STRATEGI UMKM MEMBANGUN JARINGAN BISNIS & KEMITRAAN
Disampaikan
pada diskusi UMKM yang di selenggarakan oleh “Badan Pemberdayaan Masyarakat,
Perempuan dan Keluarga Berencana Kab.Banyumas”, 10 Nopember 2016
A. Pendahuluan
Bisnis
sangat dipengaruhi oleh luas dan kualitas sebuah jaringan. Lewat jaringan, para
pebisnis bisa saling menyapa, saling berbagi informasi, saling berbagi
kepentingan dan lain sebagainya. Intinya, berjejaring adalah cara yang sanat
strategis untuk bisa bertahan dan juga berkembang. Untuk itu, seorang pebisnis
harus membangun komunikasi kepada semua pihak sehingga terbagun jejaring yang
terus tumbuh dan berkembang. Lewat komunikasi yang intensif akan diperoleh
banyak hal yang bisa mempercepat tumbuhkembangnya sebuah bisnis.
“Setiap
orang memiliki potensi yang mungkin dikerjasamakan”, setidaknya itulah
prinsip yang perlu ditanamkan pada seorang pebisnis dalam membangun jaringan.
Mungkin saja hari ini hanya sebatas berkenalan, tetapi setelah melalui
komunikasi intensif bisa saja menemukan satu
titik kesesuaian atau tema yang mungkin dikerjasamakan dalam
semangat saling mendukung (mutual partnership).
B.
Mendeteksi Manfaat Berjejaring
Untuk
membangun pemahaman dan mendatangkan keyakinan serta kemauan untuk membangun
jejaring, berikut disajikan beberapa manfaat dari berjejaring :
1.
Sarana meningkatkan pengetahuan. Lewat
berjejaring, antar pelaku usaha bisa saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Lewat berbagi pengetahuan, akan didapat informasi-informasi penting yang bisa
memperbaiki pola pengelolaan bisnis ke arah yang lebih baik. Berbagi pengalaman
satu sama lain juga akan didapati kisah sukses atau gagal yang bisa menjadi inspirasi dalam menjalankan
bisnis.
2.
Sarana sharing informasi. Lewat jejaring dimungikinkan akan berbagi
informasi satu dengan lainnya yang memiliki relevansi terhadap usaha yang
dijalankan. Bahkan, lewat jejaring bisa diperoleh informasi tentang peluang,
ancaman, kecenderungan (trend) bisnis
yang dijalankan atau bisnis lainnya.
3.
Sarana promosi.
Berjejaring adalah media srategis untuk mem-promote usaha yang dijalankan.
Lewat jejaring sangat di mungkinkan satu sama lain saling mem-promote usaha ke
jaringan lainnya, karena faktanya setiap orang punya jaringan-jaringan yang
sudah terbangun sebelumnya.
4.
Sarana awal pembentukan kemitraan
mutualisme. Berjejaring juga berfungsi untuk saling mengenal
satu sama lain dan saling mengabarkan
potensi atau bakat. Pada tingkat intensitas komunikasi tertentu berpeluang melahirkan
kemitraan saling menguntungkan dan saling memperkuat.
5.
Meningkatkan daya dukung.
Hubungan yang baik dengan banyak orang melalui pembangunan akan mendatangkan
keberpihakan atau daya dukung atas apa yang dikerjakan. Hal ini tidak saja
berperan dalam mengamankan usaha yang dijalankan, tetapi juga meminimalisir
potensi gangguan dan ancaman yang terlalu merepotkan bila dihadapi
sendirian.
C. Tips Membangun Jaringan
Membangun
jaringan berawal dari komunikasi dan hal ini memerlukan strategi jitu sehingga terbentuk
jaringan yang mendatangkan manfaat luas. Dalam rangka membangun jaringan
tersebut, berikut disajikan beberapa tips sederhana :
1.
