KETIKA SEMANGAT MENABUNG ITU KIAN BERGULIR | ARSAD CORNER

KETIKA SEMANGAT MENABUNG ITU KIAN BERGULIR

Kamis, 22 Januari 20150 komentar

APRESIASI TINGGI TERHADAP GERAKAN MENABUNG DI SD 02 AL-IRSYAD -AL ISLAMIYAH, PURWOKERTO, JAWA TENGAH, INDONESIA

A.Pembuka
Mungkin masih segar di ingatan pembaca tentang "tema menabung" yang awal mula konsep dasarnya tersusun untuk gerakan memberdayakan ummat di lingkungan NU Cilongok (baca : http://www.arsadcorner.com/2014/09/ketika-nu-nahdatul-ulama-cilongok.html) dan kemudian inisasi aplikasi  dalam skala mini pertama kali dilakukan oleh sebuah Dasa Wisma Sledri, RT 02/RW 03, Desa Pabuaran, Kec. Purwokerto Utara, Kab. Banyumas, Prop. Jawa Tengah. 

Alhamdulillah, sampai detik ini membangun budaya menabung itu masih berjalan secara konsisten. Ide ini coba terus digulirkan ke komunitas-komunitas lain sebagai bagian dari visi besar dari idea awal gerakan menabung sebagaimana di jelaskan dalam 2 (dua) tulisan sebelumnya, yaitu :  dan; (i)  tulisan kedua berjudul " membangun mimpi lewat Rp 1000/hari ( lhttp://www.arsadcorner.com/2014/12/membangun-mimpi-lewat-



rp-1000hari.html) dan; (ii) (i) Tulisan kedua yang berjudul "Membeli mimpi lewat Menabung Rp 1000/hari  ( http://www.arsadcorner.com/2015/01/membeli-mimpi-lewat-menabung-rp.html). 

Kali ini, penggagas gerakan menabung ini mencoba mengkomunikasikannya dengan komunitas SD Al-Irsyad 02, Purwokerto, Kab. Banyumas, Propinsi Jawa Tengah. Kalau mindset yang dibangun dikalangan Ibu-ibu dasawisma adalah "mengurangi biaya belanja harian Rp 1000/hari", tema yang dibangun di Al-Irsyad adalah tentang "Pelipatan qurban" yang kemudian dikemas sebuah koran harian Suara Medeka dalam judul " Sisihkan Uang Saku demi Celengan Surga".

Gerakan ini akan coba terus coba disosialisasikan dan dikampanyekan ke komunintas-komunitas apapun dengan harapan akan menjadi satu gerakan yang bila dikonsolidasikan menjadi satu kekuatan luar biasa yang bisa dimobilisasi menjadi "gerakan ekonomi mandiri masyarakat berbasis kolektivitas". 

Satu hal yang selalu di tonjolkan dari gerakan ini adalah "Sisi edukatif", sebab pada dasarnya tabungan yang dimotivasi terletak pada mem-bijaksanakan pengelolaan ingin sehingga naluri konsumtif yang menggejala ter-filter melalui terbangunnya kesadaran. Keterkumpulan uang bukan fokus sesungguhnya, tetapi mewujudnya kebijaksanaan dalam menggunakan uang adalah sasaran utama sesungguhnya. Implikasi dari gerakan ini dalam dimensi sosial dan budaya kemasyarakatan juga sangat baik sehingga sangat diharapkan lahirnya para pioneer yang akan men-drive gerakan ini di komunitas-komunitas lain untuk menjadi satu model di tengah masyarakat. 



B. Pengkomunikasikan Ke Komunitas SD 02 Al-Irsyad Al-Islamiyah, 
     Purwokerto, Jawa Tengah

Setelah budaya menabung di lingkungan ibu-ibu dasawisma menunjukkan konsistensi, gagasan menabung ini kemudian coba dikomunikasikan ke Komunitas SD 02 Al-Irsyad Al-Islamiyah Purwokerto. Disamping keterwujudan karya sederhana ini di lingkungan Dasa Wisma, budaya potong qurban yang dilakukan oleh SD 02 Al-Irsyad Al-Islamiyah, Purwokerto menjadi sumber inspirasi dalam pemilihan tema. Pengkomunikasian ini pun diawali dengan sebentuk tulisan kecil sederhana dan alhamdulillah respon para peringgi
SD 02 Al-Irsyad Al-Islamiyah Purwokerto cukup tinggi. 


