NILAI STRATEGIS KOPERASI DALAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN | ARSAD CORNER

NILAI STRATEGIS KOPERASI DALAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

Senin, 14 November 20161komentar

NILAI STRATEGIS  KOPERASI
DALAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

Disampaikan pada agenda “Inovasi Dalam Kewirausahaan” 
yang digelar oleh Fisip, Unsoed Purwokerto, 15 Nopember 2016

A. Memakna Koperasi Sebagai Kumpulan Orang
Koperasi merupakan kumpulan orang yang concern membangun kapasitas orang-orang yang terlibat didalamnya. Koperasi adalah kumpulan orang yang menyadari bahwa dalam dirinya terdapat keterbatasan ketika melakukan segala sesuatunya sendirian. Kesadaran itu selanjutnya membimbing keyakinan bahwa kerjasama lewat berkoperasi merupakan jalan strategis untuk bisa melakukan banyak hal produktif yang sulit dilakukan kalau hanya sendirian. Pada kumpulan orang-orang tersebut kemudian terbangun saling percaya dan kemauan menyatukan energi dan sumber daya dalam rangka menolong diri mereka sendiri (self help). Pada titik ini kemudian akan terbangun sinergitas produktif yang berujung pada
peningkatan kesejahteraan dalam arti luas.

Pada alinea sebelumnya disebutkan bahwa concern koperasi adalah membangun kapasitas orang. Untuk tujuan itu, koperasi menyelenggarakan pendidikan yang dipola sedemikian rupa sehingga menemukan titik efektivitasnya. Secara umum, pendidikan koperasi minimal dimaksudkan untuk mewujudkan 2 (dua) hal berikut ini, yaitu : (i) membangun pemahaman dan persepsi serupa tentang apa, mengapa dan bagaimana ber-koperasi; (ii) memberikan pencerahan bagaimana “bijaksana dalam menggunakan pendapatan” dan “bagaimana cara meningkatkan pendapatan”. Hal-hal lain yang perlu di edukasikan antara lain perlunya kesetiakawanan dan betap perlunya  kepedulian/solidaritas untuk menghadirkan kehidupan sosial yang lebih baik. Banyak tema lainnya yang mungkin di didikkan koperasi kepada anggotanya dalam tujuan penigkatan kapasitas.   

Dengan terbangunnya kapasitas orang-orang didalamnya, maka diharapkan menjadi pemantik lahirnya ide-ide cerdas yang berorientasi kelahiran aksi-aksi produktif yang berujung pada kesejahteraan. Sebagai catatan penting, kesejahteraan sebagai tujuan diwujudkan tidak saja melalui perusahaan koperasi, tetapi melalui insan-insan koperasi itu sendiri yang telah mengalami perubahan cara hidup pasca dididik oleh koperasinya. Di sinilah letak keunikan dan sekaligus pembeda koperasi dengan badan usaha lainnya dimana.  kerjasama yang didalamnya terdapat distribusi peran menjadi “ruh”. Untuk itu, semua orang yang terlibat dituntut untuk berpartisipasi sesuai porsinya, sebab jika “tidak” hanya akan menjadi beban bagi yang bergerak. Nalar inilah yang kemudian menempatkan koperasi sebagai organisasi pemberdayaan yang menggerakkan dari satu titik ke titik yang lebih baik dan lebih berpengharapan.   


B. Memakna Perusahaan Koperasi
Secara defenisi, koperasi itu kumpulan orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya melalui perusahaan yang mereka miliki bersama dan mereka kendalikan secara demokatis. Mereferensi defenisi tersebut, perusahaan koperasi berposisi sebagai alat dan bukan tujuan. Hal ini mempertegas koperasi menempatkan asset terbesarnya pada kumpulan orang dan menempatkan “uang” sebagai alat bantu dan bukan penentu. Dengan kata lain, koperasi itu bukan kumpulan uang, tetapi kumpulan orang-orang yang berkomitmen menggalang kerjasama dalam suasana saling percaya untuk lebih men-sejahterakan semuanya .Sebagai sebuah catatan, sebagian orang masih terjebak ber-persepsi bahwa ber-koperasi itu hanya bagi mereka yang memiliki uang. Walau tidak sepenuhnya salah, nalar idealnya adalah karena berkoperasi orang akan menjadi punya uang. Caranya?.

