MENGINISIASI PENG-KOPERASIAN PARA PENGRAJIN GULA KELAPA SE-KAB.BANYUMAS... | ARSAD CORNER

MENGINISIASI PENG-KOPERASIAN PARA PENGRAJIN GULA KELAPA SE-KAB.BANYUMAS...

Kamis, 10 November 20160 komentar

MEN-TEMAKAN PERBAIKAN  NASIB PETANI/PERAJIN/PENGHASIL
GULA KELAPA/ GULA SEMUT KOPERASI DALAM

Agenda kali ini fokus pada peberdayaan petani penghasil/pengrajin gula kelapa. Hadir dalam agenda ini beberapa camat di lingkunganKab.Banyumas dan beberapa perwakilan kelompok pengrajin/penghasil gula kelapa/gula semut.  

Kadisperindagkop Kab.Banyumas berharap nilai2 kepahlawanan mewujud dalam semangat memperjuangkan kesejahteraan masyarakat melalui koperasi. Beliau juga mengingatkan bahwa Ada 3 (tiga) fungsi negara yang harus berjalan optimal ; (i). Mengatur lewat kebijakan : (ii). menyelenggarakan public service lewat ragam layanan dan; (iii) .pemberdayaan masyarakat (empowering). Mereferensi pada 3 (tiga) fungsi tersebut,  koperasi seharusnya di dorong ke depan sehingga berkemampuan memberi solusi bagi persoalan yang membelit para penghasil/pengrajin gula kelapa. Tidak hanya sebatas itu,  hal ini juga dimaksudkan sebagai upaya optimalisasi potensi dari komoditas ini.

Nara sumber pertama, Pak Jaka yang kesehariannya adalah Kabid Ekonomi Bappeda Kabupaten Banyumas, memulai prresentasinya dengan menyajikan beberapa data yang menyangkut gula kelapa/gula kristal di wilayah Kabupaten  Banyumas yang antata lain  sebagaia berikut: jumlah pengrajin/penderes gula kelapa sejumlah 27.112KK; home industry sejumlah 31.416 unit usaha; kelompok/klaster gula kelapa 298 kelompok; potensi gula kelapa 72.109.910 kg/th; luas lahan pohon kelapa 17.814 Ha;  lahan kelapa desres 5.157 ha;  Sementara itu gula kristal 2.400.000 kg/th = 3,3% dari produksi gula kelapa yang ada. Pangsa pasar gula kristal ini masih begitu terbuka dan ketersediaan bahan baku masih mendukung. Dengan demikian, komoditas ini masih sangat potensial untuk di kembangkan.

Beliau menambahkan bahwa Pemkab Banyumas sangat concern pada komoditi unggulan ini. Pemkab Banyumas pun menjadikan gula kristal dipilih sebagai salah satu OVOP karena merupakan produk berdaya saing global (organik, bersih dan sehat, unik, tingkat glysemik rendah) yang dalam proses produksinya melibatkan SDM Masyarakat lokal.  Konsentrasi pengembangan yang dilakukan meliputi 6 (enam) bidang yaitu: bidang pengembangan SDM, Bidang Permodalan, Bidang Budidaya, Bidang Produksi, Bidang Pemasaran, Bidang hubungan masyarakat.  Pemkab Banyumas juga men-targetkan membentuk koperasi setingkat kabupaten yang beranggotakan para pengrajin gula kelapa.  

Nara sumber kedua, Direktur Kopkun Institute,  Mas Firdaus Putra, HC,  yang mengambil
fokus seputar realitas kehidupan petani/pengrajin gula kelapa..  ”Mengapa gula merah banyumas merajai nomor dua d dunia, namun kondusu penderes/perajin tetap miskin?. Mengapa kondisi penderes tetap miskin sejak puluh tahun lalu?”, beberapa tanya nakal ini menjadi pembuka presentasi Mas Firduas. Selanjutnya beliau menyampaikan data-data yang menunjukkan kesimpulan bahwa telah terjadi kesenjangan (asimetris) yang cukup lama di antara perajin dan pengepul,.  Hal ini bisa dilihat dari  sisi permodalan, tingkat pendidikan dan lain sebagainya. Fakta lain menunjukkan bahwa kebanyakan pengrajin berada di lingkar gula kelapa karena tidak ada pilihan. Hal berbeda pada diri tengkulak  kelapa dimna mereka berada di lingkar gula kelapa karena sangat menguntungkan.


Data senada juga terlihat dari hasil penelitian tentang apakah mereka berharap anaknya  meneruskan pekerjaan dimana pengrajin (79% tidak dan 21% ya) dan tengkulak ( ya : 77,78% dan tidak  22,22%). Mas Firdaus juga berharap adanya proteksi terintegrasi terhadap para pengrajin dan juga produk gula kelapa, khususnya ancaman dari para investor yang hanya mementingkan pertumbuhan labanya lewat berbagai skema. Testimoni inspirastif yang  disampaikan Mas Fidaus tentang perjuangan pendampingan para pengrajin gula kelapa di Desa Ketanda, Kecamatan Sumpiuh mendapat apresiasi tinggi dan bahkan sebagian dari mereka ingin daerahnya ikut
didampingi sebagaimana desa ketanda. 

Sementara itu, Narusumber ke-3, Bapak Muhammad Arsad Dalimunte, dalam kapasitasnya selaku ketua Dekopinda Kabupaten Banyumas menyampaikan tentang rasionalitas "koperasi" sebagai model kelembagaan yang terbaik bagi perbaikan nasib para petani/pengrajin gula kelapa. Untuk itu, beliau kemudian memberi garis batas tegas tentang koperasi yang memberdayakan dimana pergerakannya berorientasi pada pembangunan insan-insan di dalamnya.. 


B. Materi 







Share this article :

Posting Komentar

.

 
Copyright © 2015. ARSAD CORNER - All Rights Reserved