Insya Allah...peng-kisahan ini bukan untuk ri’a atau menyombongkan diri, tetapi mencoba mencari
hikmah atas satu situasi unik dan sangat
menginspirasi di pagi ini.
Kisah ini bermula dari
kedatangan seorang sahabat yang berprofesi sebagai dosen di Universitas negeri
terkenal di salah satu kota di negeri ini. Saat itu, beliau mengatakan ada “peluang
kebaikan” dimana salah satu mahasiswi nya sedang kesulitan keuangan untuk
menunjang kelanjutan kuliah S1-nya. Dosen ini tergolong sangat peduli terhadap mahasiswanya, sebab ini bukan pertama kali beliau membawa hal serupa. Atas hal itu, aku haya bilang akan mencoba
berupaya membantu dan tidak berani menjanjikan solusi. Kemudian, keesokan harinya Sang
Dosen mengirimkan email berisi profile mahasiswi tersebut.
Aku coba men-down load attachement dan
mempelajari detail mahasiswi ini. Dari 2 (dua) lembar penuh, aku mendapati
informasi tentang kedirian mahasiswi tersebut berikut cerita singkat tentang realitas
kondisi ekonomi keluarganya. Sungguh menginspirasi....
Dalam tulisan itu, kudapati penjelasan betapa kedua orangtuanya yang tamat
SD berprofesi sebagai penjual mie ayam kelilingan di Jakarta memiliki semangat
tinggi agar bisa menyekolahkan anaknya sampai tingkat Sarjana. Tak terasa air
mataku menetes saat mengerti bagaimana orang tuanya tak henti berjuang untuk bisa mewujudkan
impian mereka. Semangat sama juga kudapati dari kuatnya tekad mahasiswi ini
untuk bisa berkesempatan membahagiakan orang tua dan adik-adiknya kelak. Bismillah...ku niatin mencarikan solusi untuk mahasiswi ini,
walau aku hanya mengenalnya lewat email
dari Sang Dosen dan bahkan belum pernah bertemu muka sama sekali dengannya.
Teringat seorang sahabat yang ku kenal sangat tawaddu’ dan selalu memaknai hidup adalah peluang untuk berbuat kebaikan. Sebenarnya, sampai detik ini Sahabat satu ini juga masih membiayai 3 (tga) orang mahasiswi yang muasal sejarahnya hampir sama dengan kisah mahasiswi ini. Tetapi, aku fikir tidak ada salahnya mencoba siapa tahu mahasiwi ini mendapati nasib baiknya lewat sahabat yang satu ini.
Teringat seorang sahabat yang ku kenal sangat tawaddu’ dan selalu memaknai hidup adalah peluang untuk berbuat kebaikan. Sebenarnya, sampai detik ini Sahabat satu ini juga masih membiayai 3 (tga) orang mahasiswi yang muasal sejarahnya hampir sama dengan kisah mahasiswi ini. Tetapi, aku fikir tidak ada salahnya mencoba siapa tahu mahasiwi ini mendapati nasib baiknya lewat sahabat yang satu ini.
Ku buka email dan kemudian bergegas menulis email kepada
sahabat satu ini;
Assalamu 'alaikum Pak Bos(Maaf tidak
bisa menjelaskan namanya)...
Semoga Pak Bos dan keluarga senantiasa dalam keadaan sehat
wal’afiat, Amin Ya Robbal ‘Alamin
Lewat email ini, saya mau mengabarkan ke Pak
Bos bahwa pagi ini, seorang Dosen berkirim email berisi profile seorang
mahasiswi yang sedang memerlukan beasiswa, siapa tahu Pak Bos terinspirasi
untuk memandang ini sebagai peluang kebaikan, berikut saya lampirkan profile
mahasiswi ini.
Demikian disampaikan, semoga Jum'at ini menjadi
berkah bagi kita semua, khususon mahasiswi yang satu ini. amin ya Robbal
'Alamin
Wassalamu 'alaikum wr wb
Wassalamu 'alaikum wr wb
Sesudah send (terkirim), aku menimpali dengan SMS yang mengabarkan kalau
ada peluang kebaikan yang ku kirim via
email. Hari itu tepatnya 12 September 2014. tak lama kemudian beliau jawab SMS dengan
singkat : “Iya..nanti saya baca”. Mungkin beliau sedang meeting fikirku, sebab beliau adalah direksi perusahaan salah
satu anak perusahaan terkenal di negeri ini, sehingga pasti agendanya bejibun
setiap harinya. Saya mengenal beliau ini pribadi yang sangat sederhana dan ta'at.
Hampir 2 (dua) bulan email itu terkirim, tetapi tak kudapati respon apapun
dari beliau. Aku tetap berusaha positif thinking dan terus berdo’a
semoga mahasiswi yang satu ini tetap bisa mengatasi persoalan keuangan untuk
mendukung kuliahnya sampai jawaban atas harap dan do’a nya tentang pertolongan tertemukan.
