sepanjang perteman
dan dipengaruhi oleh sifat, sikap dan budaya orang-orang yang terlibat dalam
pertemanan itu sendiri. Oleh karena itu, tidak berlebihan berkesimpulan bahwa sebuah pertemanan ikut
berpangaruh pada pertumbuhan sifat dan
karakter seseorang. Untuk itu, pintar dan jeli memilih teman
menjadi sangat penting agar pertemanan berdampak positif dan mendatangkan
pengaruh baik bagi diri. Sebab, pada siapa seseroang berteman juga ikut
mempengaruhi persespi orang lain terhadap dirinya. Hal ini sejalan dengan tulisan di salah satu lembar
kalender Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto esdisi 2016 yang mengutip kalimat
Sahabat Rasululloh SAW, Umar Bin Khattab
ra “Barang
siapa yang masuk tempat/komunitas yang buruk, ia akan tertuduh menjadi bagian
dari keburukan itu” Kalimat bijak ini berpesan bagaimana kita harus berhati-hati
dalam memilih teman sehingga tidak terjebak pada pergaulan kurang baik yang berpotensi
membuat kita tertuduh kurang baik
walau belum tentu kita melakukan keburukan.
Untuk itu, berteman
dengan orang sholeh/sholeha menjadi pilihan yang terbaik sebagaimana
dinasehatkan oleh Ibnu Al Qayyim Al Jauziyyah Rahimahullah, “Berada
bersama orang-orang yang sholeh, akan merubah enam sifat burukmu menjadi sifat
yang baik : (i) Dari ragu-ragu menjadi yakin; (ii) Dari riya menjadi ikhlas;
(iii) Dari lalai menjadi ingat; (iii) Dari terlalu cinta terhadap dunia menjadi
cinta terhadap akhirat; (iv) Jadi sombong menjadi rendah hati dan; (v) Dari
keinginan berbuat jahat pada orang lain menjadi suka memberi dan menasehati”.
(dikutip dari salah satu lembar kalender AL Irsyad AL Islamiyyah Edisi 2016)
Mendeteksi
Muasal dan Motif Pertemanan
Banyak hal yang menjadi
inspirasi lahirnya sebuah pertemanan, seperti
kesamaan karakter, kesesuaian kebiasaan, hobby, kesesuaian cita-cita, kesamaan
agama, kesamaan sekolah, kesamaan lokasi tempat tinggal, kesamaan organisasi
dan lain sebagainya. Ditinjau dariprosesnya,
terbentuknya pertemanan itu ada yang alamiah oleh suatu keadaan dan
sebagian lainnya memang sengaja dibentuk dengan maksud-maksud tertentu. Lihatlah bagaimana pertemanan diantara para orang
tua/wali murid siswa/i Al Irsyad yang
sebagian besar bermula sejak menyekolahkan putera/i mereka di Al-Irsyad. Lihat
pula bagaimana pertemanan diantara para pencinta olahraga yang terbentuk karena kesamaan hobby. Bahkan, untuk
melanggengkan pertemanan itu, mereka
membentuk semacam komunitas dan organisasi yang kemudian dilengkapi
dengan simbol-simbol yang menggambarkan ciri khas yang mempersatukan. Kesamaan
cita-cita juga bisa menjadi inspirasi pertemanan. Kita bisa melihat dan belajar
dari terselenggaranya aksi 212, dimana agama telah menjadi inspirasi petemanan, persaudaraan dan bahkan persatuan.
Sementara itu, motif atau hal yang menjadi alasan atau
tujuan pertemanan juga begitu beragam. Adalah fitrah manusia tidak terpisahkan
dengan “motif “ dalam setiap melakukan sesuatu, termasuk dalam berteman. Motif
itu bisa berorientasi horizontal atau vertikal, juga bisa berorientasi materil atau im-materil.
Semua tergantung pada situasi dan kondisi terbentuk dan berjalannya sebuah
pertemanan. Sementara itu, dalam tinjauan waktu, pertemanan bisa berlangsung
singkat dan juga bisa langgeng, yang kesemuanya tergantung pada tertemukannya
rasa nyaman dalam pertemanan itu. Pada
mereka yang berteman karena kepentingan tertentu, akan memilih hengkang saat
tidak lagi menemukan apa yang menjadi kepentingannya. Hal berbeda pada teman
yang memiliki karakter setia dimana pertemanan cendereung langgeng dan perjalanannya bisa melahirkan manfaat-manfaat luas, baik
bagi dirinya maupun bagi lingkungannya.
