URUN REMBUG :
AKSELERASI KUD-KUD DI LINGKUNGAN JAWA
TENGAH MELALUI PELIBATAN KAUM MUDA
A. 2 (dua) Stimulan Sebagai Pemantik Spirit

Inti Tema
besar yang dibahas kali ini adalah akselerasi pertumbuhan dan perkembangan KUD
di lingkungan Jawa Tengah. Gagasan ini diinspirasi oleh realitas banyak
KUD yang berwajah suram di era reformasi sekarang ini. Perubahan regulasi yang
mempretesi berbagai fasilitas pemerintah telah membuat KUD seperti kehilangan
gairah. Pertemuan kali ini juga merupakan tindaklanjut dari diskusi sebelumnya
di Purwokerto yang dihadiri oleh Bapak Jazeri dari Puskud Jawa Tengah dan Pak
Bima selaku Kabid Koperasi Dinkop & UMKM Jateng dan para punggawa Kopkun Institute.
Bapak
Tommi Andi Wadana mengawali presentasinya dengan penyampaian komitmen besar
Yayasan Damandiri yang saat ini di pimpin oleh Bapak Subjiakto Tjakrawerdaja
(Mantan Menkop), untuk mendorong laju tumbuh koperasi di tanah air, termasuk di
Jawa Tengah. Salah satu program yang
akan didorong adalah usaha retail koperasi melalui pola modernisasi
pengelolaan dalam arti luas yang lekat dengan empowering (pemberdayaan). Tokoh yang satu ini juga memiliki
record yang mentereng di bidang bisnis retail dan mengerti tentang bagaimana
detail bisnis retail. me-referensi pada sebuah
tulisan kontemplatif, Pak Tommy menyampaikan, “Minimarket modern tampaknya menyiapkan diri dan menyamarkan diri agar
tidak diketahui sebagai sebuah gerakan besar”. Cuplikan tersebut seolah me-refresentasikan
realitas saat ini. Sementara itu, realitas kekinian retail atau toko koperasi
cenderung kurang berkembang dan bahkan tidak sedikit yang tutup. Hal ini lah yang menginspirasi Yayasan Damandiri
untuk melibatkan diri dalam pencarian solusi atas ragam persoalan dan sekaligus
membangun harapan baru bagi koperasi. Dalam spirit programnya, Yayasan Damandiri
juga akan menyentuh sampai ke akar rumput (pelaku umkm di sektor retail).
Mereka memikirkan personal career
dimana para pedagang/pemilik toko akan diberi pinjaman modal yang bersifat
edukatif dan motivasional sehingga usahanya bisa
berjalan dengan baik dan mensejahterakan dirinya.
Sementara
itu, Bapak Bima dalam presentasinya menguatkan hal-hal yang disampaikan Pak
Tommi. Beliau juga men-sosialisasikan tentang adanya program besar di bidang
pangan (khususnya perberasan) yang bertajuk BUMR (Badan Usaha Milik Rakyat).
Hal ini sangat relevan dengan ketahanan pangan dimana KUD-KUD sudah cukup berpengalaman
khususnya dalam urusan gabah dan beras. Untuk itu, Pak Bima berharap BUMR ini
bisa menjadi stimulan dan sekaligus akselerator bagi bangkitnya kembali semangat KUD untuk
memikirkan nasib anggotanya, khususnya yang berprofesi sebagai petani padi.
Sementara itu, secara makro hal ini akan mendorong lompatan kontribusi KUD
dalam urusan ketahanan pangan. Di penghujung sambutan dan arahannya, Pak Bima
sukses menyemangati segenap KUD yang hadir dimana mereka bertekad untuk
memperbaiki kualitas pengelolaan pertanian dan juga nasib para petani yang nota bene adalah anggota KUD.
Sebagai
Ketua Akrindo Jawa Tengah, Pak Walid menyampaikan komitmennya untuk menyambut
baik program Yayasan Damandiri kaitannya dengan pengembangan bisnis retail
koperasi. Dihadapan peserta rapat, beliau juga menyampaikan komitmennya
mendorong percepatan implementasi program ini agar bisnis retail koperasi
mengalami kemajuan pesat dan lebih mensejehtareakan para anggota dan masyarakat
sekitar. Beliau juga menyampaikan
oleh-oleh hasil kunjungan ke Malaysia dan Singapure, yaitu adanya peluang
kerjasama antar koperasi. “Ada 4 (empat)
yang ingin dikerjasamakan dengan malaysia dalam kontek antar koperasi, yaitu
(i) Peluang kerjasama pengolahan singkong; (ii) fasilitas pengadaan tenaga kerja
indonesia mulai dari pelatihan, pengiriman, salary dan lain sebagainya; (iii)
membangun hospital islam dan; (iv) home stay”.
