DEKOPINDA BANJARNEGARA MENDORONG PEMUDA KE GARDA DEPAN PERJUANGAN KOPERASI | ARSAD CORNER

DEKOPINDA BANJARNEGARA MENDORONG PEMUDA KE GARDA DEPAN PERJUANGAN KOPERASI

Selasa, 18 Oktober 20160 komentar

DEKOPINDA KABUPATEN BANJARNEGARA
MENDORONG PEMUDA KE GARDA DEPAN PERJUANGAN KOPERASI
Oleh-oleh dari seminar perkoperasian di Kabupaten Banjarnegara yang digelar oleh Dekopinda Kabupaten Banjarnegara

A. Prolog

Dekopinda Kabupaten Banjarnegara sedang tune in membumikan koperasi. Dibawah Pimpinan Bapak Syamsudin,  saat ini ini Dekopinda Kab.Banjar sedang meng-arus utamakan koperasi sebagai alat perjuangan pembangunan ekonomi rakyat. Ide dasarnya sangat brilian, yaitu mendorong generasi muda ke garda depan dan memposisikan para senior sebagai back up bagi aksi kreatif yang akan dilakukan kaum muda.

Langkah ini sangat strategis dimana sinergitas tua-muda sangat potensial meng-akselerasi karya-karya dari kumpulan orang
yang terpayungi dalam koperasi. Keterlibatan golongan muda yang energic dan full power hampir bisa dipastikan akan meng-akselerasi tumbuhkembangnya koperasi dan gerakan ekonomi mandiri masyarakat pada umumnya di lingkungan Kabupaten Banjarnegara. Imaginasi indah ini pun sukses menjadi penyemangat untuk meng-intensifkan sinergitas ini sampai ke titik mimpinya.

Tantangannya terletak pada generasi muda itu sendiri. Apakah mereka bisa membangun nilai-nilai kebanggaan atas apa yang
menjadi tema perjuangan. Jika tidak, maka upaya ini sulit menemukan efektivitasnya. Untuk itu, generasi muda harus cerdas membangun nilai tambah sehingga kehadiran mereka dalam gerakan koperasi dipastika tidak menjadi beban biaya, tetapi pemantik bagi pertumbuhan makna dan kesejahteraan anggota koperasi itu sendiri. Untuk itu, generasi muda harus faham filosopi perjuangan koperasi dan menemukan cara cerdas dalam meng-intrepretasikannya ke dalam aksi produktif yang progressif. Disamping itu, penjiwaan atas apa-apa yang diperjuangkan juga
berpengaruh signifikan terhadap efektivitas visi dan misi.    

Pegelaran seminar hari ini menjadi pintu masuk yang akan dilanjutkan dengan langkah-langkah strategis dan taktis. Lewat seminar ini, dibangunkan satu semangat untuk meng-akselerasi pertumbuhan dan perkembangan koperasi. Koperasi akan didorong kembali ke-khittohnya sebagai alat perjuangan ekonomi. Koperasi akan difungsikan sebagai media sinergitas antar masyarakat melalui penyatuan potensi dan sumber daya kolektif menuju kemandirian ekonomi masyarakat.

Sebagai simbol semangat dan penyatuan komitmen akan digelar satu deklarasai generasi muda koperasi pada tanggal 29 Oktober 2016 nanti. Rencananya, dekarasi ini akan dihadiri langsung oleh Ketua Dekopin Pusat, Bapak Nurdin Khalid.


B.Materi Seminar


“MENJADIKAN KOPERASI SEBAGAI ALAT PERJUANGAN MEN-SEJAHTERAKAN”

A.  Koperasi itu kumpulan orang
Secara filosopi, koperasi adalah kumpulan orang yang memiliki pandangan dan keyakinan bahwa kebersamaan mendatangkan manfaat bagi dirinya, segenap anggotanya dan juga masyarakat. Fokus koperasi sesungguhnya “membangun orangmelalui pendidikan berkelanjutan yang ter-aplikasi dalam ragam metode yang efektif terhadap pencerdasan. Untuk mendukung hal itu, koperasi idealnya mengembangkan pola-pola pendidikan sehingga tebangun kapasitas orang-orang didalamnya. Pada satu titik tertentu, kapasitas akan meng-inspirasi lahirnya ide dan gagasan produktif dan mendatangkan manfaat bagi mayoritas anggotanya. Ragam ide dan gagasan itu tentu berbasis kebutuhan anggotanya, baik dalam konteks memenuhi kebutuhan secara bijak maupun dalam konteks meningkatkan pendapatannya secara cerdas.  Pada titik inilah berkoperasi sesungguhnya menolong diri sendiri. Artinya, lewat berkoperasi setiap orang merasa terbantu melalui aktivitas-aktivitas yang diselenggarakan koperasi dan juga oleh dirinya sendiri.

B. Kekenyalan Koperasi
Koperasi itu universal tanpa membedakan jenis kelamin, agama, suku, budaya dan latarbelakang. Semakin banyak orang yang bergabung maka semakin banyak energi terkumpul untuk memobilisasi gerakan kemandirian kolektif. Inisiatif setiap orang untuk mengandeng lainnya akan menjadikan lompatan kemampuan untuk meng-agendakan hal-hal produktif bagi segenap penghuni koperasi.

