SEBENTUK APRESIASI & SEKELUMIT SUMBANG FIKIR BERNADA ASA | ARSAD CORNER

SEBENTUK APRESIASI & SEKELUMIT SUMBANG FIKIR BERNADA ASA

Kamis, 16 April 20150 komentar



Pengantar Redaksi :
Tulisan ini awalnya sekedar sumbangsih pemikiran sederhana dalam gathering wali murid yang dilaksanakan oleh Yayasan Al-Irsyad Purwokerto. Diluar dugaan penggagas, yang kebetulan menyekolahkan 3 (tiga) Puteranya di SD Al-Irsyad 02 Purwokerto, tulisan ini ternyata dijadikan headline oleh majalah sekolah yang bernama Adzkia Indonesia, Edisi 76, April 2015. Semoga gagasan dan pemikiran sederhana dalam tulisan  mendatangkan inspirasi segenap sahabat pembaca setia arsaccorner.


SEBENTUK  APRESIASI  & SEKELUMIT SUMBANG FIKIR BERNADA ASA

A. Testimoni Bernada Apresiasi Memiliki anak sholeh/sholehah bercirikan akhlak mulia yang disertai kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan umum adalah alasan utama kebanyakan orang tua/wali murid  men-sekolahkan putera/i nya di Al-Irsyad Al-Islamiyah Purwokerto. Keyakinan penuh akan komitmen crew Al-Irsyad terhadap pembangunan kualitas berbasis continous improvement selaras dengan realitas yang menunjukkan perubahan yang terus menunjukkan peningkatan. Iklim semacam ini pun kemudian menumbuhkan ketentraman bathin para orang tua/wali murid dan berujung pada semakin tingginya animo masyarakat untuk men-sekolahkan anaknya di Al-Irsyad Purwokerto. Kami berharap pertumbuhan animo masyarakat ini menjadi inspirasi dan lipatan  energi untuk semakin berbenah bagi semakin tingginya kualitas output Sekolah Al-Irsyad Al-Islamiyah Purwokerto.

Kami menyadari capaian saat ini merupakan buah dari proses panjang yang  tak mengenal kata lelah atau berhenti. Kami pun sangat apresiate terhadap  dinamika iklim, variasi  dan kreatif itas cara  yang terus digali dan diaplikasikan. Kenyataan demikian pun kemudian menjadi tambahan energi bagi segenap orang tua/wali murid untuk senantiasa mendukung segala program  peningkatan kualitas perserta didik dimana putera/i kami menjadi bagian di dalamnya. 



