MEMBELI MIMPI LEWAT MENABUNG Rp 1000/HARI (BAGIAN : 02) | ARSAD CORNER

MEMBELI MIMPI LEWAT MENABUNG Rp 1000/HARI (BAGIAN : 02)

Selasa, 06 Januari 20150 komentar



Membeli Mimpi Lewat Menabung Rp 1000/hari 
(Session 02)
 
Sekilas Perkembangan……….
Memasuki bulan ke tiga....semangat para ibu-ibu Dasawisma  Sledri, Desa Pabuaran, Kab. Banyumas. Prop.Jawa Tengah  berjalan stabil. Setiap pagi mereka konsisten "mengurangi" anggaran belanja harian mereka Rp 1.000/hari dan kemudian menabungkannya.

Kalau dibulan pertama kemarin, setiap hari Sang Ketua berkeliling ke rumah 17 (tujuh belas)  anggota dasawisma mengutip tabungan, bulan kedua menjadi lebih luar biasa dalam metode pengumpulannya dilakukan bergiliran oleh para ibu dasawisma dan kemudian menyetorkan ke rumah Sang
Ketua untuk di rekap dan di simpan.  Ada makna luar biasa disini dimana praktek “bergiliran” menegaskan bahwa spirit menabung sudah menjadi kesadaran kolektif dari setiap orang penghuni organisasi mikro bernama Dasawisma Sledri itu. Walau dalam skala mikro, kebersamaan produktif semacam ini layak diapresiasi sebagai sebuah terobosan.

Dampak lain dari program ini adalah berkembangnya hubungan sosial diantara individu-
individu yang didalamnya. Salah satu indikator yang terlihat adalah  bagaimana mereka melakukan " tilik berjama'ah" ketika salah satu dari anggota masyarakat di lingkungan RT (bukan hanya sebatas anggota dasawisma saja) sedang jatuh sakit. Mereka saling bahu membahu satu sama lain. Yang punya kendaraan meikhlaskan kendaraannya untuk digunakan dan yang punya waktu dan energi menyempatkan menjadi bagian dari rombongan berkunjung ke rumah sakit. Disatu sisi kedatangan rombongan melahirkan support moril dan spirit untuk segera sembuh bagi yang sedang sakit, disisi lain agenda “tilik bersama” ini tanpa disadari telah membentuk “efisiensi kolektif” berupa biaya tilik alias mbesuk  yang lebih murah.


Sore ini, tepatnya 07 Januari 2015 akan digelar pertemuan rutin bulanan “Dasawisma Sledri”. Tentu di pertemuan ini akan disampaikan laporan perkembangan tabungan sejak awal sampai dengan bulan kedua. Sang ketua sudah membuat semacam rekapan dan terlihat akumulasi selama 2 (dua) bulan sudah terkumpul Rp 1.003.000,oo (satu juta tiga ribu rupiah). Catatan hebat dari report ini adalah semua anggota Dasawisma memiliki prestasi menabung 100%. Artinya, tidak satupun yang absen menabung Rp 1000/hari sejak awal “program menabung” ini digelar. Dengan demikian, semangat telah berhasil memupuk kesadaran yang berujung pada kedisiplinan. Artinya, kebersamaan ini memiliki kecerahan jangka panjang dan layak di harapkan.


Meluaskan Dimensi Pemaknaan.
Secara rupiah, memang ini hanya tentang menabung Rp 1000,oo/hari, jumlah  yang jauh dari pengeluaran harian sebuah keluarga atau bahkan jajan anak SD sekalipun. Demikian juga dalam hal akumulasi sampai dua bulan pertama yang baru mencapai Rp 1.003.000,00, mungkin angka ini masih jauh dari tabungan pribadi kebanyakan orang dan bagai bumi dan langit ketika dibandingkan dengan total asset yang dikelola sebuah Bank.   