Koperasi bukanlah lembaga charity atau donasi, tetapi koperasi merupakan alat perjuangan membangun kemandirian berbasis kolektivitas. Lewat koperasi, setiap orang yang terlibat dibangunkan kesadarannya bahwa nasib atau masa depan ditentukan oleh diri sendiri dan bukan bergantung pada siapapun. Untuk itu, lewat pendidikan yang digelar koperasi, setiap orang diharapkan merubah caranya dalam membangun kemartabatan ekonomi secara sadar dan disertai tanggungjawab tinggi. Jadi, pendidikan-lah senjata terbaik koperasi dalam membuat anggotanya menjadi memiliki uang. 

Sementara itu, kelahiran jenis-jenis aktivitas produktif yang berjalan diatas payung perusahaan koperasi, sangat ditentukan oleh aspirasi dan kebutuhan yang berkembang di kalangan anggota. Dengan kata lain, setiap aktivitas produktif yang dijalankan koperasi merupakan refresentasi aspirasi dan kebutuhan mayoritas anggotanya. Untuk itu, setiap kelahiran aktivitas produktif koperasi harus melalui proses musyawarah untuk mencapai mufakat. Proses semacam ini tidak saja dimaksudkan hanya untuk mengambil keputusan, tetapi juga sekaligus membangun tanggungjawab dan ikatan emosional setiap orang terhadap tumbuhkembangnya setiap aktivitas yang dijalankan koperasi. Inilah makna yang terkandung dalam slogan koperasi yang sering diperdengarkan,” dari, untuk dan oleh anggota”. 


C. Mengenal isitilah “azas subsidiari
Perusahaan koperasi itu bisa menyelenggarakan usaha apa saja sepanjang tidak bertentangan dengan hukum dan norma yang berlaku. Oleh karena itu, koperasi sesungguhnya memiliki ruang gerak produktif yang sangat terbuka. Namun demikian, mendasarkan pada kebutuhan dan aspirasi mayoritas anggota adalah referensi yang paling ideal. Sebab, usaha-usaha koperasi yang lahir hanya berdasarkan peluang dimana nilai kepentingan anggotanya minim, sangat beresiko dalam hal eksistensi dan keberlanjutannya. Disamping itu, dalam merumuskan jenis-jenis aktivitas produktif perusahaan koperasi, sebaiknya memperhatikan apa yang disebut dengan “azas subsidiari”. Azas subsidiari menekankan 2 (dua) hal penting, yaitu : (i) apa-apa yang bisa dikerjakan anggota sebaiknya tidak dikerjakan koperasi dan: (ii) apa-apa yang tidak bisa dikerjakan anggota, maka itulah yang sebaiknya di kerjakan oleh koperasi.

Kalau diresapi secara mendalam, azas subsidiari mengandung pesan bijak dan semangat kebersamaan luar biasa, yang antara lain : (i) apa yang dikerjakan anggota tidak akan bertabrakan atau bersaing secara terbuka (face to face) dengan anggotanya sendiri; (ii) usaha-usaha  yang dikerjakan koperasi akan menjadi mesin penjawab bagi ragam kebutuhan dan aspirasi anggota; (iii) terbentuknya saling support antara apa yang dikerjakan anggota dengan apa yang dikerjakan koperasi. Dengan demikian, keseharian koperasi tidak akan berjarak dengan keseharian anggotanya. Disisi lain, adanya perasaan diperhatikan dan dilindungi oleh perusahaan koperasi, akan membuat setiap anggota menjadi loyal serta ikut menjaga keberlangsungan dan sekaligus mendorong akselerasi pertumbuhan dan perkembangan perusahaan koperasi. Hal yang paling kuat mendasarinya anggota untuk melakukannya adalah “kesadaran penuh” bahwa partisipasi atau kontribusi yang dilakukannya  tidak semata-mata hanya membesarkan perusahaan koperasi, tetapi juga membesarkan atau menolong dirinya sendiri (self help). Dengan kata lain, anggota menjadi besar bersama koperasi dan koperasi pun besar bersama anggotanya. Makna lainnya adalah betapa koperasi sangat bijak terhadap anggotanya dalam urusan persaingan usaha dan juga kesempatan berusaha. Bahkan dalam nalar yang lebih jauh dan visioner, koperasi bisa menjadi alat pemersatu dan sekaligus media penciptakan keadilan dan demokrasi ekonomi.        




