PELAJARAN MENARIK DARI “GADIS RISOL” RUSIA
Tulisan
ini sebenarnya kembangan dari kiriman WA (Whats App) dari Seorang mahasiswi
yang lagi berjuang menuntut ilmu S2 di Negara Rusia. Kebetulan penulis sangat dekat dan kebetulan mengikuti
perjalanan dan jejak juangnya beberapa tahun terakhir ini. Perjuangan mahasiswi
ini memang tergolong amazing sejak S1-nya di Fakultas Hukum Kampus Universitas Jenderal
Soedirman Purwokerto sampai dengan keberangkatannya untuk menempuh S-2 di Rusia lewat sebentuk hadiah Tuhan
bernama “bea-siswa”.
Inpsirasi
tulisan ini berawal dari kebelumberhasilan Agnes mendapat pekerjaan yang dia
harapkan bisa mengisi waktu liburan panas dan sekalgus mendapat hasil tambahan.
Namun, segala upaya yang dilakukan tak berujung indah setelah ke semua tempat Agnes
berusaha. Hasil berbeda didapat temen-temen lainnya yang sukses mendapatkan
kesempatan bekerja selama musim liburan panas. Yang menarik dan menginspirasi
adalah alasan tertolaknya Agnes untuk bisa diterima bekerja yaitu karena pakai
hijab sebab dikhawatirkan jam kerja Agnes akan terkurangu karena harus menunaikan
sholat setiap harinya. Namun, dasar Agnes orangnya tidak pernah bisa diam atau
nganggur, kondisi ini membuatnya berfikir keras hal produktif apa yang bisa
dilakukan untuk mengisi liburan. Akhirnya, Agnes ter-ide membuat “risol” dan
nekat menjajakannya.
Upaya
ini ternyata tidak sia-sia. Agnes sukses menjual 30 sampai 50 buah risol setiap
harinya dengan harga jual 50 rubel per buah. Jika dikomparasi, ternyata hasil
berjualan risol jauh lebih baik bila dibanding
bekerja yang hanya dibayar 80 rubel/jam. Dari sisi waktu , Agnes bisa menjual risol 15
buah risol per jam dan tak terlalu panjang waktu yang diperlukan untuk
menghabiskan barang dagangannya. Saking gesitnya berjualn risol, para security
dan pegawai di lingkungan asrama memanggil agnes dengan istilah Rusia yang artinya “gadis risol”. Sebuah sebutan
yang mengundang senyum dan juga inspirasi pelipat energi Agnes untuk terus menjajakan
jualan risolnya.

Kisah
singkat ini menjelaskan dan juga menegaskan bahwa Tuhan-lah sesungguhnya
penentu dan pemberi rezeki pada siapapun yang dikehendaki-Nya. Sementara
itu, “bekerja atau berjualan” sesungguhnya
hanyalah media pemantas untuk di limpahi-Nya rezeki bagi seorang hamba.
Mungkin
ini hanyalah goresan ringan, tetapi penulis berharap bisa meng-inspirasi hal
baik bagi pembaca atau mereka yang sedang berjuang menemukan keyakinan penuh
tentang hubungan kuat antara
keberhasilan dalam arti luas dan kedekatan dengan Tuhan, termasuk juga penulis yang sedang belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Posting Komentar
.