MEMBANGUN
KARYA MONUMENTAL DIPENGHUJUNG PERIODE
Musyker
KOPINDO kali ini terasa khusus karena merupakan musyker teakhir untuk periode
kepengurusan 2014-2016. Tahun terakhir ini merupakan kesempatan membangun bukti
melalui karya monumental dan layak untuk dikenang. Segenap energi dan
kreativitas harus dimobilisasi dalam kerangka kolektif yang diawali dengan
penyautan potensi dan sumber daya.
Untuk
tujuan itu, pada musyker yang ter-gelar di wisma penghubung propinsi Banten di
Jalan Tebet Raya No.51, Jakarta selatan, di dorong pada ekplorasi gagasan dan
kemudian melakukan stratifikasi guna menghasilkan
rumusan yang akan menjadi guidance perjuangan ditahun terakhir
ini.
Sebelum
memasuki inti musyker, dilakukan sharing
eksperimen dan pemikiran yang menghadirkan tokoh koperasi dan senior Kopindo
yaitu Mas Suroto, Mas Suhaimi dan juga Mas Larto. Disamping meng-informasikan
tentang kondisi kekinian ekonomi bangsa, Mas Suroto menyemangati kawan-kawan
pengurus dan pengawas dengan megingatkan kembali bahwa “nilai-nilai” adalah
yang menggerakkan organisasi. Fakta menunjukkan bahwa koperasi kurang dihargai
karena minus ideologi. Untuk itu Koperasi harus memegang teguh dan
memperjuangkan prinsip-prinsipnya
sehingga terbangun kharismatik dan strategic
positioning organisasi.
Sementara
itu, Mas Suhaimi yang merupakan salah satu pembina Kopindo menyampaikan bahwa
selama ini banyak ide yang terbaharukan namun masih miskin eksekusi sehingga
berujung dari ketiadaan karya. Beliau juga mengingatkan bahwa setiap generasi
selalu memiliki zaman dan iklim yang berbeda, sehingga setiap generasi harus
membangun cara sendiri dalam membangun kiprahnya. Mimpi besar itu perlu tetapi tidak
banyak yang mampu melakukan
hal-hal kecil secara konsisten menuju hal-hal besar. Sumber daya terbatas tidak
kemudian menjadikan patah semangat. Di penghujung, perlu dibangun sikap optimis
bahwa Tuhan akan senantiasa menolong tepat pada waktunya. Hal ini harus
diyakini sebagai modal penting dalam berjuang membangun karya-karya berdimensi
kemanfataan, khususnya bagi gerakan koperasi di Indonesia.
SelanjutnyaDalam
sesi brainstorming, Mas Yusuf selaku Ketua
Pengawas Kopindo menyampaikan aspresiasinya terhadap pegelaran musyker kali
ini. Dari sisi waktu, hal ini merupakan langkah maju bila dibanding tahun-tahun
sebelumnya. Mengingat ini tahun terakhir kepengurusan, beliau berharap tahun
ini akan menjadi tahun pembuktian. Tersusunnya mapping potensi merupakan
modal strategis untuk merumuskan langkah-langkah strategis yang tidak hanya
berorientasi pragmatisme tetapi juga
bermuatan ideologi yang kental. Musyker kali juga ditargetkan tidak sebatas merumuskan program kerja, tetapi
dimanfaatkan sebagai momentum penyatuan energi untuk melakukan
yang terbaik. Semoga Musyker kali ini menghasilkan pemikiran dan gagasan-gagasan
yang meng-akselerasi pertumbuhan dan perkembangan kopindo, pungkasnya.
Muhammad
Arsad Dalimunte selaku anggota Pengawas Kopindo menegaskan harapannya atas terbangunnya
karya-karya monumental. Untuk itu, perlu dibangun kesadaran bahwa realitas
Kopindo saat ini berbeda dibanding era orde baru yang penuh dengan fasilitas
dan kemudahan. Saat ini Kopindo harus membangun karya berbasis kreativitas dan
kemandirian. Beliau juga mengingatkan perlunya persiapan kaderisasi berkaitan
dengan suksesi kepengurusan di RAT mendatang. Optimalisasi pelayanan anggota
yang berorientasi pada pemberdayaan. Sinergitas usaha antara Kopindo selaku
sekunder dengan anggota selaku primer perlu dibangun sehingga terbentuk hubungan
mutual
yang merekatkan. Ini memang merupakan jalan
panjang, namun harus mulai dengan langkah-langkah kecil yang berkelanjutan. Semua
unsur harus menyatukan persepsi, potensi dan sumber daya sehingga kolektivitas
men-ciri dalam proses pembangunan Kopindo dan juga segenap anggotanya.
Posting Komentar
.