Semoga gerakan menabung ini terus bergulir dalam berbagai kemasan sehingga menginspirasi gagasan-gagasan berikutnya bernada pemberdayaan dan pembentukan kemandirian masyarakat berbasis kolektivitas. 




MELIPATGANDAKAN QURBAN

LEWAT MENABUNG Rp 1000/HARI

(buah fikir memantik kebersamaan produktif)

A.  Sebuah Pengantar
Terinsiprasi dari budaya “urunan qurban” yang sukses diselenggarakan di lingkungan siswa/i SD Al-Irsyad Al-Islamiyah 02   setiap menjelang hari raya ‘Iedul Adha”,  ter-ide untuk membentuk sedikit modifikasi dalam bentuk “menabung Rp 1000/hari”. Prinsip  dasarnya sebenarnya sama-sama menabung, hanya saja dimensi maknanya nya diperluas.

Menabung,  sesungguhnya tidak hanya tentang aktivitas “mengumpulkan uang”, tetapi menabung juga memiliki  makna luas yang antara lain dijelaskan berikut ini:
  1. Menabung identik dengan  menahan ingin”. Fakta menunjukkan bahwa banyaknya tawaran-tawaran produk atau jasa telah memancing gairah belanja yang luar biasa dan menjadikan  konsumtif.   Allah SWT pun tidak suka orang-orang yang berlebihan. Demikian juga Rasulullah SAW yang mencontohkan hidup sederhana.  Oleh karena itu, sebagai bagian dari “melatihkan diri dalam mengelola ingin”, dinilai strategis untuk membiasakan menabung Rp 1000/hari. Satu hal yang menjadi catatan, sumber uang yang digunakan untuk menabung adalah “mengurangi jajan” masing-masing siswa/i dan bukan meminta tambahan kepada orang tuanya.  
  2. Menabung  juga  membangun “sikap dan mental”. Keterlatihan “mengelola ingin” dan kemudian mengalihkannya ke hal-hal yang lebih positif, merupakan bagian dari upaya membangun “sikap dan mental” positif yang berpengaruh baik dalam perkembangan pribadi para siswa/i, khususnya bijaksana dalam menggunakan uang. 
  3. Menabung mempertinggi “kemampuan merancang masa depan”. Lewat menabung, akan terakumulasi sejumlah uang yang kemudian melahirkan kesempatan untuk merancang sesuatu yang baik dimasa akan datang. Dengan program ini, bila seorang siswa/i memiliki keinginan atas sesuatu, maka diharapkan “menabung” dipandang sebagai pilihan terbaik ketimbang meminta pada orang tuanya. Ketika ini dipilih oleh seorang anak, maka dia pun belajar untuk sabar atas keinginannya. 
  4. Mempertinggi kualitas spiritualitas dan kepedulian siswa/i. Mengingat bahwa fokus pertama program menabung ini adalah qurban, maka hal ini sangat efektif bagi peningkatan kualitas spiritualitas dan kepedulian siswa/i.
  5. dan lain sebagainya.

Intinya, program menabung ini bukan fokus pada “keterkumpulan uang”, tetapi lebih mengedepankan sisi edukasi dan pembentukan sikap dan mental positif yang mempengaruhi perkembangan pribadi siswa/i.


B.  Implikasi dan Daya dukung terhadap Program Qurban Sekolah
Disamping sisi edukasi dan pembentukan sikap dan mental seluruh siswa/i sebagai fokus, program menabung ini akan menghasilkan “akumulasi rupiah” yang bisa dimobilisasi untuk mendukung program qurban berjama’ah yang pasti dilaksanakan SD Al-Irsyad Al-Islamiyah 02 Purwokerto setiap kali ‘Iedul Adha  menjelang. Tentu, peluang perolehan dalam jumlah lebih besar mungkin untuk diraih ketimbang dilakukan satu atau dua bulan menjelang hari raya “iedul Adha tiba. Dengan demikian, jumlah hewan qurban yang bisa diselenggarakan juga berpeluang lebih banyak. Tentu, hal ini juga akan berpeluang memperluas kebermaknaan SD Al-Irsyad bagi masyarakat sekitar, khususnya dalam syiar Islam.


