BELAJAR LANGSUNG DARI Mr. ROBBY TULUS DI RATNAS IKKI dan RAKERNAS AKSES II HARI PERTAMA | ARSAD CORNER

BELAJAR LANGSUNG DARI Mr. ROBBY TULUS DI RATNAS IKKI dan RAKERNAS AKSES II HARI PERTAMA

Jumat, 04 September 20150 komentar



SUARA DARI RATNAS IKKI dan RAKERNAS AKSES II HARI PERTAMA
Hotel Dominik, Purwokerto, Tanggal 5-6 SEPTEMBER 2015




Memasuki tahun ke-3, IKKI (Induk Koperasi Konsumen Indonesia) menggelar RAT (Rapat Anggota Tahunan) II dan AKSES (Assosiasi Kader Sosio Ekonomi Strategis) juga menggelar rakernas yang ke-2. Atas agenda ini, Para pegiat CU (Cunsomer Union) dan kader AKSES pun berkumpul. Kalau tahun lalu dilaksanakan di Bali, kali ini Purwokerto bertindak selaku tuan rumah.



RATNAS IKKI dan RAKERNAS II AKSES kali ini terasa istimewa dibanding sebelumnya, sebab tidak hanya dihadiri oleh delegasi koperasi konsumen (Cunsomer Union) dan kader AKSES Indonesia saja, tetapi juga dihadiri beberapa aktivis koperasi dari India dan Kanada.  2 (dua) tokoh koperasi fenomenal bergender wanita dari Kota Malang, Ibu Tarigan dan Ibu Niken.  Tak ketingggalan salah satu tokoh Internasional yang sangat fenomenal dimana beliau baru saja menjadi salah satu narasumber di Forum Mexciko, Indonesia, Turki dan Australia (MITA) juga hadir, yaitu Sang Guru Kawakan Koperasi Indonesia berstatus warga negara Kanada, Mr, Robby Tulus.



Pada even ini, Mr. Robby Tulus, dalam kapasitasnya sebagai pencetus dan penggagas kelahiran IKKI dan AKSES, memberikan pencerahan dan sekaligus memompa semangat segenap peserta. Beliau membuka sesi pencerahan dengan menyampaikan statemen  tokoh muda kostarika yang juga salah satu peraih nobel, Oscar Aruas Sanchez. Beliau mengutip 2 (dua) statemen dari Oscar yang sangat menginspirasi, yaitu :  

We need to understand that peace and security do not necessarily come from the military. The true security of the state come from the quality of life of the people”. Dalam arti bebas “ kita harus mengerti bahwa kedamaian dan keamanan sebuah tidak datang dari militer tetapi datang dari kualitas hidup masyarakat”. Dalam pandangan Oscar, “Koperasi itu seperti mutiara yang tersembunyi di lembah batu, yang menemukannya terpukau oleh sinar terang dan keindahannya”.  



Selaku penggas, Mr. Robby tulus me-refresh kembali tentang identitas AKSES dan perjuangan IKKI. Secara positioning, AKSES merupakan thinktang group yang concern merespon terhadap  sosial dan sekaligus membangun visi sosial yang mempertinggi peluang kesejahteraan masyarakat dan IKKI  merupakan lembaga ekonomi yang kelahirannya diinisiasi kader-kader handal AKSES.  Jadi, keduanya  merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.  



AKSES adalah lembaga mandiri yang tidak menggantungkan pada bantuan dari pihak manapun. Hal ini merupakan sikap tegas AKSES sehingga kemurnian nilai perjuangan senantiasa terjaga. Dalam pandangan AKSES, setiap bantuan uang pasti membawa agenda dan tidak lepas dari intervensi. Disamping itu, AKSES bukan LSM dan juga bukan koperasi namun Kader akses memegang teguh semangat dari perjuangan koperasi. Dalam kehidupannya,  akses juga Egalitarian dimana semua anggota berposisi sederajat dalam arti sama dan sebangun.  Mr.Robby juga mengambil satu statemen yang bagus dari seorang tokoh, yaitu “ hasil perputaran modal lebih cepat menngkatnya dari ada pertumbuhan ekonomi. Akibatanya si kaya makin kaya dan si miskin makin miskin sehingga re-distribusi adalah sebuah keharusan”. Dalam hal re-distribusi, koperasi adalah organisasi yang paling mungkin untuk melakukannya secara nyata dan menyentuh langsung masyarakat.  



