DEKOPINDA
KABUPATEN BANJARNEGARA
MENDORONG
PEMUDA KE GARDA DEPAN PERJUANGAN KOPERASI
Oleh-oleh
dari seminar perkoperasian di Kabupaten Banjarnegara yang digelar oleh
Dekopinda Kabupaten Banjarnegara
A. Prolog
Dekopinda Kabupaten Banjarnegara sedang tune in membumikan koperasi. Dibawah Pimpinan Bapak Syamsudin, saat ini ini Dekopinda Kab.Banjar sedang meng-arus utamakan koperasi sebagai alat perjuangan pembangunan ekonomi rakyat. Ide dasarnya sangat brilian, yaitu mendorong generasi muda ke garda depan dan memposisikan para senior sebagai back up bagi aksi kreatif yang akan dilakukan kaum muda.
Langkah ini sangat
strategis dimana sinergitas tua-muda sangat potensial meng-akselerasi
karya-karya dari kumpulan orang
yang terpayungi dalam koperasi. Keterlibatan golongan muda yang energic dan full power hampir bisa dipastikan akan meng-akselerasi tumbuhkembangnya koperasi dan gerakan ekonomi mandiri masyarakat pada umumnya di lingkungan Kabupaten Banjarnegara. Imaginasi indah ini pun sukses menjadi penyemangat untuk meng-intensifkan sinergitas ini sampai ke titik mimpinya.
yang terpayungi dalam koperasi. Keterlibatan golongan muda yang energic dan full power hampir bisa dipastikan akan meng-akselerasi tumbuhkembangnya koperasi dan gerakan ekonomi mandiri masyarakat pada umumnya di lingkungan Kabupaten Banjarnegara. Imaginasi indah ini pun sukses menjadi penyemangat untuk meng-intensifkan sinergitas ini sampai ke titik mimpinya.
Tantangannya terletak
pada generasi muda itu sendiri. Apakah mereka bisa membangun nilai-nilai
kebanggaan atas apa yang
menjadi tema perjuangan. Jika tidak, maka upaya ini sulit menemukan efektivitasnya. Untuk itu, generasi muda harus cerdas membangun nilai tambah sehingga kehadiran mereka dalam gerakan koperasi dipastika tidak menjadi beban biaya, tetapi pemantik bagi pertumbuhan makna dan kesejahteraan anggota koperasi itu sendiri. Untuk itu, generasi muda harus faham filosopi perjuangan koperasi dan menemukan cara cerdas dalam meng-intrepretasikannya ke dalam aksi produktif yang progressif. Disamping itu, penjiwaan atas apa-apa yang diperjuangkan juga berpengaruh signifikan terhadap efektivitas visi dan misi.
menjadi tema perjuangan. Jika tidak, maka upaya ini sulit menemukan efektivitasnya. Untuk itu, generasi muda harus cerdas membangun nilai tambah sehingga kehadiran mereka dalam gerakan koperasi dipastika tidak menjadi beban biaya, tetapi pemantik bagi pertumbuhan makna dan kesejahteraan anggota koperasi itu sendiri. Untuk itu, generasi muda harus faham filosopi perjuangan koperasi dan menemukan cara cerdas dalam meng-intrepretasikannya ke dalam aksi produktif yang progressif. Disamping itu, penjiwaan atas apa-apa yang diperjuangkan juga berpengaruh signifikan terhadap efektivitas visi dan misi.
Pegelaran seminar hari
ini menjadi pintu masuk yang akan dilanjutkan dengan langkah-langkah strategis
dan taktis. Lewat seminar ini, dibangunkan satu semangat untuk meng-akselerasi
pertumbuhan dan perkembangan koperasi. Koperasi akan didorong kembali
ke-khittohnya sebagai alat perjuangan ekonomi. Koperasi akan difungsikan
sebagai media sinergitas antar masyarakat melalui penyatuan potensi dan sumber
daya kolektif menuju kemandirian ekonomi masyarakat.