C.  Sekelumit Ide Teknis Pelaksanaannya..
Pelaksanaan program menabung Rp 1000/hari dikalangan siswa SD Al-Irsyad Al-Islamiyah 02 Purwokerto ini bisa dilaksanakan dengan berbagai alternatif cara , yaitu:
  1. Menggunakan kaleng susu atau botol minuman. Pada model ini, pertama kali seluruh siswa/i membawa kaleng susu atau botol minuman yang dibagian atau atau sisi samping dikasih bolongan seukuran uang logam Rp 1000.  masing-masing diberi nama agar tidak tertukar dan kemudian dibagikan setiap pagi saat jam pelajaran pertama belum dimulai dan kemudian dikembalikan ke lemari kelas yang terkunci. Begitu seterusnya dan kemudian akumulasi celengan di bongkar secara periodik, bisa 3 (tiga) bulanan dan bisa 6 (enam) bulanan, dan kemudian ditabungkan ke bank. Tentu, akumulasi tabungan ini dilengkapi dengan catatan rekapitulasi yang menunjukkan jumlah tabungan masing-masing siswa/i. Hal ini penting sebagai bagian dari menjaga dan menumbuhkembangkan motivasi siswa/i untuk terus menabung.
  2. Melakukannya setiap hari dan akumulasinya langsung ditabungkan ke bank.
  3. dan sebagainya.


D.  Mengembangkan Tujuan...
Secara teknis, hal pertama yang ingin dicapai dari program ini adalah “pembiasaan” sehingga menjadi bagian dari budaya keseharian hidup dari para siswa/i itu. Ketika hal ini sudah massif, maka bisa semangat menabung segenap siswa/i diperluas lagi selain untuk Qurban, seperti menabung untuk membeli buku-buku bacaan yang baik dan atau lainnya. Intinya, dengan terbangunnya budaya menabung akan memperluas kesempatan untuk mengembangkan perencanaan-perencanaan yang baik.


E.  Penghujung
Terbersit ide di segenap orang tua siswa juga ikut membangun budaya menabung Rp 1000/hari. Angka ini hanya awalan untuk membangun kebiasaan saja. Bila sudah terbiasa dan menyadari betapa pentingnya menabung, maka akumulasinya akan menjadi luar biasa dan berpeluang mendatangkan kemanfaatan beragam. Andai terakumulasi dalam jumlah tertentu dan kemudian bisa dimanfaatkan untuk menyelenggarakan usaha-usaha produktif, maka bukan tidak mungkin hal ini akan menjadi sesuatu yang luar biasa. Tetapi, mungkin itu mimpi yang terlalu jauh untuk saat ini walau sebenarnya sangat mungkin kalau kemauan kolektif terbangun dikalangan segenap para orang tua siswa/i. Namun bila hal itu benar-benar terjadi, maka kekerabatan keluarga besar Al-Irsyad Al-Islamiyah 02 Purwokerto tidak hanya sekedar tertaut persoalan pendidikan, tetapi akan meluas menjadi kekerabatan produktif yang tak terukur.

Namun demikian, sebagaimana muasalnya, program ini akan dimulai dari para siswa/i dengan mengedepankan sisi edukasi dan pembentukan mental. Untuk pertama kali, akumulasi dari keterkumpulan tabungan akan dimanfaatkan untuk lebih mensukseskan program qurban tahunan yang sudah biasa dilaksanakan dan sudah menjadi agenda tetap SD Al-Irsyad Al-Islamiyah 02 Purwokerto.

Rp 1000/hari memang hanya sekeping logam yang bahkan mungkin sering tercecer di rumah dan bahkan terabaikan, tetapi akan menjadi luar biasa ketika terakumulasi dari ribuan orang yang melakukannya setiap harinya. Terfikirkan Kah?.


Share this article :

Posting Komentar

.

 
Copyright © 2015. ARSAD CORNER - All Rights Reserved