B. Kaum muda dan Pengembangan KUD-KUD di
Lingkungan Jawa Tengah
Dengan
suara menggelegar, Mas Firdaus memulai testimoninya tentang tekadnya sebagai
anak
muda menjeburkan diri dalam koperasi. Tentu, gaya ini membuat suasana
ruangan menjadi sangat berbeda dimana
99% peserta berasal dari generasi
senior. Selaku Direktur Kopkun Institute
mencoba mendapatkan gambaran peta realitas dari KUD-KUD yang dihadirkan Puskud pada
pertemuan ini melalui 5 (lima)
pertanyaan yang dijawab ke dalam selembar kertas, yaitu ; (i) Apa mimpi bapak?;
(ii) Butuh berapa mimpi itu terwujud?; (iii) Apa sulitnya mewujudkan mimpi itu?;
(iv) Sudah berapa kali bapak mengikuti forum seperti ini? Dan; (v) Mengapa
bapak masih mau menjadi pengurus?. Setelah jawaban terkumpul, beliau
berkomitmen akan menyajikan hasil analisis dari jawaban-jawaban
yang diberikan oleh audiens.
Sementara
itu, Bapak M.Arsad Dalimunte memulai presesntasinya dengan menyampaikan core problem atas kondisi koperasi yang belum berkembang
pada “orang-orang di dalamnya”. Jadi, tidak perlu mencari kambing
hitam untuk membenarkan setiap keadaan yang kurang menggembirakan. Alasannya
sederhana, koperasi itu kumpulan orang
yang tumbuhkembangnya sangat tergantung seberapa jauh mampu membangun
kolektivitasnya memproduksi manfaat. Untuk itu, koperasi harus berisi
orang-orang yang memiliki keyakinan bahwa kebersamaan akan
membawa pada kemanfaatan yang tidak terbatas. Untuk itu, koperasi harus
menyelenggarakan pendidikan sebagai gerbang pembangunan keyakinan dan
kesadaran. Sementara itu, dalam mewujudkan visi besarnya KUD-KUD disarankan
untuk menerapkan formula “kombinasi tua-muda”. Dalam hal ini,
para orang tua berfungsi sebagai simbol kepercayaan anggota &refresentasi
demokrasi organisasi dan anak muda sebagai refresentasi dari
kreativitas kekinian sehingga membuat koperasi menjadi sesuatu yang attractive.
C. Gayung Bersambut
Peserta
Rapat mengapresiasi dan juga mendukung aplikasi formula tua-muda di lingkungan
KUD-KUD Prop Jawa Tengah. Untuk itu, akan diadakan tindaklanjut dimana KUD-KUD
akan mengirimkan 2 (dua) orang kader-kader terbaiknya untuk diberikan treatmen
pendahuluan yang pelaksanaannya di pusatkan di Kopkun Institute
Purwokerto. Dalam skema awalnya, para kader-kader KUD ini akan diberikan
tentang; (i) filosopi dan spirit
perjuangan koperasi; (ii) reposisi mindset berkoperasi dan; (iii) meng-create
dan mengelola manajemen perubahan. Semoga ini awal yang efektif dalam membentuk
rangkaian sebuah perubahan revolusioner tata kelola organisasi dan perusahaan
KUD-KUD di lingkungan Jawa Tengah.
Revitaliasi
KUD-KUD di Jawa Tengah ini akan
melibatkan banyak pihak yang bekerja paralel dan terintegrasi dimana; (i) Kopkun
Institute akan fokus pada asistensi penyusunan prototype, penguatan kapasitas
kelembagaan; dan pemberdayaan, (ii) Yayasan Damandiri & Akrindo Jawa Tengah
akan fokus pada pengembangan bisnis retail dan; (iii) BUMR akan fokus pada
akselerasi perbaikan tata kelola pertanian dan perbaikan nasib petani (anggota
KUD). Distribusi peran yang ter-Integrasi ini diyakini akan melahirkan efek
yang keren bagi lahirnya iklim baru dalam keseharian KUD-KUD khususnya di
wilayah Propinsi Jawa Tengah.
Posting Komentar
.