Sebagaimana dijelaskan pada tulisan  pertama (silahkan baca : http://www.arsadcorner.com/2014/12/membangun-mimpi-lewat-rp-1000hari.html), program menabung ini sesungguhnya  bukan tentang uang,  tetapi tentang membangun manusia dan juga membentuk kualitas kehidupan individu berbasis pemberdayaan. Oleh karena itu, testimoni sederhana itu sesungguhnya bagian dari cita-cita besar dalam memobilisasi kolektivitas masyarakat guna membangun kemandirian dalam arti luas. Dasawisma Seledri ini hanya beranggotakan 17 (tujuh belas) orang, namun setidaknya fakta kecil ini membangun satu keyakinan bahwa potensi kolektivitas masyarakat sesungguhnya sangat mungkin ditumbuhkembangkan ditengah derasnya arus individualisme masyarakat dengan lable medernitas yang kental.

Ini memang hanya kebersamaan 17 (tujuh belas) ibu-ibu rumah tangga yang terhimpun dalam dasawisma, tetapi menjadi sangat menarik adalah ketika aksi ini  di replikasi/implan/di ulang untuk melakukan hal serupa  di banyak tempat melalui “rekayasa sosial sistematis dan terukur” dan kemudian di lakukan  peng-integrasian sehingga titik satu dengan lainnya terhubung secara koordinatif, maka ragam agenda pemberdayaan masyarakat ber-visi kemandirian kolektif  menjadi terbuka lebar. Bukankah hal ini fantastic?.    
 
Bukan hanya sebatas persoalan kemandirian ekonomi masyarakat yang akan terbagun dari aksi serupa ini, “kebersamaan atau kolektivitas” yang menjadi “kunci sukses” program ini  akan melahirkan efek luas yang pasti akan mendatangkan kebaikan-kebaikan baru  dari sebuah hubungan sosial antar individu masyarakat yang cair.




Andai Terinspirasi Menjadi Bagian Dari Barisan Yang Akan Bertestimoni.
Dalam visi jauh, uji coba dalam sebuah perkumulan dasawisma ini mungkin lebih tepat disebut sebagai “laboratorium mini” yang men-trial  sebuah gagasan sederhana sehingga menghasilkan kesimpulan yang valid dan menginspirasi. Program menabung semacam ini akan menjadi begitu dahsyat bila seluruh masyarakat Indonesia melakukannya. Bila hal itu benar-benar terjadi, maka ragam pemberdayaan  masyarakat berbasis kolektivitas akan menjadi mungkin untuk dilakukan. Akumulasi tabungan akan bermakna sebagai akumulasi energi untuk membangun kebermaknaan-kebermaknaan baru berdimensi kerakyatn.  Namun demikian, untuk cita-cita besar itu diperlukan inisiatif sadar dan tentu harus diikuti keikhlasan berkorban. Dibutuhkan voulenteer yang memiliki kepedulian tinggi dan mau mengorbankan diri demi membentuk kebaikan baru bagi orang lain (cq.anggota masyarakat). Mungkin pasti ribet diawalnya, tetapi akan menjadi seatle saat kesadaran masyarakat terbangun dan memiliki gairah sama untuk mensukseskannya. Hal itu bisa mewujud ketika masyarakat di edukasi sehingga terbangun kesadaran yang sama akan nilai manfaat yang akan diperoleh.  

Ini hanya sepenggal kisah sederhana dari sebuah aksi kecil dan akan menjadi dahsyat bila dilakukan oleh banyak orang. Penulis meyakini bahwa banyak hal-hal inspiratif lainnya yang telah dilakukan oleh orang-orang gila yang memiliki kepedulian tinggi dan menyukai hal-hal baru dengan gagasan-gagasan hebat. Orang-orang tersebut telah mengikhlaskan dirinya untuk melakukan hal-hal inspiratif yang belum terfikirkan sama sekali oleh banyak orang. 

Semoga tulisan ini akan menjadi pemantik bagi  para inspirator bertestimoni hal-hal hebat  yang telah mereka torehkan sehingga bisa membangun percaya diri setiap orang untuk mengembangkan gagasan. Sebab, semakin banyak yang mengembangkan inisiatif akan semakin cepat pula dinamika kehidupan sosial di masyarakat. 

Kala itu terjadi, pasti hidup ini terasa semakin hidup. Semoga...!!!



Purwokerto, 07 Januari 2015
Di Sudut Inspirasi    
Share this article :

Posting Komentar

.

 
Copyright © 2015. ARSAD CORNER - All Rights Reserved