Sebagai simbol semangat dan
penyatuan komitmen akan digelar satu deklarasai generasi muda koperasi pada
tanggal 29 Oktober 2016 nanti. Rencananya, dekarasi ini akan dihadiri langsung oleh
Ketua Dekopin Pusat, Bapak Nurdin Khalid.
“MENJADIKAN KOPERASI SEBAGAI ALAT PERJUANGAN MEN-SEJAHTERAKAN”
A. Koperasi itu kumpulan orang
Secara
filosopi, koperasi adalah kumpulan orang yang memiliki
pandangan dan keyakinan bahwa kebersamaan mendatangkan manfaat bagi dirinya,
segenap anggotanya dan juga masyarakat. Fokus koperasi sesungguhnya “membangun
orang” melalui pendidikan berkelanjutan yang ter-aplikasi dalam ragam metode
yang efektif terhadap pencerdasan. Untuk mendukung hal itu, koperasi idealnya
mengembangkan pola-pola pendidikan sehingga tebangun kapasitas orang-orang
didalamnya. Pada satu titik tertentu, kapasitas akan meng-inspirasi lahirnya
ide dan gagasan produktif dan mendatangkan manfaat bagi mayoritas anggotanya.
Ragam ide dan gagasan itu tentu berbasis kebutuhan anggotanya, baik dalam
konteks memenuhi kebutuhan secara bijak maupun dalam konteks meningkatkan
pendapatannya secara cerdas.
Pada titik inilah berkoperasi sesungguhnya menolong diri sendiri.
Artinya, lewat berkoperasi setiap orang merasa terbantu melalui aktivitas-aktivitas
yang diselenggarakan koperasi dan juga oleh dirinya sendiri.
B. Kekenyalan
Koperasi
Koperasi
itu universal tanpa membedakan jenis kelamin, agama, suku, budaya dan
latarbelakang. Semakin banyak orang yang bergabung maka semakin banyak energi
terkumpul untuk memobilisasi gerakan kemandirian kolektif. Inisiatif setiap
orang untuk mengandeng lainnya akan menjadikan lompatan kemampuan untuk
meng-agendakan hal-hal produktif bagi segenap penghuni koperasi.
Koperasi
itu kenyal pada ragam agenda khusunya menyangkut persoalan-persoalan ekonomi,
sosial dan budaya. Pada kelompok mayoritas miskin, koperasi bisa meng-agendakan
pengentasan kemiskinan. Pada kelompok yang sedang berkembang, koperasi bisa
meng-agendakan pembangunan jejaring yang mutual. Pada kelompok mapan, koperasi
bisa meng-agendakan kepedulian atau memperluas makna atas capaian yang sudah berhasil
ditorehkan. Artinya, agenda koperasi selalu merujuk pada realitas mayoritas
anggotanya.
Koperasi
itu bermakna kerjasama yang saling menguatkan. Koperasi itu menjadikan sesuatu
yang tidak mungkin dilakukan sendirian menjadi nyata saat bersama-sama.
Koperasi itu media pemersatu yang membuat setiap orang akan menjadi lebih
bijaksana dalam meng-intrepretasikan kesempatan hidup yang disajikan Sang
Pencipta. Koperasi bisa bagi siapa saja yang bersepakat dan meyakini
kebersamaan sebagai the way of life.
Satu
hal yang perlu menjadi catatan, kebersamaan dalam koperasi dimaksudkan untuk
saling memperkuat sehingga tidak perlu ada ketakutan me-negasikan eksistensi pribadi yang sudah dibangun dengan susah
payah. Kebersamaan di koperasi bukan meniadakan atau tidak menghormati
capaian-capaian pribadi, tetapi justru sebagai media inspirasi dan bertemunya
gagasan-gagasan besar yang kian menguatkan capaian pribadi . Dengan demikian,
sinergitas akan terbentuk dan semua orang yang tergabung akan merasa manfaat
yang terus tumbuh dan kembang.
