MENINGKATKAN HARAPAN LEWAT MENGELOLA INGIN | ARSAD CORNER

MENINGKATKAN HARAPAN LEWAT MENGELOLA INGIN

Rabu, 11 Maret 20151komentar



MENINGKATKAN HARAPAN  LEWAT MENGELOLA INGIN  

Disampaikan pada Pertemuan POM TK Masyitoh 25, Sokaraja, 
 Kab.Banyumas, Jawa Tengah, Tanggal 12 Maret 2015




A.  Pembuka
Hidup adalah kesempatan membentuk capaian-capaian yang layak untuk dikenang dan diceritakan guna menginspirasi orang lain. Bicara capaian selalu dikaitkan dengan keprihatinan dalam arti kesiapan untuk menahan ingin dan kemauan berjuang melakukan sesuatu secara sungguh-sungguh.

Semua orang ingin berhasil dan berbahagia dalam arti sukses  mencapai apa yang menjadi cita-citanya. Namun demikian, tak jarang mendengar ragam keluhan seputar kesulitan hidup dan lain sebagainya bernada ke-tidak bahagiaan. Mereka lebih suka mengumandangkan keluhan ketimbang concern pada hal-hal produktif lewat optimalisasi potensi diri yang dititipka Tuhan. Apa yang salah?.

Sebuah pesan bijak berujar, ”kebahagiaan sesungguhnya terletak pada pendefenisian kebahagiaan itu sendiri”. Artinya, setiap orang memiliki indikator masing-masing tentang sebentuk kebahagiaan. Namun demikian, kebahagiaan bermula dari rasa syukur dan kebesaran jiwa atas setiap keadaan atau kenyataan hidup. Setiap orang perlu membangun kesadaran bahwa hidup mengenal hubungan kausal (baca: sebab-akibat). Artinya, bahwa segala sesuatu yang datang dalam hidup sesungguhnya merupakan  “akibat” yang di inspirasi oleh sebab-sebab yang berhubungan. Misalnya;  anak demam atau flu karena berpanas-panasan atau bermain hujan; kaki terasa sakit untuk melangkah karena keseleo; seseorang dapat nilai bagus karena rajin belajar; seseorang mendapat rezeki banyak karena rajin berusaha dan juga berdoa ; dan lain sebagainya. Kalau demikian, mungkinkah cita-cita berpeluang di gapai bila tak ada upaya  yang nyata dan sungguh-sungguh untuk mencapainya?.


B.  Sekejap Men-Soal Tentang “Mengelola Ingin”  
Setiap orang mempunyai ingin yang kemudian memotivasinya  berupaya. Satu hal yang menjadi catatan, bahwa keinginan sesungguhnya berbeda dengan kebutuhan. Dalam bahasa sederhana, ingin adalah berimajinasi tentang sesuatu yang ingin di gapai, sedangkan kebutuhan adalah sesuatu yang memang harus diadakan. Banyak orang  salah kaprah dalam membedakan “ingin” dan “butuh”, sehingga terjerambab dalam kekeliruan berkeputusan. Sebagai contoh; ketika seorang yang kebetulan berprofesi tukang becak berkeinginan bisa memiliki smart phone yang didalamnya terdapat fitur-fitur canggih seperti yahoo massanger, twitter, facebook, line, google+ dan lain sebagainya.  Mungkin saja ingin semacam  agar dikatakan “gaul” atau “up to date”, kemudian memaksakan diri walau dengan mengorbankan pendapatan yang diraih dengan peluh keringat.  Ironisnya, ternyata si abang becak hanya memfungsikan smart phone nya untuk telepon, sms dan  mendengarkan musik atau radio. Kejadian serupa sering menimpa banyak orang dan akhirnya terjebak pada konsumerisme. Bahkan gairah konsumsi yang liar tidak saja mengorbankan pendapatan satu bulan kemarin tetapi juga mengorbankan pendapatan masa depan lewat berhutang. 

Oleh karena itu, bijak dalam mengelola ingin menjadi penting agar bisa menggunakan pendapatan secara bijak. Jika tidak, akan terjebak pada hal-hal yang menyulitkan diri sendiri di kemudian hari. Setiap orang memang perlu membangun “ragam keinginan” sebagai inspirasi energi dan spirit. Akan tetapi, mengukur diri dan bertindak rasional adalah sebuah keharusan. Tak perlu terobsesi dibilang “keren atau beken” oleh orang lain, sebab hal itu bisa membuat seseorang menjadi diri orang lain. Berdirilah diatas realitas dan rasionalitas hidup, sebab hal itu lebih menjanjikan ketentraman bathin. Jadilah diri sendiri, sebab memilih menjadi diri orang lain adalah sebuah kebohongan yang sangat menyiksa dan senantiasa hidup dalam kepura-puraan.   


