SEBENTUK CATATAN SEDERHANA
DARI PEGELARAN SMART PARENTING
“MENJADI ORANG TUA YANG DIRINDUKAN”
A.Semacam Pengantar

B. Sebentuk Catatan Atas Tauziyah
Kali ini, komite SD Al-Irsyad Al-Islamiyah
Purwokerto 02 menggelar satu seminar smart
parenting dengan thema “menjadi orang tua yang dirindukan”.
Sebuah tema yang berlawanan dengan satu judul film yang sempet booming beberapa
waktu lalu,“sorga yang tidak dirindukan” Thema kali ini mencoba membangun
semangat para orang tua untuk berusaha lebih keras lagi menjadi orang tua yang
diidolakan dan di rindukan anak. Seminar kali ini menghadirkan Ustadz
Wijayanto, seorang Ustadz yang dikenal luas masyarakat baik lewat
pengajian-pengajian maupun lewat pengajian-pengajian yang stasiun-stasiun TV.
Banyak fakta
yang mengundang keprihatinan dimana anak lebih akrab dan patuh kepada
pengasuhnya ketimbang kepada orang tuanya
sendiri. Tanpa disadari, secara alamiah pengasuh telah memiliki peran penting
walau dia sesungguhnya bukan berstatus sebagai ibu sang anak. Hal ini terjadi
sesungguhnya dikarenakan orang tua tidak menjalankan peran sebagaimana mestinya. “One Minute With Your Son” adalah
sesuatu yang perlu menjadi komitmen orang tua walau sesibuk apapun. Disamping
itu, orang tua juga harus memahami dan mengerti kebiasaan anak sehingga lebih
mudah dalam melakukan sentuhan-sentuhan kasih sayang dan atau memasukkan
pesan-pesan edukatif.
The first learning point dari Ustadz Wijayanto
adalah “seorang anak itu sangat terpengaruh dengan pemimpin”. Artinya,
orang tua sangat menentukan bagaimana perkembangan pribadi dan karakter seorang
anak. Atas dasar ini, menjadi orang tua yang diidolakan seorang anak adalah
sesuatu yang harus terus diupayakan. Sang
Ustadz juga menambahkan, “Apa yang dilihat lebih diinget ketimbang apa
yang di dengar”. Oleh karena itu, apa yang dilihat anak akan sangat kuat
di memorinya. Oleh karena itu, sebaiknya anak tidak pernah melihat atau menyaksikan
orang tua yang sedang bertengkar atau berselisih paham, sebab hal ini akan
sangat kuat dalam memori seorang anak.
Untuk menjadi seorang ibu yang dirindukan,
setidaknya seorang wanita berupaya memiliki minimal 4 (empat) hal penting berikut ini:
- mempunyai vocabulary yang banyak. Seorang ibu harus punya cukup pengalaman dan mengetahui sedikit dari banyak hal. Dengan demikian, seorang ibu selalu bisa nyambung dengan apa-apa yang dikemukakan anak.
- pandai menyimpan memori. Oleh karena itu, seorang ibu jangan banyak memberi janji dan kemudian mengingkari. Sebagai pengingat, manusia dihargai karena memiliki banyak memorinya. Seorang anak pun menghargai orang tua karena konsistensi komitmennya terhadap anak. Oleh karena itu, nilai-nilai nurani dan ke-Tuhan an perlu dicontohkan kepada anak sehingga akan menjadi memory dan inspirasi men-tauladani. Ketika kebiasaan-kebiasaan baik tersebut menjadi satu kebiasaan atau menjadi habit dan pada akhirnya menjadi karakter. Satu hal yang menjadi catatan bahwa pola pengajaran dalam islam itu mengajak dan bukan menyuruh, sehingga kekuatannya terletak pada kemampuan memberi contoh.
- Seorang ibu harus menanamkan logika. Misalnya dalam mengintrepretasikan satu kejadian ke dalam logika sebab akibat sehingga anak bisa memahami sesuatu dalam nalar yang tepat. Dalam parenting Islam tidak ada punishment tetapi sanksi. Kalau punishment menekankan pada hukuman atas sesuatu yang melanggar, sedangkan sanksi itu berisi semacam konsekuensi yang isinya merupakan hasil kesepakatan bersama Misalnya terbentuk kesepakatan bersama (antara anak dan orang tua) bila meninggalkan sholat dikenakan sanksi berupa pengurangan jajan. Kala hal itu benar-benar terjadi, maka diterapkan pengurangan jajan.
- anak diajari problem solving. Untuk kebaikan, seorang anak perlu dibiarkan bisa menemukan solusi atas masalahnya. Orang tua tidak perlu terus menerus menjadi pahlawan bagi anaknya dalam setiap persoalan atau kejadian yang dihadapi anaknya, sebab hal itu bisa membuat anak tidak akan pernah memiliki keberanian dan kemandirian dalam hidupnya.