Persiapkan
diri. Terbentuknya jaringan selalu berawal dari komunikasi yang
nyaman dan hal ini sangat dipengaruhi oleh karakter. Beberapa karakter yang perlu
dimiliki dan sangat mendukung dalam membangun komunikasi/jaringan dijelaskan
berikut ini:
a.
Karakter rendah hati.
Capaian bukanlah alat kesombongan diri, tetapi justru sebagai media untuk
membangun kerendahan hati. Orang yang memiliki karakter rendah hati berpeluang
besar berkomunikasi pada berbagai pihak.
b.
karakter pembelajar. Seorang
pembelajar memiliki sikap terbuka
dalam menerima hal-hal baru dari siapapun. Kemauan bertanya bukan saja tentang
ketulusan mau belajar, tetapi juga wujud menghargai karya dan capaian orang
lain. Hal ini juga wujud kebijaksanaan diri dimana setiap orang memiliki
perspektif tersendiri atas sebuah hal. Disamping itu, rajin bertanya membuat
pengetahuan menjadi lebih luas.
c.
Penjiwaan. Penjiwaan
lahir dari kejujuran dan ketulusan. Komunikasi yang dilandasi kejujuran dan
ketulusan akan melahirkan penjiwaan setiap yang dikatakan dan juga dilakukan. Dalam
banyak situasi, tidak sedikit pelaku bisnis yang tidak menjiwai saat
berkomunikasi pada berbagai pihak. Aura kepentingan pragmatis lebih dominan
daripada penjiwaan.
d.
Positioning yang tepat.
Berdasarkan pengalaman lapangan, banyak yang gagal membangun jaringan karena melakukan
kesalahan awal dalam memposisikan diri di komunikasi pertama kali. Akibatnya, muncul
sikap penolakan atau keengganan lawan bicara untuk melanjutkan komunikasi. Bahkan,
tak jarang seorang pebisnis terjebak agar terlihat hebat sehingga mem-branding
diri dan usahanya melebihi nyatanya.
2.
Persiapan
Karya. Sebagai pelaku usaha, wujud karya adalah identitas
diri, sebab karya merupakan simbol kegigihan berjuang dan ketekunan berproses.
Oleh karena itu, semakin banyak karya maka semakin kuat pula identitas diri
tersebut. Karya juga merupakan sumber tumbuhnya kepercayaan dari orang lain.
Oleh karena itu, bangunlah karya dan jadikan sebagai jembatan strategis dalam
membangun dan atau mengembangkan komunikasi dan jaringan.
3.
Orientasi
Jaringan (umum dan khusus). Dalam rangka menumbuhkembangkan
jaringan, orientasi yang dibangun tidak selalu harus berhubungan langsung
dengan bisnis yang sedang dijalankan. Seorang
pebisnis perlu mengembangkan jaringan komunikasi pada siapapun atau pelaku
usaha manapun. Tidak ada yang percuma dari bangunan komunikasi sebab
diprosesnya terdapat manfaat yang begitu luas.
Mungkin saat ini belum memperoleh manfaat langsung dari sebuah jaringan,
tetapi bisa jadi suatu waktu akan tertemukan makna yang tidak diduga
sebelumnya. Sementara itu, membangun jaringan khusus juga perlu
dikembangkan dalam arti behubungan langsung dengan bisnis yang sedang
dikerjakan, sebab hubungan specifik
semacam ini biasanya lebih cepat terbangun kesesuaian karena kesamaan aktivitas
bisnis yang dijalankan.
4.
dan
lain sebagainya.
D. Maintenance (memelihara) Jaringan
Maintenance
(memelihara) jaringan tidak lebih mudah dari pada
membangun jaringan. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya sadar memelihara
jaringan mulai dari sekedar menyapa sampai dengan bersama-sama mengembangkan
gagasan bagi peningkatan nilai tambah dari sebuah jaringan. Dengan demikian, semua yang terlibat merasa
perlu menjaga jaringan karena tetap ingin memperoleh manfaat. Pada titik inilah
energi terpersatukan dan kemudian melahirkan parasaan ke-kita-an.
