MEMANTIK HIMMAH
BER-ENERGI dan MENG-ENERGI
disampaikan pada diskusi pengembangan HIMMAH Cabang Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara, Minggu, 21 Desember 2014
A.Pendahuluan
Alwashliyah merupakan sebuah organisasi besar dan warganya tersebar disegala
penjuru tanah air. Kadernya pun tersebar diberbagai pelosok dengan berbagai
latar belakang profesi. Mereka merupakan insan-insan yang senantiasa menjaga
panji-panji Alwashliyah dan sekaligus mewujudkannya ke dalam keseharian hidup
mereka. Alwashliyah bukanlah organisasi yang hanya di drive oleh program-program sporadis berdimensi sempit, tetapi Alwashliyah juga merupakan simbol spirit yang membimbing para warganya untuk menjadi pribadi yang lebih baik secara horizontal dalam arti senantiasa berkomitmen untuk memperluas kebermaknaan diri maupun lebih mulia dipandangan Allah SWT.
Pengintegrasian horizontal
dan vertikal spirit ini ke dalam keseharian hidup selalu menjadi tantangan yang
harus diperjuangkan oleh segenap warga Alwashliyah. Ghiroh harus terbangun,
terjaga dan efektif menjadi pemantik insan alwasliyah untuk memperluas
kebermanfaatannya baik bagi lingkungan sekitar melalui ketauladanan
berkeyakinan, bersikap dan bertindak. Insan-insan Alwashliyah harus bercita-cita
menjadi insan yang senantiasa memberi penerangan
dan ketauladan bagi lingkungan sekitarnya.
B. Menawar Realitas Sebagai Sebuah Tawaran
B. Menawar Realitas Sebagai Sebuah Tawaran
Realitas kekinian di zaman serba modern ini telah mendorong suburnya pola hidup individualis. Kondisi ini telah menggerus semangat kebersamaan, mengikis semangat kekeluargaan, terbangunnya kecurigaan satu dengan lainnya, menggerus rasa ke-kita-an masyarakat dan lain sebagainya. Kondisi semacam itu juga mendorong setiap orang lebih asik dengan agendanya sendiri dan bahkan cenderung abai dengan persoalan sekitar.
Pertanyaan menariknya adalah; Bagaimana Alwashliyah mensikapi ini?; Apakah melakukan pembiaran secara sadar dan memilih tidak peduli?; Ataukah mengambil inisiasi mengoreksi secara bijak dan membangum filter modernisasi dengan tindakan-tindakan edukatif dan motivasional yang mengarah pada kebijaksanaan?. Ini memang hanya tentang pilihan, tetapi sikap mana yang diambil akan berimplikasi luas dan juga mempengaruhi efektivitas keberadaan Alwashliyah dalam memajukan ummat dan masyarakat pada umumnya.
C. Mahasiswa sebagai figur strategis Membangun Paradigma Baru.
Fakta menunjukkan bahwa sampai detik ini status mahasiswa masih mengandung kesakralan. Hal ini sebagai penegas bahwa masyarakat masih percaya dengan apa yang diperjuangkan dan disuarakan mahasiswa. Kalau kemudian ada nada minir yang meng-asumsikan gerakan mahasiswa sudah tidak murni lagi dan bernuansa tema pesanan dari pihak-pihak tertentu, bukan kemudian mahasiswa menjadi antipati dan kemudian memilih tidak berbuat apa-apa. Akan tetapi, persepsi minir itu seharusnya dijadikan sumber energi tambahan untuk terus bergerak dan membuktikan bahwa apa yang diperjuangan sepenuhnya berangkat dari nurani, kepedulian dan keinginan kuat mendapati iklim kehidupan masyarakat yang lebih baik dan bijak.
D. HIMMAH sebagai basis perjuangan strategis.
HIMMAH merupakan wadah dimana kaum intelektual muda Alwashliyah berhimpun untuk mendalami nilai-nilai perjuangan Alwashliyah, mengembangkan diri para aktivisnya dan sekaligus berjuang serta berjejaring. HIMMAH yang merupakan sub ordinat dari induk organisasi besar bernama Alwashliyah, merupakan salah satu basis pergerakan berlatar belakang spirit keagamaan. Kapasitas intelektual yang melekat pada masing-masing insan yang terhimpun dalam HIMMAH merupakan akumulasi sumber daya dan potensi yang bisa dimobilisasi untuk menjalankan agenda-agenda pemikiran dan ragam aksi produktif, baik berbasis kemandirian maupun bersinergi dengan organisasi induk dan atau kampus.
Sebagai awalan, untuk melahirkan sinergitas akumulasi potensi yang terhimpun dalam HIMMAH,maka pembangunan garis relevansi tegas antara perjuangan dan pembangunan kapasitas diri perlu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar setiap orang yang melibatkan diri memiliki kesadaran serupa bahwa ada relevansi kuat antara apa yang diperjuangkan organisasi dengan keterbangunan kapasitas pribadi dan potensi kecerahan masa depan. Dengan demikian, akan lahir totalitas dalam memperjuangkan dan mensukseskan ragam agenda. Setiap orang pun akan berpersepsi bahwa terlibat dalam perjuangan pembangunan Alwashliyah identik dengan memperjuangkan diri sendiri. Ini menjadi penting dan sangat menentukan eksistensi dan nilai pengaruh organisasi dan kapasitas Alwashliyah itu sendiri. Untuk itu, HIMMAH harus melakukan konsolidasi dan koordinasi intensif sehingga terbentuk sinkronisasi yang memperbesar peluang untuk menggelar agenda-agenda besar berdimensi luas. Koordinasi yang dimaksud harus dalam framework besar. Artinya, disatu sisi HIMMAH harus menjalin silaturrahmi produktif dengan unit-unit organisasi didalam naungan Alwashliyah, disisi lalin HIMMAH juga harus membangun koneksitas strategis dengan organisasi-organisasi lainnya yang berpotensi meng-akselerasi ketercapaian visi dan misi.
E. Penutup
Demikian pemikiran sederhana ini disampaikan, semoga efektif menjadi pematik HIMMAH untuk selalu ber-energi dalam berjuang dan Meng-energi untuk sebuah perubahan. Amin YRA.
Posting Komentar
.