- menjadi pribadi muslimah. wanita muslimah seharusnya memiliki suroh=outer beauty, siroh=perilaku, dan sairoh=inner beauty. Saking sakralnya tentang kesholehan wanita, orang arab mengibaratkan bahwa 1 (satu) wanita sholehah sebanding dengan 1000 lelaki sholehah.
- Menjadi Istri. Sebagai istri, seorang wanita harus menjalankan peran ini dengan penuh keikhlasan dan berharap ridho dari Allah SWT.
- menjadi ibu bagi anak-anaknya. Tugas ini tidak pernah mengenal waktu dan tempat. Seorang ibu idealnya bisa membuat anaknya merasa selalu diperhatikan, tumbuh kembang dalam lingkar kasih sayang dan mengajarkannya untuk terus mendekatkan diri pada Sang Khalik.
- Bagian dari masyarakat dan publik. Seorang wanita merupakan bagian dari kelompok masyarakat. Oleh karena itu, sikap dan tindakannya harus bisa diterima dan akan menjadi lebih baik bila mampu memberi pengaruh positif bagi lingkungan.
- agent of change (agen perubahan). Wanita itu diibaratkan tiang negara, sebuah pengibaratan yang menempatkan betapa krusialnya seorang wanita dalam menentukan sebuah perubahan, baik dalam kapasitas pribadi maupun dalam kapasitas sebagai seorang ibu yang akan melahirkan satu generasi.
Dipenghujung tauziyahnya, Ustz Wijayanto mengingatkan
kepada seluruh audience tentang 2 (dua) hal, yaitu:
- tentang isi QS An-Nisa’ (9) : Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
- Ada 2 (dua) Sifat alamiah dasar manusia yang perlu diketahui, yaitu :
- Dependensi : orang tua, tempat lahir, jenis kelamin, kemaian, bentu fisik, warna kulit. Pre Destination, no choice, diwariskan, diturunkan. Pada hal ini, manusia tidak bisa memilih dilahirkan dari rahim siapa, atau berjenis kelamin apa dan berparas seperti apa. Semuanya tergantung pada ketetapan Allah SWT.
- Otonomi : Budi pekerti baik, rajin, malas, tertib, damai, bermusuhan, iman, kafir, disiplin, pandai, sabar. Hal ini bisa diajarkan, dididik, dibiasakan. Pada kondisini ini, manusia dengan iman, akal dan fikirannya, manusia bisa membentuk dirinya, termasuk menjadi orang tua yang di idolakan.
C. Sisi Lain Yang Meng-Inspirasi
Sama sekali penulis tak menduga sebelumnya akan
duduk di sebelah Ustdz Wijayanto. Ini sebuah berkah luar biasa bisa
berdampingan dengan orang se-kapasitas beliau. Ini kesempatan jarang
dan atau bahkan lebih tepat disebut sebuah kebetulan yang penuh berkah. Terbersit satu ide di benak
penulis yang sedang mencari makna atas situasi tidak terduga ini yaitu “
meminta semacam pesan bijak yang sekiranya bisa meng-energi atau meng-inspirasi
ketiga lelaki yang dititipkan Sang Klahil di kehidupan penulis". Saat kesempatan itu ada dan situasi memungkinkan, penulis mencoba
menyampaikan idenya dengan sedikit berbisik ditelinga
Ustadz Wijayanto.
Alhamdulillah....beliau tidak keberatan dan secepat kilat penulis kemudian meminta perkenan Ustadz untuk menuliskan pesanbijak di lembar materi bagian belakang yang kosong.
Ustadz Wijayanto.
Alhamdulillah....beliau tidak keberatan dan secepat kilat penulis kemudian meminta perkenan Ustadz untuk menuliskan pesanbijak di lembar materi bagian belakang yang kosong.
Walau pesan ini diawali dengan “buat/kepada” ketiga putera penulis, namun
pesan yang dituliskan beliau sangat inspiratif sehingga disajikan di blog
ini dengan harapan juga bisa menginspirasi segenap
pembaca khususnya dalam upaya bersama membentuk atau mencetak anak sholeh/seholehah dan sekaligus menjadi orang tua yang di idolakan dan sangat dirindukan. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
D. Apresiasi dan Terima Kasih
Akhirnya....semoga Allah SWT senantiasa menjaga
dan membimbing kita sehingga tergolong menjadi orang tua yang dirindukan anak. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
Purwokerto, Sabtu, 16 Januari 2016
Gedung Rudhiro, Unsoed
Posting Komentar
.