MEN-TEMAKAN
PERBAIKAN NASIB PETANI/PERAJIN/PENGHASIL
GULA KELAPA/
GULA SEMUT KOPERASI DALAM
Agenda kali ini fokus pada
peberdayaan petani penghasil/pengrajin gula kelapa. Hadir dalam agenda ini beberapa
camat di lingkunganKab.Banyumas dan beberapa perwakilan kelompok
pengrajin/penghasil gula kelapa/gula semut.
Kadisperindagkop Kab.Banyumas berharap nilai2 kepahlawanan mewujud
dalam semangat memperjuangkan kesejahteraan masyarakat melalui koperasi. Beliau juga mengingatkan bahwa Ada 3 (tiga) fungsi negara
yang harus berjalan optimal ; (i). Mengatur lewat kebijakan : (ii). menyelenggarakan public
service lewat ragam layanan dan; (iii) .pemberdayaan masyarakat
(empowering). Mereferensi pada 3 (tiga) fungsi tersebut, koperasi seharusnya di dorong ke depan
sehingga berkemampuan memberi solusi bagi persoalan yang membelit para penghasil/pengrajin gula kelapa. Tidak hanya sebatas
itu, hal ini juga dimaksudkan sebagai
upaya optimalisasi potensi dari komoditas ini.
Nara sumber pertama, Pak Jaka yang kesehariannya adalah
Kabid Ekonomi Bappeda Kabupaten Banyumas, memulai prresentasinya dengan
menyajikan beberapa data yang menyangkut gula kelapa/gula kristal di wilayah
Kabupaten Banyumas yang antata lain sebagaia berikut: jumlah pengrajin/penderes
gula kelapa sejumlah 27.112KK; home industry sejumlah 31.416 unit usaha; kelompok/klaster
gula kelapa 298 kelompok; potensi gula kelapa 72.109.910 kg/th; luas lahan
pohon kelapa 17.814 Ha; lahan kelapa
desres 5.157 ha; Sementara itu gula
kristal 2.400.000 kg/th = 3,3% dari produksi gula kelapa yang ada. Pangsa pasar gula
kristal ini masih begitu terbuka dan ketersediaan bahan baku masih mendukung.
Dengan demikian, komoditas ini masih sangat potensial untuk di kembangkan.
Beliau menambahkan
bahwa Pemkab Banyumas sangat concern
pada komoditi unggulan ini. Pemkab Banyumas pun menjadikan gula kristal dipilih
sebagai salah satu OVOP karena merupakan produk berdaya saing global (organik,
bersih dan sehat, unik, tingkat glysemik rendah) yang dalam proses produksinya
melibatkan SDM Masyarakat lokal.
Konsentrasi pengembangan yang dilakukan meliputi 6 (enam) bidang yaitu:
bidang pengembangan SDM, Bidang Permodalan, Bidang Budidaya, Bidang Produksi,
Bidang Pemasaran, Bidang hubungan masyarakat. Pemkab Banyumas juga men-targetkan membentuk
koperasi setingkat kabupaten yang beranggotakan para pengrajin gula kelapa.
Nara sumber kedua, Direktur
Kopkun Institute, Mas Firdaus Putra, HC,
yang mengambil
fokus seputar realitas
kehidupan petani/pengrajin gula kelapa..
”Mengapa gula merah banyumas merajai nomor dua d dunia, namun kondusu
penderes/perajin tetap miskin?. Mengapa kondisi penderes tetap miskin sejak
puluh tahun lalu?”, beberapa tanya nakal ini menjadi pembuka presentasi
Mas Firduas. Selanjutnya beliau menyampaikan data-data yang menunjukkan
kesimpulan bahwa telah terjadi kesenjangan (asimetris) yang cukup
lama di antara perajin dan pengepul,.
Hal ini bisa dilihat dari sisi
permodalan, tingkat pendidikan dan lain sebagainya. Fakta lain menunjukkan
bahwa kebanyakan pengrajin berada di lingkar gula kelapa karena tidak ada
pilihan. Hal berbeda pada diri tengkulak kelapa dimna mereka berada di lingkar gula
kelapa karena sangat menguntungkan.
Data senada juga
terlihat dari hasil penelitian tentang apakah mereka berharap anaknya meneruskan pekerjaan dimana pengrajin (79%
tidak dan 21% ya) dan tengkulak ( ya : 77,78% dan tidak 22,22%). Mas Firdaus juga berharap adanya
proteksi terintegrasi terhadap para pengrajin dan juga produk gula kelapa,
khususnya ancaman dari para investor yang hanya mementingkan pertumbuhan
labanya lewat berbagai skema. Testimoni inspirastif yang disampaikan Mas Fidaus tentang perjuangan
pendampingan para pengrajin gula kelapa di Desa Ketanda, Kecamatan Sumpiuh
mendapat apresiasi tinggi dan bahkan sebagian dari mereka ingin daerahnya ikut
Sementara itu, Narusumber ke-3, Bapak Muhammad Arsad Dalimunte, dalam kapasitasnya selaku ketua Dekopinda Kabupaten Banyumas menyampaikan tentang rasionalitas "koperasi" sebagai model kelembagaan yang terbaik bagi perbaikan nasib para petani/pengrajin gula kelapa. Untuk itu, beliau kemudian memberi garis batas tegas tentang koperasi yang memberdayakan dimana pergerakannya berorientasi pada pembangunan insan-insan di dalamnya..
B. Materi







Posting Komentar
.