Dipenghujung presentasinya, Mr. Robby Tulus menyampaikan beberapa Tantangan dan peluang Kader Akses, yaitu :

1.       Komitmen para kader AKSES terhadap perubahan sosek?

2.      Perankan Core-Team menuju perubahan?

3.      Kelembagaan disempurnakan?

4.      Gelar kerjasama antar lembaga sehaluan

5.      Prospek ke depan?



Sementara itu, tentang IKKI, Mr. Robby  mempertajam keunggulan. Ada fakta konsumerisme yang kuat. Masyarakat dijejali dengan ragam kredit/pinjaman yang mendorong tumbuh kembangnya naluri konsumsi ke tingkat ultra. Di Banglades banyak masyarakat yang bunuh diri karena tidak mampu membayar hutang-hutangnya. Realitas ini sungguh mengerikan dan IKKI harus reponsip dalam arti tidak hanya mengkritik realitas tetapi juga mengambil inisiatif memberikan solusi integratif.  



Dalam pengembangannya, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian :

1.       Multi Stake Holder. Co-op Atlantic di kanada melayani 128 Koperasi Konsumen yang melayani 326.000 keluarga, namun pada akhirnya di jual kepada supermarket besar SOBEYs karena persoalan modal.

a.      Mei 2012 : Rapat anggota co-op Atlantic memutuskan menjualpusta distribusi ini ke Sobeys

b.      49 Koperasi konsumen dan SPBU (Gas Station) diambil alih dan di re-brand (kecuali 2)

c.       Co=op store berubah menjadi “food land” dan Co-Op Gas menjadi “Shell”

d.      Sisanya masih beroperasi sebagai koperasi (namun berfikir ulang)

e.      Maslaah permodalan menjadi kendala utama.

f.        Pentingnya menggunakan konsep Multy Stake Holder sbagaimana diterapkan oleh Eroski Spanyol.

Penjualan ini telah melenyapkan salah satu koperasi fenomenal di kanada. Belajar dari kejadian tersebut, IKKI harus mengaplikasikan multi stake holder sehingga memungkinkan IKKI bepartner dengan para pemilik modal yang mempunyai kepedulian besar dengan persoalan-persoalan sosial ekonomi kemasyarakatan.

2.      Berbasis anggota dan tumbuh dari bawah

3.      Berlajar dari kendala

4.      Meredam arus/nafsu konsumerisme eksesif

5.      Memberdayakan pasar tradisional

6.      Pendidikan bagi anggota dan pengelola

7.      tata kelola yang baik.

8.     Memberdayakan wanita dan kaum muda.

9.      Transparan akuntable dan berkelanjutan



Sementara itu, Pak Trisna Ansharly, dalam kapasitasnya sebagai  penasehat  Akses dan IKKI, mengingatkan kembali tentang Statemen Pakar Manajemen Koperasi Dunia, Peter Davis dimana koperasi harus mengembangkan keunggulannya melalui nilai-nilai yang dierjuangkannya. Untuk itu, IKKI harus memiliki kader yang berkarakter dan proaktif dan untuk itu AKSES harus mampu memproduksi SDM-SDM unggul tersebut. Sustanaibility hanya lahir dari sebuah sistem kerja yang hebat berbasis team work yang solid. Untuk bisa tumbuh dan berkembang, maka Kader AKSES dan IKKI harus  “Thningking and Risking”, berfikir dan ambil resiko. Jika tidak, maka jangan pernah berharap mimpi akan menjadi nyata..    
Share this article :

Posting Komentar

.

 
Copyright © 2015. ARSAD CORNER - All Rights Reserved