Pagi ini, 01 Desember 2014, saat aku mengikat tali sepatu untuk bergegas ke
kantor, tiba-tiba HP berdering, Ku dapati nama sahabatku yang satu ini dilayar HP.
Aku langsung angkat teleponnya dan tak terfikir sedikitpun kalau dia akan membahas
“peluang
kebaikan” yang pernah kukabarkan via email di September lalu. Pertama kali, beliau menyampaikan permohonan maaf karena kelupaan membuka email yang pernah ku kirimkan. Beliau katakan tiba-tiba
saja ingat email tersebut dan kemudian
membacanya dan kemudian menghubungiku.
Diluar dugaan, Beliau menyatakan kesanggupannya membiayai kuliah anak ini sampai selesai....subhanallah.. Mataku langsung berkaca-kaca saat mendengar kalimat itu. Aku bahkan terdiam sejenak seolah tak percaya karena sampai detik ini beliau masih membiayai 3 (tiga) mahasiswa yang pernah ku titipkan beberapa tahun lalu. Mungkin saking gembiranya dalam diam, aku sampai lupa menjawab saat beliau tanya “mulai kapan dan lewat rekening mana bisa transfer ke mahasiswi tersebut?” . “Hallooo..hallo..halloo”, aku tersadarkan sapaan berulang dari seberang sana. Maaf Pak Bos, saking senengnya mendengar berita ini sampai saya lupa menjawab. Akhirnya, telepon disudahi dan aku berjanji akan segera mengabari lagi sesudah bertemu langsung dengan sang mahasiswi tersebut.
Diluar dugaan, Beliau menyatakan kesanggupannya membiayai kuliah anak ini sampai selesai....subhanallah.. Mataku langsung berkaca-kaca saat mendengar kalimat itu. Aku bahkan terdiam sejenak seolah tak percaya karena sampai detik ini beliau masih membiayai 3 (tiga) mahasiswa yang pernah ku titipkan beberapa tahun lalu. Mungkin saking gembiranya dalam diam, aku sampai lupa menjawab saat beliau tanya “mulai kapan dan lewat rekening mana bisa transfer ke mahasiswi tersebut?” . “Hallooo..hallo..halloo”, aku tersadarkan sapaan berulang dari seberang sana. Maaf Pak Bos, saking senengnya mendengar berita ini sampai saya lupa menjawab. Akhirnya, telepon disudahi dan aku berjanji akan segera mengabari lagi sesudah bertemu langsung dengan sang mahasiswi tersebut.
Untuk itu, aku langsung menelepon sahabatku yang
berprofesi dosen itu. Aku meminta tolong
agar mahasiswi tersebut silaturrahmi ke rumahku. Disamping ingin kenalan dan
sekaligus memperkenalkannya dengan keluargaku, aku juga ingin mencari hikmah
dari pertemuan nanti. Aku yakin masih banyak mahasiwi diluar sana sedang
menghadapi hal serupa, tetapi menarik untuk mencari jawab mengapa mahasiswi satu
ini yang dipilih oleh Tuhan sehingga kepusingannya tentang biaya kuliahnya
tersudahkan.
Adakah hal ini karena sang mahasiwi ini begitu dekat dengan Tuhan
dikeseharian hidupnya?. Ataukah karena do’a kedua orang tuanya yang berulang di kabulkan Tuhan?.
Ragam tanya bernada serupa hadir dibenakku.
Entahlah...yang jelas aku pun ingin mendapat jawabnya untuk memperkaya
khasanah berfikir. Sungguh tak banyak orang mendapat kesempatan semacam ini
sebagaimana juga tak banyak orang hebat yang memiliki kepedulian melakukan kebaikan
semacam ini. Semoga semua kepenasaran dan tanya akan menemukan jawabnya saat
bertemu dengan mahasiswi satu ini.
Satu hal yang sementara ini dapat ku
simpulkan, tak satupun yang mengerti
kapan dan dari sudut mana karunia itu datang kepada hamba-Nya. Mungkin saja lantunan do’a serupa dan berulang untuk anaknya sambil menjajakan mie ayamnya di kota
metropolitan Jakarta di ijabah Tuhan. Mungkin
juga karena kesungguhan tekad Sang Mahasiswi dalam menggapai cita-citanya di
tengah keterbatasan yang ada, sehingga Tuhan bermurah hati padanya.
Sungguh tak sabar bisa bertemu dengan mahasiswi beruntung yang disayang
Tuhan ini, untuk segera bertemu jawab atas kepenasaran dan puluhan tanya tentang
“hamba Tuhan” yang dilimpahi kasih sayang luar biasa pada hari ini.
Aku yakin akan banyak pelajaran dan hikmah yang akan didapat dari setiap jawaban
atas ragam tanya yang terancang untuk ku tanyakan nanti saat bertemu. Semoga aku dan juga
pembaca akan mendapat hikmah dari sepenggal kisah anak manusia yang sedang
berjuang menggapai mimpinya. Amin...
Posting Komentar
.