C. Memakna “Perusahaan koperasi”
Segenap
aktivitas produktif koperasi dinaungi oleh perusahaan koperasi yang dimiliki
dan dikendalikan secara demokratis oleh anggotanya. Atas dasar itulah,
aktivitas-aktivitas perusahaan koperasi kental
berbasis kebutuhan mayoritas anggotanya. Kalaupun kemudian perusahaan Koperasi
bergerak berbasis peluang, ujungnya tetap terakomodirnya kepentingan anggotanya
dalam bentuk kesejahteraan yang meningkat. Dalam hal ini, perusahaan dalam
koperasi berposisi sebagai alat/media yang fungsi utamanya adalah
men-sejahterakan anggotanya.
D Koperasi Bukan Tentang “Pertumbuhan Uang”
Sebagai kumpulan orang, koperasi menempatkan
“uang” sebagai alat bantu dan bukan penentu. Artinya, uang hanyalah
sebagao sarana pendukung bagi agenda-agenda yang disepakati mayoritas anggota
dan dijalankan oleh koperasi. Agenda-agenda yang
dimaksud adalah aktivitas penyelesaian ragam persoalan yang
melingkari keseharian anggota, membangun harapan berikutnya dan
atau optimalisasi
potensi yang mungkin dilakukan bersama-sama melalui koperasi. Dengan
demikian, fokus utamanya adalah pada pembentukan kesejahteraan anggota
yang seluas-luasnya yang wujudnya tidak sebatas SHU (Sisa Hasil Usaha).
E. Azas Subsidiaritas Sebagai Pemandu
Dalam
rangka merumuskan jenis aktivitas perusahaan, koperasi mengenal istilah azas
subsidiaritas dimana “apa-apa yang bisa dilakukan anggota,
sebaiknya tidak dilakukan koperasi. sebaliknya, apa-apa yang tidak
bisa dilakukan anggota, maka itulah sebaiknya yang dilakukan koperasi”.
Azas ini merupakan semacam kode etik untuk memastikan aktivitas yang dijalankan anggota tidak
bertabrakan dengan aktivitas yang dijalankan koperasi.
Azas
ini juga berpesan agar apa yang dikerjakan perusahaan koperasi bersifat supporting
dengan apa yang dijalankan atau dibtuhkan oleh anggota. Adanya relevansi
tegas dimana apa yang dikerjakan perusahaan koperasi dengan
apa yang dikerjakan atau dibutuhkan anggota sehingga mendorong terp-roduksinya
manfaat-manfaat yang bisa dinikmati
anggota. Dengan demikian, koperasi akan mewujud menjadi satu organisasi dan
perusahaan yang lekat dengan pemberdayaan.
F. Kebersamaan Dalam
Koperasi
Koperasi
mengusung kerjasama dan kebersamaan yang produktif, khususnya bagi segenap
anggotanya. Perusahaan koperasi
tidak boleh terjebak pada ego corporate
dan kemudian abai dengan anggotanya. Perusahaan koperasi tidak boleh melakukan
ekploitasi terhadap potensi yang melekat pada diri anggotanya tanpa semangat
kekeluargaan yang menjadi ciri khas koperasi. Oleh karena itu, Perusahaan
koperasi harus berjalan sesuai dengan garis kebutuhan anggota sehingga tidak
berjarak dengan anggotanya yang nota bene pemilik dan sekaligus pelanggannya.
Untuk tujuan itu, kebersamaan dalam koperasi harus dikelola dengan
nilai-nilai sehingga saling percaya terjaga dan partisipasi
anggota terus tumbuh dan berkembang.
Secara
sederhana, ada 3 (tiga) kebersamaan dalam koperasi yang terus berulang :
1. Bersama dalam merumuskan cita-cita. Pada
tahap ini, anggota melakukan ekplorasi mulai dari persoalan sampai deteksi
potensi. Kedua hal ini selanjutnya menjadi inspirasi apa yang layak dikerjakan
mengatasnamakan kebersamaan.