C.  “Pengelolaan dan Peningkatan Pendapatan”.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa hidup mengenal istilah “sebab-akibat”. Artinya, apa yang didapat hari ini merupakan hasil yang pantas dari upaya yang telah dilakukan. Oleh karena itu, kalau berharap mendapat hal yang lebih baik maka segera lakukan upaya yang lebih keras dan cerdas. Dengan demikian peluang peningkatan hasil menjadi lebih rasional.

Sebagai stimulan, berikut dikemukakan beberapa ide sederhana yang berhubungan dengan perbaikan hasil, yaitu:
  1. membangung mindset “Konsumsi adalah sisa menabung”. Kalimat ini begitu sederhana dan bahkan menggelitik sebab hampir dipastikan bertentangan dengan kebiasaan banyak orang. Fakta pada umumnya berpandangan bahwa menabung adalah sisa konsumsi. Hanya saja,  bila prinsip ini dijalankan tanpa kendali, maka “menabung” adalah sesuatu yang sulit direalisasikan. Satu hal yang menjadi catatan bahwa “menabung” itu perlu dipaksakan pada awalnya dan harus terus diulang hingga menjadi kebiasaan atau budaya hidup. Satu hal yang pasti bahwa keterbentukan akumulasi tabungan membuat peluang  merencanakan banyak hal menjadi lebih memungkinkan.
  2. Membuat perencanaan pemanfaatan pendapatan. Membuat perencanaan pemanfaatan pemanfaatan adalah hal positif bila diikuti dengn komitmen kuat menjalankan perencanaan tersebut dengan  disiplin tinggi. Artinya, apapun godaan atau bentuk tawaran yang datang tidak akan  di gubris bila berseberangan dengan perencanaan awal yang sudah disusun.
  3.  Peningkatan Pendapatan lewat menekan pengeluaran. Pada tingkat pendapatan berapapun tanpa pengendalian pola pemanfaatan berpotensi pada akhir yang “minus”. Artinya, ketika ingin  dikelola  dengan bijaksana dan senantiasa memperhatikan apakah sesuatu (barang atau jasa) merupakan  kebutuhan atau hanya sebatas ingin atau bahkan latah, maka  pendapatan akan menjadi lebih bernilai.  Oleh karena itu, tingkatkanlah pendapatan dengan cara menekan angka pengeluaran dan hindari menjadi pribadi yang konsumtif.  
  4.  Memanfaatkan waktu untuk hal-hal produktif.  Hidup tidak perlu terlalu tegang walau terlalu santai juga tidak disarankan. Kesempatan hidup sebaiknya dimanfaatkan untuk hal-hal produktif baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain atau lingkungan sekitar. Membiasakan diri dalam lingkar “ngerumpi tak ber-tema jelas “ berpotensi mendatangkan ke-mudhorotan bagi segenap peserta nge-rumpi. Memilih  untuk memanfaatkan sisa waktu  mengerjakan hal-hal yang positif dipastikan akan mendatangkan kebaikan dan bahkan berpeluang mendatangkan pendapatan baru. Misalnya memanfaatkan sisa waktu untuk berdagang on-line lewat HP, BB, Facebook dan atau media lainnya. Atau bisa juga mengerjakan berbagai kerajinan tangan yang kemudian bisa dipasarkan dan mendatangkan pendapatan. Memanfaatkan waktu untuk hal-hal produktif tidak selamanya harus berhubungan langsung dengan urusan pendapatan, tetapi juga bisa tentang melakukan kebaikan-kebaikan baru seperti aksi sosial, pengajian dan lain sebagainya. Ketika terbangun komitmen untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dengan hal-hal yang berkualitas, maka terbuka banyak kemungkinan bernada kebermanfaatan.


D.  Penghujung
Hidup adalah keberanian berketetapan diantara banyak pilihan yang terbuka. Setiap orang berhak mengatur dirinya sendiri, tetapi ketika terjebak pada pilihan keliru akan berujung pada kesusahan atau ketidakbahagiaan. Oleh karena itu, kehati-hatian dan kebijaksanaan sangat dianjurkan agar senantiasa berada pada jalur yang tepat. Waktu terus berjalan dan tidak mungkin kembali lagi , sehingga keputusan yang diambil hari ini sangat berpengaruh seperti apa esok hari.

Demikian disampaikan sebagai bacaan ringan, semoga menginspirasi kebaikan bagi penulis dan juga bagi segenap pembaca. Amin Ya Robbal ‘Alamin.  


Share this article :

+ komentar + 1 komentar

13 Maret 2015 pukul 19.34

TOP.. insya Allah bermanfaat..

Posting Komentar

.

 
Copyright © 2015. ARSAD CORNER - All Rights Reserved