Koperasi itu kenyal pada ragam agenda khusunya menyangkut persoalan-persoalan ekonomi, sosial dan budaya. Pada kelompok mayoritas miskin, koperasi bisa meng-agendakan pengentasan kemiskinan. Pada kelompok yang sedang berkembang, koperasi bisa meng-agendakan pembangunan jejaring yang mutual. Pada kelompok mapan, koperasi bisa meng-agendakan kepedulian atau memperluas makna atas capaian yang sudah berhasil ditorehkan. Artinya, agenda koperasi selalu merujuk pada realitas mayoritas anggotanya.

Koperasi itu bermakna kerjasama yang saling menguatkan. Koperasi itu menjadikan sesuatu yang tidak mungkin dilakukan sendirian menjadi nyata saat bersama-sama. Koperasi itu media pemersatu yang membuat setiap orang akan menjadi lebih bijaksana dalam meng-intrepretasikan kesempatan hidup yang disajikan Sang Pencipta. Koperasi bisa bagi siapa saja yang bersepakat dan meyakini kebersamaan sebagai the way of life.

Satu hal yang perlu menjadi catatan, kebersamaan dalam koperasi dimaksudkan untuk saling memperkuat sehingga tidak perlu ada ketakutan me-negasikan eksistensi pribadi yang sudah dibangun dengan susah payah. Kebersamaan di koperasi bukan meniadakan atau tidak menghormati capaian-capaian pribadi, tetapi justru sebagai media inspirasi dan bertemunya gagasan-gagasan besar yang kian menguatkan capaian pribadi . Dengan demikian, sinergitas akan terbentuk dan semua orang yang tergabung akan merasa manfaat yang terus tumbuh dan kembang.   



C.  Memakna “Perusahaan koperasi”
Segenap aktivitas produktif koperasi dinaungi oleh perusahaan koperasi yang dimiliki dan dikendalikan secara demokratis oleh anggotanya. Atas dasar itulah, aktivitas-aktivitas perusahaan koperasi kental berbasis kebutuhan mayoritas anggotanya. Kalaupun kemudian perusahaan Koperasi bergerak berbasis peluang, ujungnya tetap terakomodirnya kepentingan anggotanya dalam bentuk kesejahteraan yang meningkat. Dalam hal ini, perusahaan dalam koperasi berposisi sebagai alat/media yang fungsi utamanya adalah men-sejahterakan anggotanya.       

D  Koperasi Bukan Tentang “Pertumbuhan Uang
Sebagai kumpulan orang, koperasi menempatkan “uang” sebagai alat bantu dan bukan penentu. Artinya, uang hanyalah sebagao sarana pendukung bagi agenda-agenda yang disepakati mayoritas anggota dan dijalankan  oleh koperasi. Agenda-agenda yang dimaksud adalah aktivitas penyelesaian ragam persoalan yang melingkari keseharian anggota, membangun harapan berikutnya dan atau optimalisasi potensi yang mungkin dilakukan bersama-sama melalui koperasi. Dengan demikian, fokus utamanya adalah pada pembentukan kesejahteraan anggota yang seluas-luasnya yang wujudnya tidak sebatas SHU (Sisa Hasil Usaha).   

E.  Azas Subsidiaritas Sebagai Pemandu
Dalam rangka merumuskan jenis aktivitas perusahaan, koperasi mengenal istilah azas subsidiaritas dimana “apa-apa yang bisa dilakukan anggota, sebaiknya tidak dilakukan koperasi. sebaliknya, apa-apa yang tidak bisa dilakukan anggota, maka itulah sebaiknya yang dilakukan koperasi”. Azas ini merupakan semacam kode etik untuk memastikan  aktivitas yang dijalankan anggota tidak bertabrakan dengan aktivitas yang dijalankan  koperasi.

Azas ini juga berpesan agar apa yang dikerjakan perusahaan koperasi bersifat supporting dengan apa yang dijalankan atau dibtuhkan oleh anggota. Adanya relevansi tegas dimana apa yang dikerjakan perusahaan koperasi dengan apa yang dikerjakan atau dibutuhkan anggota sehingga mendorong terp-roduksinya manfaat-manfaat yang  bisa dinikmati anggota. Dengan demikian, koperasi akan mewujud menjadi satu organisasi dan perusahaan yang lekat dengan pemberdayaan.

F. Kebersamaan Dalam Koperasi
Koperasi mengusung kerjasama dan kebersamaan yang produktif, khususnya bagi segenap anggotanya. Perusahaan koperasi tidak boleh terjebak pada ego corporate dan kemudian abai dengan anggotanya. Perusahaan koperasi tidak boleh melakukan ekploitasi terhadap potensi yang melekat pada diri anggotanya tanpa semangat kekeluargaan yang menjadi ciri khas koperasi. Oleh karena itu, Perusahaan koperasi harus berjalan sesuai dengan garis kebutuhan anggota sehingga tidak berjarak dengan anggotanya yang nota bene pemilik dan sekaligus pelanggannya. Untuk tujuan itu, kebersamaan dalam koperasi harus dikelola dengan nilai-nilai  sehingga saling percaya terjaga dan partisipasi anggota terus tumbuh dan berkembang.