D. Menalar potensi pengembangan kewirausahaan dalam koperasi.
Sebagaimana ditegaskan di awal bahwa koperasi nerupakan kumpulan orang yang fokus membangun orang-orang yang terlibat didalamnya. Atas dasar hal itu, melalui penyelenggraan pendidikan, koperasi bisa mendeteksi potensi-potensi yang berpeluang didorong atau di support sehingga terbentuk akselerasi pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini tidak terkecuali pada potensi atau bakat kewirausahaan yang ada pada diri seorang anggota. Anggota bisa mem-promote potensi atau bakatnya kepada koperasi dan juga anggota lainnya sehingga terbentuk kemitraan mutualisme (kerjasama yang saling menguntungkan), baik dengan anggota lainnya maupun dengan perusahaan koperasi itu sendiri. Apalagi, dikeseharian koperasi juga terhubung dengan koperasi-koperasi lainnya sehingga terbuka peluang percepatan pengembangan pangsa pasar dari usaha yang dijalankan oleh anggotanya. Bahkan bukan tidak mungkin koperasi dan anggotanya bersinerji dalam wujud berbagi peran dimana anggota fokus pada produksi dan koperasi fokus pada support permodalan dan pemasaran atas produk-produk yang dihasilkan oleh anggotanya. Nalar semacam ini lah yang kemudian memberi peluang berkembang bagi insan-insan ber-talenta wirausaha. Lewat ber-koperasi, para wirausahawan menjadi  memilki banyak potensi dan daya dukung yang sangat mendukung bagi usaha yang ditekuninya.  Nalar ini pula yang memungkinkan koperasi sebagai agen strategis dalam upaya menurunkan angka pengangguran dan juga mengentaskan kemiskinan. Dengan demikian, koperasi pun berpotensi mewujud menjadi lembaga pemberdayaan ekonomi rakyat.  


E. Penutup  
Koperasi memang unik, tetapi di ke-uinikan itulah letak pembeda dan sekaligus sumber keunggulan dimana disatu sisi koperasi mengembangkan pendidikan bagi anggota  agar  hidupnya lebih berkualitas dan disisi lain  perusahaan koperasi  menjadi mesin penjawab bagi ragam kebutuhan para anggotanya. Hal ini pula yang kemudian membimbing bagaimana “kesejahteraan sebagai tujuan”  diwujudkan melalui  2 (dua) agenda, yaitu : (i)  mendidik anggotanya sehingga terbangun kesadaran dan kemauan melakukan tindakan-tindakan produktif bagi kemandirian dirinya dan; (ii) membangun ragam aktivitas produktif perusahaan koperasi yang berorientasi men-sejahterakan para anggotanya.  

Sebagai penghujung bernada kontemplasi, terbangunnya kesadaran anggota tentang luasnya makna dan manfaat  kebersamaan, menjadikan koperasi efektif sebagai media  perekat atau pemersatu anggota (masyarakat). Adanya nilai kesamaan (equality) dalam koperasi, membuat setiap orang nyaman berinteraksi dan berkomunikasi tanpa membeda-bedakan status sosial, latar belakang, gender dan lain sebagainya. Saling percaya satu sama lain menjadi inspirasi  terbentuknya iklim saling mendukung dan saling men-sejahterakan.


Demikian tulisan sederhana ini disajikan sebagai pemantik dalam mendiskusikan koperasi. Semoga, lewat pegelaran agenda ini terbangun semangat untuk berkoperasi dan sekaligus terbangun semangat untuk membangun diri sendiri. Amin..!!!.
Share this article :

+ komentar + 1 komentar

15 November 2016 pukul 01.56

Subhanalloh... Jika memaknai karya dan pegiat pembangunan sosial ekonomi kerakyatan yang sesungguhnya...,serasa bangsa ini masih punya masa depan..fitengah pergulatan politik seperti sinar mentari di pagi hari yang seakan tak pernah ingkar janji. Terimakasih Mas Asyad...

Posting Komentar

.

 
Copyright © 2015. ARSAD CORNER - All Rights Reserved