Menakar
Makna dan Manfaat Pertemanan
Pertemanan adalah
tentang interaksi di antara satu insan dengan insan lainnya. Dinamikanya berisi
ragam tema dan berupa aksi yang selanjutnya membentuk jejak pertemanan. Untuk
itu, idealnya sebuah pertemanan menjadi inspirasi kebaikan dan memotivasi diri
untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Berikut dijelaskan
beberapa makna yang seharusnya hadir dalam sebuah pertemanan, antara lain :
1. Teman bermain. Bermain adalah
mengisi waktu- kosong atau senggang bersama teman-teman. Teman bermain haruslah
mendatangkan kenyamanan dan rasa aman sehingga hadir ketentraman bathin saat bersama menjalani
waktu-waktu kosong atau senggang.
2. Mempererat persaudaraan. Pertemanan yang akrab
akan melahirkan rasa persaudaraan yang erat dan menimbulkan kepedulian satu
sama lain, seperti menjenguk saat sakit, menolong saat butuh bantuan dan lain
sebagainya.
3. Saling menyemangati. Pertemanan haruslah saling menyemangati dan bukan saling
melemahkan. Pada saat salah satu sedang kehilangan semangat maka teman lainnya mengambil
inisiatif untuk menyemangati.
4. Berbagi cerita. Berbagi cerita adalah
bentuk ekspresi. Dalam banyak hal. Berbagi cerita bisa mengurangi beban psichologi atas sebuah persoalan yang
sedang dihadapi. Lewat berbagi cerita, terkadang kita memperoleh reaksi yang justru
menjadi inspirasi solusi yang tidak terfikirkan sama sekali sebelumnya. Berbagi cerita juga merupakan bagian dari
cara memupuk percaya diri sebab reaksi dan apresiasi yang muncul dari teman
bisa semakin menguatkan niat untuk mengulangi hal-hal baik yang
diceritakan.
5. Belajar bersama. Pertemanan adalah media
yang baik untuk saling belajar satu sama lain. Kita bisa belajar dari
kebiasaan-kebisaan seorang teman,
capaian atau prestasi yang ditorehkan seorang teman, pandangan-pandangan
seorang teman atas sesuatu hal dan lain sebagainya. Demikian lah pertemanan
bisa menjadi inspirasi untuk menjadi pribadi untuk tumbuh lebih baik.
6. Saling mengingatkan. Teman yang baik
bukanlah teman yang hanya mau memuji, tetapi juga mau mengingatkan ketika kita
keliru atau melakukan sebuah kesalahan. Dalam pertemanan semacam ini, maka kita
akan terhindar dari hal-hal kurang baik.
7. Bertukar fikiran dan
pengalaman. Teman adalah tempat kita bertukar fikiran dan juga pengalaman. Terkadang
kita memerlukan sudut pandang lain sebelum memutuskan sesuatu. Bahkan,
terkadang apa yang akan kita lakukan sesungguhnya sudah pernah dilakukan oleh
temen di sebelumnya. Dengan bertukar pengalaman, kita terhindar melakukan
kekeliruan serupa atau mengulang kekeliruan yang pernah dilakukan seorang
teman.
8. dan lain sebagainya.
Penghujung
Bernada Kesimpulan
Berteman merupakan satu
kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk sosial. Dengan berteman, bukan saja
terhindar dari perasaan kesepian, tetapi juga berpotensi melahirkan
manfaat-manfaat yang begitu luas. Oleh karena itu, cerdas dan jeli memilih
teman menjadi kunci penting untuk diperhatikan agar pertemanan mendatangkan
makna-makna positif. Hal ini tidak berarti memilih-milih dalam berteman atau
membatasi pergaulan, tetapi juga bentuk edukasi yang baik bagi mereka yang
tidak memiliki teman dikarenakan sifat dan karakter buruknya sehingga dijauhi.
Oleh karena itu, dalam
membangun sebuah pertemanan, hadirkanlah nilai-nilai kebaikan, sehingga
pertemanan akan memberikan dampak positif yang mendorong pertumbuhan sifat dan
karakter menjadi lebih soleh atau solehah. Dengan demikian, pertemanan pun akan
mengandung nilai ibadah yang mempertinggi kemuliaan dihadapan Allah AWT. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
Posting Komentar
.