Secara sederhana, ada 3 (tiga) kebersamaan dalam koperasi yang terus berulang :
1. Bersama dalam merumuskan cita-cita. Pada tahap ini, anggota melakukan ekplorasi mulai dari persoalan sampai deteksi potensi. Kedua hal ini selanjutnya menjadi inspirasi apa yang layak dikerjakan mengatasnamakan kebersamaan.
2. Bersama dalam mewujudkannya melalui distribusi peran efektif. Perwujudan setiap target agenda koperasi sesungguhnya melekat pada setiap orang yang didalamnya ada distribusi peran yang saling berhubungan erat dan saling mempengaruhi. Untuk itu, kalau ada yang memilih diam saja akan menjadi beban bagi yang bergerak. Disinilah seluruh insan koperasi saling bahu membahu sebab semua berkepentingan dengan apa yang dikerjakan oleh koperasi. Semua menyadari bahwa koperasi bergerak untuk men-sejahterakan anggotanya dan kesadaran ini pula menjadi sumber inspirasi energy untuk terus ikut bergerak, Disisi lain, semua anggota pun menyadari bahwa saat dirinya bergerak untuk koperasi, disaat yang serupa sesungguhnya dia bergerak untuk dirinya sendiri. Nalar semacam inilah yang menyimpulkan berkoperasi  sama dengan menolong diri sendiri.
3.  Bersama dalam melakukan auto koreksi. Pejelasan 2 (dua) tahap kebersamaan  sebelumnya menegaskan betapa kebersamaan dan kegotongroyongan menjadi nafas koperasi. Oleh karena itu, apapun capaian koperasi sesungguhnya adalah capaian bersama sebab merupakan hasil dari masng-masing peran yang sinergitas. Nalar semacam ini pula yang menegaskan bahwa koperasi itu identik dengan ke-KITA-an dimana semua orang berposisi penting dan kurang bijak bila ada yang merasa dirinya lebih penting.   

G. Mengukur Keberhasilan Ber-Koperasi
Pada alinea awal tulisan ini ditegaskan bahwa koperasi merupakan kumpulan orang yang fokus pada pembangunan orang. Me-referensi pada kalimat ini, maka koperasi harus bisa mengantarkan anggotanya dari satu titik ke titik berikutnya. Dalam intrepretasi yang lebih luas, koperasi harus bisa membangun anggotanya dari belum baik menjadi  baik, dari belum sejahtera menjadi sejahtera, dari sejahtera menjadi lebih sejahtera, dari belum punya rumah menjadi punya rumah, dari belum punya kendaraan menjadi punya kendaraan  dan lain sebagainya.

Untuk itu, koperasi harus membangun pola sinergitas peran yang membuat anggotanya terdorong atau termotivasi melakukan langkah-langkah mandiri yang terhubung secara produktif satu sama lain melalui koperasi. Untuk mendukung hal itu, koperasi harus mencerdaskan anggotanya sehingga memiliki kemampuan dalam membentuk nilai tambah (value added) baik bagi dirinya sendiri maupun bagi koperasi. 

Karakter unik koperasi dan ber-koperasi semacam ini memang tampak begitu ideal, namun untuk alasan itulah sesunggguhnya koperasi ada. Jika demikian yang terbangun, maka cita-cita besar koperasi menjadi sokoguru ekonomi menjadi rasional untuk dicapai. Jika tidak, maka terlalu sulit mendapati karya yang memberdayakan dan cita-cita besar itu hanya sebatas jargon atau impian yang tidak pernah akan menjadi nyata.
 
H.  Penghujung
Koperasi memang unik dan sangat lekat dengan persoalan nilai-nilai, kemanusian, keadilan dan kebijaksanaan. Apalagi dalam mencapai tujuan idealnya, koperasi selalu menekankan pada keterbangunan orang melalui upaya-upaya sengaja yang berorientasi pada peningkatan kapasitas. Dengan terbangunnya kapasitas,  persoalan-persoalan yang melingkupi keseharian anggotanya di bedah dan dicarikan solusi lewat mobilisasi kebersamaan ke dalam tindakan-tindakan cerdas nan efektif. Lewat penyatuan potensi dan sumberdaya anggota menjadikan koperasi berkemampuan menyelenggarakan ragam agenda yang men-sejahterakan. Inilah yang disebut dengan kebersamaan produktif.


Sebagai catatan penghujung bernuansa kontempasi, “karena berkoperasi kemudian kita punya uang dan bukan karena punya uang kemudian kita berkoperasi”. Semoga kalimat ini menjadi pemantik untuk mengembangkan gagasan-gagasan brilian yang men-sejahterakan penggagas dan juga masyarakat luas. Amin.  
Share this article :

Posting Komentar

.

 
Copyright © 2015. ARSAD CORNER - All Rights Reserved