E. Kemitraan
Kemitraan
atau kerjasama lahir dari adanya “saling percaya”. Oleh karena itu,
jangan sesekali melakukan hal-hal yang sekiranya berpotensi memudarkan dan
bahkan menghilangkan kepercayaan orang lain. Dalam bahasa yang lebih tegas,
kehilangan kepercayaan adalah jalan kematian usaha. Sebagai ilustrasi, ketika
beberapa kali suplier di kecewakan, maka mereka suatu saat akan berhenti
memasok. Ada beberapa hal yang menjadi
catatan kaitannya pembangunan kemitraan, yaitu:
1.
Semangat berbagi. Bermitra
identik dengan berbagi, mulai berbagi peran, tanggungjawab, resiko sampai
dengan berbagi hasil. Sebagai catatan, banyak
kemitraan yang hancur di tengah jalan karena timbulnya persoalan dalam urusan
“bagi-bagi” dimana satu sama lain merasa kecewa. Oleh karena itu, bermitra dalam
bisnis tidak saja persoalan materi tetapi juga suasana kebathinan dari
setiap orang yang terlibat kerjasama harus
senantiasa terjaga sehingga kenyamanan dan kepercayaan satu sama lain tetap
terpelihara.
2.
Nilai Tambah.
“nilai tambah” adalah kunci membangun dan menjaga kemitraan. Artinya, sebuah
kemitraan harus mengandung harapan yang berpeluang untuk di capai. Oleh karena
itu, rancanglah “nilai tambah” sehingga mendatangkan ketertarikan banyak pihak
untuk bergabung.
3.
Keamanan lebih penting dari kenyamanan. Semua
orang menginginkan kenyamanan (baca: keuntungan), namun orang lebih
mementingkan kemananan dalam arti kerjasama yang dijalankan tidak berpotensi menimbulkan
persoalan atau kerugian dikemudian hari.
4.
Kontinuitas.
Kontinuitas yang dimaksudkan adalah konsisten, baik dalam sikap maupun
tindakan. In-konsistensi sering
mendatangkan keresahan bagi mitra sehingga mungurangi kenyamanan kerjasama dan
bahkan berpotensi ber-akhirnya sebuah kerjasama.
5.
Taat kualitas. Mempertahankan
kualitas harus menjadi komitmen setiap pebisnis. Bahkan, seorang pebisnis perlu
mengkomunikasikan bila terjadi perubahan kualitas dikarenakan sesuatu hal. Hal
ini dimaksudkan untuk menghindari timbulnya persepsi buruk yang berpotensi
menghilangkan kepercayaan.
6.
Dan lain sebagainya.
F. Penutup
Kebanyakan
orang memandang bisnis tentang putaran uang. Walau pandangan itu
tidak salah, namun sepertinya lebih menarik memaknai bisnis sebagai media untuk
membangun “nilai tambah” lewat kreativitas yang terus di asah dan
dikembangkan, baik sendiri maupun lewat bermitra atau berjejaring. Pada
kreativitas tidak terbatas (terus tumbuh dan berkembang), maka uang pun otomatis
mengikuti. Oleh karena itu, bangunlah jaringan bisnis dimana pencarian dan
pengembangan ide atau gagasan terus dilakukan.
Disamping itu, bentuklah penyatuan energi dan sumber daya dalam semangat
kolektivitas sehingga terbentuk lompatan karya dengan capaian yang lebih membahagiakan.
Demikian
tulisan sederhana ini disampaikan sebagai pemantik lahirnya gagasan-gagasan baru
dalam mengembangkan sebuah bisnis, khususnya di lingkungan pelaku UMKM
Kabupaten Banyumas. Amin.
Posting Komentar
.