2. Bersama dalam mewujudkannya melalui
distribusi peran efektif. Perwujudan setiap target agenda
koperasi sesungguhnya melekat pada setiap orang yang didalamnya ada distribusi
peran yang saling berhubungan erat dan saling mempengaruhi. Untuk itu, kalau
ada yang memilih diam saja akan menjadi beban bagi yang bergerak. Disinilah
seluruh insan koperasi saling bahu membahu sebab semua berkepentingan dengan
apa yang dikerjakan oleh koperasi. Semua menyadari bahwa koperasi bergerak
untuk men-sejahterakan anggotanya dan kesadaran ini pula menjadi sumber
inspirasi energy untuk terus ikut bergerak, Disisi lain, semua anggota pun
menyadari bahwa saat dirinya bergerak untuk koperasi, disaat yang serupa
sesungguhnya dia bergerak untuk dirinya sendiri. Nalar semacam inilah yang
menyimpulkan berkoperasi sama dengan menolong
diri sendiri.
3. Bersama
dalam melakukan auto koreksi.
Pejelasan 2 (dua) tahap kebersamaan sebelumnya
menegaskan betapa kebersamaan dan kegotongroyongan menjadi nafas koperasi. Oleh
karena itu, apapun capaian koperasi sesungguhnya adalah capaian bersama sebab
merupakan hasil dari masng-masing peran yang sinergitas. Nalar semacam ini pula
yang menegaskan bahwa koperasi itu identik dengan ke-KITA-an dimana semua
orang berposisi penting dan kurang bijak bila ada yang merasa dirinya lebih
penting.
G. Mengukur Keberhasilan
Ber-Koperasi
Pada
alinea awal tulisan ini ditegaskan bahwa koperasi merupakan kumpulan
orang yang fokus pada
pembangunan orang. Me-referensi pada kalimat ini, maka koperasi harus bisa
mengantarkan anggotanya dari satu titik ke titik berikutnya. Dalam intrepretasi
yang lebih luas, koperasi harus bisa membangun anggotanya dari belum baik
menjadi baik, dari belum sejahtera
menjadi sejahtera, dari sejahtera menjadi lebih sejahtera, dari belum punya
rumah menjadi punya rumah, dari belum punya kendaraan menjadi punya
kendaraan dan lain sebagainya.
Untuk
itu, koperasi harus membangun pola sinergitas peran yang membuat
anggotanya terdorong atau termotivasi melakukan langkah-langkah mandiri yang terhubung
secara produktif satu sama lain melalui koperasi. Untuk mendukung hal itu, koperasi
harus mencerdaskan anggotanya sehingga memiliki kemampuan dalam membentuk nilai
tambah (value added) baik bagi
dirinya sendiri maupun bagi koperasi.
Karakter
unik koperasi dan ber-koperasi semacam ini memang tampak begitu ideal, namun
untuk alasan itulah sesunggguhnya koperasi ada. Jika demikian yang terbangun,
maka cita-cita besar koperasi menjadi sokoguru ekonomi menjadi rasional untuk
dicapai. Jika tidak, maka terlalu sulit mendapati karya yang memberdayakan dan
cita-cita besar itu hanya sebatas jargon atau impian yang tidak pernah akan
menjadi nyata.
H. Penghujung
Koperasi
memang unik dan sangat lekat dengan persoalan nilai-nilai, kemanusian, keadilan
dan kebijaksanaan. Apalagi dalam mencapai tujuan idealnya, koperasi selalu
menekankan pada keterbangunan orang melalui upaya-upaya sengaja yang
berorientasi pada peningkatan kapasitas. Dengan terbangunnya kapasitas, persoalan-persoalan yang melingkupi
keseharian anggotanya di bedah dan dicarikan solusi lewat mobilisasi
kebersamaan ke dalam tindakan-tindakan cerdas nan efektif. Lewat penyatuan
potensi dan sumberdaya anggota menjadikan koperasi berkemampuan
menyelenggarakan ragam agenda yang men-sejahterakan. Inilah yang disebut dengan
kebersamaan
produktif.
Sebagai
catatan penghujung bernuansa kontempasi, “karena
berkoperasi kemudian kita punya uang dan bukan karena punya uang kemudian kita
berkoperasi”. Semoga kalimat ini menjadi pemantik untuk mengembangkan
gagasan-gagasan brilian yang men-sejahterakan penggagas dan juga masyarakat
luas. Amin.
Posting Komentar
.