“AKSI TAMPAR“ BUDI SUDARSONO MENGINGATKAN PADA.....
Menyongsong Petarungan Seri Ke-2 antara PSCS dan PERSIBAS Banyumas pada
tanggal 07 Juni 2015 di Gor Satria Purwokerto Jam 19.30 Wib.
Sepakbola selalu melahirkan cerita yang kemudia melekat di memori
banyak orang, khususnya para bola mania. Kita masih ingat bagaimana Argentina di 1978 memborbardir Peru dengan skor telak 6-0 yang
kemudian memupus harapan brasil menuju final. Skor ini mengundang kontroversi dan menyisakan ratusan tanya. Akhirnya, Argentina keluar sebagai juara setelah mengalahkan Belanda 3-1. Kita
juga ingat bagaimana Maradona akhirnya harus terhenti kesempatannya untuk bermain saat Piala Dunia yang di gelar di Amerika, 1994 dengan isu "doping".
Kita juga ingat bagaimana materazi yang perang kata-kata dengan zidane yang kemudian
memancing emosi bintang prancis itu di Piala Dunia 2006. Kita juga lihat bagaimana aksi teatrikal
Simione (argentina) yang mengakibatkan Beckham di kartu merah dan harus keluar
lapangan di Piala dunia 1998 yang saat itu di gelar di Prancis. Kita juga ingat final saat Prancis berhadapan dengan Brasil dimana
tiba-tiba saja Ronaldo kejang-kejang dan sampai sekarang tidak ada penjelasan atas hal misterius itu. Semua penggila bola juga sangat menyayangkan
saat Eric Cantona memilih pensiun dari dunia sepak bola saat sedang berjaya bersama Klub
Manchester United. Beberapa kali bintang satu ini juga menghadapi persoalan emosi
dan yang paling terkenal adalah tendangan kungfunya ke pemain. Semua kisah itu
telah menjadi bagian dari legenda perhelatan sepak bola dunia.
Sebagai bagian dari dunia sepak bola, Indonesia pun tak ketinggalan dengan berbagai cerita dan kisah
unik yang terus lekat di ingatan para penggila bola di negeri ini. Kita ingat
Hermansyah, kiper andalan Indonesia di 2 (dua) dekade lalu tidak bisa
mengontrol emosinya dengan menunjukkan alat vitalnya sebagai ekspresi
kekecewaan saat timnya bertanding di suatu event. Sontak aksi ini menjadi
pembicaraan hangat di kalangan maniak bola. Di Event Kapolda Cup 2015 yang dimulai akhir Mei 2015, juga
telah terjadi aksi nyeleneh dimana Budi Sudarsono, mantan langganan timnas Indonesia
yang kini merumput bersama Tim Divisi Utama PSCS Cilacap, melakukan “aksi
tampar” terhadap pemain Persibas Banyumas, Haris Yuda, Budi Sudarsono mengganggap Haris Yuda sengaja memperlambat tempo pertandingan saat PSCS memburu nilai penuh
di stadion Cilacap pada tanggal 03 Juni 2015 yang lalu. Aksi tampar ini mengagetkan semua orang sebab dilakukan
seorang Budi Sudarsono yang dikenal sudah malang melintang di dunia persepakbolaan di
tanah air. Apalagi Budi Sudarsono merupakan pemain andalan Timnas dibeberapa waktu
yang lalu, sehingga kebanyakan orang tidak percaya kalau seorang Budi Sudarsono melakukan hal itu. Tetapi, mungkin dikarenakan tensi psikologi permainan yang begitu tinggi dan target
PSCS harus bisa meraih poin penuh di kandangnya sendiri, telah menjadi faktor yang mempengaruhi
psikologis dan emosi seluruh pemain yang bertanding, termasuk seorang Budi Sudarsono.
Mungkin dalam tinjauan profesionalisme sepak bola, tentu sulit menerima kesalahan yang dilakukan oleh Budi Sudarsono. Banyak penggemar bola juga sangat menyayangkan aksi kurang terpuji itu. Mungkin
akan sangat berbeda seandainya hal serupa dilakukan oleh pemain kacangan yang tidak pernah
mengorbit sampai ke level nasional dan internasional seperti Budi Sudarsono.
Bahkan aksi ini mengundang kekecewaan para pemain, pelatih dan official Persibas saat wasit hanya memberi peringatan dan juga kartu kuning, Alasan ini cukup bisa diterima mengingat di berbagai tempat aksi semacam ini biasanya dihadiahi kartu merah . Sementara itu, dari sisi kemanusiaan, Budi Sudarsono adalah manusia biasa yang mempunyai rasa dan juga emosi
sehingga ada kemungkinan terpancing oleh keadaan atau provokasi pemain lawan. Inilah pernik-pernik sepak bola yang terkadang mengundang senyum, terkadang mengundang amarah, terkadang mengundang tanya yang tak berjawab.
Menjadi menarik untuk melihat kisah lanjutan dari situasi ini,
sebab kedua tim akan bertemu kembali pada tanggal 07 Juni 2015 dimana gantian Persibas
yang akan bertindak sebagai tuan rumah. Merujuk pada tensi dan situasi di leg pertama saat PSCS mengalahkan Persibas 2-1, hampir bisa dipastikan pertandingan besok akan seru dan penuh intrik. Mungkin saja PSCS
Cilacap akan bermain aman dan hanya mengincar seri, sebab raihan satu poin sudah cukup membawa
mereka ke babak berikutnya. Berbeda dengan Persibas Banyumas,
tentu akan mengambil inisiatif menyerang sampai menit terakhir. Disatu sisi untuk mengincar poin
penuh agar langsung bisa lolos ke babak berikutnya, di sisi lain hal ini
menjadi persoalan harga diri sebab Persibas Banyumas bermain dihadapan pendukungnya sendiri. Apa yang terjadi di Cilacap pada partai
sebelumnya tentu akan menjadi pemantik lipatan energi bagi seluruh pemain dan
pelatih, khususnya Persibas Banyumas. Ketidakpuasan atas keemimpinan wasit dan aksi tidak sportif yang
disuguhkan Budi Sudarsono mungkin akan menjadi sumber energi tambahan untuk
membuktikan diri lebih baik. Intinya, persoalan harga diri menjadikan pertandingan ini sangat
menarik untuk disaksikan.

Para pendukung setia Persibas Banyumas tentu akan tumpah ruang mulai dari
laskar bombastik, satria dan juga ultras. Sepertinya kekecewaan yang dirasakan
pelatih dan segenap pemain pujaan mereka saat bermain di Cilacap juga menjadi
kekecewaan mereka. Tentu peran mereka sebagai pemain ke-12 akan sangat penting
dan berpengaruh kepada perform para pemain Persibas saat bertanding nanti. Di
sisi lain, pendukung maniak PSCS Cilacap juga pasti tidak mau ketinggalan.
Mereka tentu tidak mau tim kesayangan mereka menjadi bulan-bulanan saat
bertandang ke kandang Persibas. Mereka pasti akan berbondong-bondong untuk
memberikan dukungan penuh dan memompa semangat tim kesayangannya.
Selaku pecinta sepak bola, kita berharap pertandingan akan menyuguhkan
permaianan yang menarik dan juga dipimpin oleh wasit yang super qualified. Hal ini perlu menjadi pertimbangan panitia Kapolda
Cup 2015 mengingat tensi pertandingan akan berlangsung dalam tempo tinggi.
Posting Komentar
.