B.Sekedar Sumbang Fikir Bernada Asa
Atas nama cinta dan loyalitas tinggi dan atas nama kebahagiaan/syukur telah  menjadi bagian dari Al-Irsyad, terbersit  ingin  berkontribusi sumbang fikir sederhana dengan harapan efektif menjadi pemantik akselerasi Al-Irsyad dalam mewujudkan visi dan misinya, sebagaimana dijelaskan secara singkat berikut ini;
1.      Meng-edukasikan tentang ”kesederhanaan”.  Membudayakan kesederhanaan adalah sebuah keharusan, sebab  kesederhanaan merupakan sikap mental yang sangat mendukung perolehan keberhasilan. Kesederhanaan yang dimaksud dalam hal ini tidak terbatas pada "performance fisikly" semata, tetapi juga meliputi kesederhanaan sikap yang berdampak pada semangat juang siswa/i dalam menorehkan prestasi. Fakta menunjukkan, keberhasilan diraih dengan tidak mudah dan didalamnya pasti ada keprihatinan. Bukankah kesederhanaan sangat dekat dengan keprihatinan (baca; kesabaran menjalani liku dan lelah sebuah perjuangan). Oleh karena itu, membangun  prestasi berlandaskan kesederhanaan dan keprihatinan layak dijadikan sebagai bagian dari budaya fikir dan tindak segenap siswa/i. Dengan demikian, capaian tidak selalu dipandang identik dengan prasyarat materi yang cukup, tetapi sesungguhnya tentang kemampuan mengembangkan kreativitas dan dan optimalisasi potensi yang dititipkan Allah SWT. Disisi lain, ketika keprihatinan dan kesederhanaan bisa menjadi budaya hidup, hal ini juga akan meng-eliminir mindset materialitas dalam diri setiap siswa/i Al-Isyad Al-islamiyah Purwokreto. 
2.      Semua anak adalah bintang. Setiap manusia terlahir dengan keunikannya masing-masing. Bakat/talenta  yang melekat merupakan modal penting bagi setiap manusia untuk tumbuh menjadi pribadi berkarakter dan kemudian memobilisasinya menjadi sederetan langkah menuju ketercapaian cita-cita sebuah hidup.  Oleh karena itu, akan menjadi sesuatu yang luar biasa  ketika siswa/i bisa menemukan ruang untuk mengenali diri dan potensinya, hal ini akan menumbuhkan percaya diri  yang kemudian mendorong segenap siswa/I memandang ber-sekolah merupakan sesuatu yang asyik dikarenakan mereka bisa menemukan dirinya dalam setiap proses yang berlangsung di sekolah. Untuk mendukung hal itu, pola-pola apresiasi terhadap siswa/i semestinya tidak hanya fokus pada satu indikator (misalnya hanya pada aspek "nilai”) aja, tetapi juga dilengkapi dengan ragam apresiasi yang mendorong setiap siswa/i untuk ingin menjadi bintang sesuai potensinya masing-masing. Dengan beragamnya pola apresiasi, maka setiap bakat akan menemukan jalannya.
3.      Mengembangkan kepedulian. Kemoderenan zaman tak dinyana telah mendorong suburnya jiwa  dan karakter individualiasme. Didengungkannya semangat saling mengalahkan dan gairah untuk selalu lebih baik dari lainnya, tanpa disadari telah memupuk egoisme diri dan ironisnya juga mengikis kepedulian dan empati terhadap orang lain. Bahkan, tak jarang cara-cara instan dan tidak fair pun kemudian dipilih sebagai cara demi sebutan “hebat”. Realitas  ini memberi pesan kuat bahwa budaya individualisme sangat rawan terhadap kerusakan mental. Idealnya, hal semacam ini jangan sampai terjadi di lingkungan pendidikan khususnya Al-Irsyad Al-Islamiyah yang nota bene berlabel sekolah Islam. Untuk itu, semangat kepedulian, kesetiakawanan, semangat berlomba atas nama lebih baik  dipandangan Allah SWT, layak menjadi sikap-sikap yang terus diajarkan dan dituntunkan kepada segenap peserta didik, mulai dari  proses belajar dalam kelas maupun dalam bentuk praktek yang variatif sehingga berhasil menanamkan betapa pentingnya memiliki sikap peduli, empati dan bahkan berbagi dengan orang lain dalam arti luas. 
4.      Tentang konfirmasi pembayaran SPP. Adalah hal yang sangat bisa difahami ketika manajemen Al-Irsyad melakukan konfirmasi atas setiap keterlambatan pembayaran SPP atau sejenis lainnya.  Hanya saja, pemilihan media "surat" yang dititipkan melalui  siswa/i yang bersangkutan (baca: telat bayar SPP) berpotensi mendatangkan  "beban psichologis" bagi peserta didik. Atas hal ini, kami menyarankan untuk mengoptimalkan media lainnya dimana siswa/i tidak dilibatkan agar tetap bisa focus pada proses kegiatan belajar.  


C. Penghujung
Buah fikir sederhana yang tersaji  dalam tulisan ini semata-mata diinspirasi oleh keinginan kuat berkontribusi pemikiran walau hanya sebentuk gagasan sederhana. Keterbatasan pengetahuan, pemahaman dan pengalaman dalam dunia pendidikan mungkin menjadikan tulisan ini masih memerlukan koreksi, perbaikan, penyempurnaan dan bahkan penjabaran yang lebih baik sehingga menemukan titik efektivitasnya.

Demikian disampaikan, semoga tulisan ini lebih dilihat dari sudut semangat dan keinginan kuat untuk berkontribusi, ketimbang dari sudut kualitas berkalimat dan bergagasan.


Purwokerto, 11 Maret 2015
Penyusun,


Bunda M. Daffa, M.Rafiano dan M.Daviano
Share this article :

Posting Komentar

.

 
Copyright © 2015. ARSAD CORNER - All Rights Reserved