MENALAR “KOPERASI” SEBAGAI MEDIA STRATEGIS
“PEMBERDAYAAN UMMAT”
Disampaikan pada acara Majelis Taklim Studi Islam Intensif (SII)
Mafaza, di Kompleks Mesjid Fatimatuzzahro, Purwokerto, Banyumas, 25 Juni 2016
Nilai-nilai universal koperasi membuatnya tidak berjarak dengan siapapun
dan komunitas manapun. Nilai-nilai equality
(kesetaraan) yang bermakna "duduk sama rendah dan berdiri Sama tinggi', membuat semua kalangan memungkinkan
duduk bersama membicarakan dan meng-agendakan banyak hal bernafaskan kebersamaan.
Semangat serupa yang ada pada Majelis Ta’lim Mafaza dan juga IIBF (Indonesia Islamic Business Forum) telah meng-inspirasi pegelaran
diskusi perkoperasian pagi ini. Ada semangat kuat untuk memperluas makna
keberjama'ahan tidak sebatas dalam sholat atau ibadah ritual saja, tetapi
juga dalam urusan ekonomi, sosial dan budaya. Majelis kali ini di moderatori
oleh Pak Khusein dengan menghadirkan 2 (dua) nara sumber, yaitu : IIBF (Indonesia
Islamic Business Forum) Purwokerto yang langsung di hadiri Presiden IIBF dan praktisi
koperasi yang kebetulan ketua Dekopinda Banyumas.
Dalam prolognya, Presiden IIBF (Indonesia
Islamic Business Forum) Purwokerto, Bapak Irwansyah, menyampaikan bahwa negara kita
adalah negara agraris yang dikaruniai banyak potensi, namun sepertinya masih
perlu upaya perbaikan konstruktif dalam pola pengelolaan dan peran aktif
masyarakat diperlukan sehingga lebih memberi peluang kesejahteraan . Atas hal itu, IIBF (Indonesia Islamic Business Forum) mencoba membangunkan kesadaran
dan kepedulian masyarakat atas realitas ini melalui penguatan ikatan emosional dan persatuan serta kesatuan dalam membangun ekonomi masyarakat. Sementara itu, dalam rangka
memompa semangat kewirausahaan audience, beliau berbagi tips tentang 5
(lima) pilar bisnis, yaitu ; (i) harus mempunyai
guru spiritual; (ii) harus punya guru Bisnis; (iii) Master mind (temen-temen
sepemikiran) untuk berbagi ide/gagasan dan saling menyemangati; (iv) Team work dan;
(v) family (keluarga).
Sementara itu, diskusi tentang perkoperasian dimulai dari
menggugah spiritulitas audience, khususnya berkaitan dengan kepedulian dan kesetiakawanan. Naras sumber
menawarkan pandangan yang agak sedikit berbeda dimana fakta kemiskinan dan
kemelaratan lebih menarik dimaknai sebagai “peluang berbuat baik” ketimbang mencari siapa yang salah. Dengan demikian,
akan meng-inspirasi energi untuk menumbuhkembangkan kepedulian. Disisi lain, lemahnya
peran strategis khususnya dalam bidang ekonomi sesungguhnya dikarenakan sebagian besar dari
masyarakat memilih bergerak sendiri-sendiri sehingga belum terjadi penyatuan
potensi sumber daya dan talenta. Kemudian ditandaskan bahwa “koperasi” adalah
institusi yang secara sistem dan spirit memang mendorong penyatuan potensi dan sumber daya. Hanya saja, yang perlu dicatat, koperasi itu kumpulan orang dari berbagai latarbelakang sosial dan krakter yang berstatus berdiri sama
tinggi dan duduk sama rendah. Oleh karena itu, sebelum memasuki agenda teknis pembangunan perusahaan
koperasi, maka segenap orang-orang yang tergabung didalamnya harus di edukasi
terlebih dahulu sehingga terbentuk penyamaan persepsi apa, mengapa dan
bagaimana berkoperasi. Dengan demikian, semua
yang terhimpun di dalamnya akan memiliki persepsi sama dan semangat
serupa untuk ikut menumbuhkembangkan koperasi yang dimiliki secara
bersama-sama.
Respon peserta/audience
yang berjumlah seitar 200-an orang cukup tinggi. Terlihat wajah-wajah
yang hadir tercerahkan dan seperti mendapatkan energi baru untuk
menumbuhkembangkan kepedulian dan meningkatkan kesetiakawanan. Semoga majelis kali ini menjadi inspirasi awal
bagi lahirnya energi baru dalam menumbuhkembangkan kepedulian yang
terkonstrutifkan secara produktif melalui koperasi. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
Posting Komentar
.