Disampaikan pada : acara Launching Tlaga Sebagai Desa Vokasi Kerajinan Tas
& Pembukaan Kursus Kewirausahaan Desa Vokasi
di Desa Tlaga, Kecamatan Gumelar, Kab.Banyumas, Propinsi Jawa Tengah, Indonesia,
29 Nopember 2014
& Pembukaan Kursus Kewirausahaan Desa Vokasi
di Desa Tlaga, Kecamatan Gumelar, Kab.Banyumas, Propinsi Jawa Tengah, Indonesia,
29 Nopember 2014
A. Sebuah Kesempatan...
Hidup adalah kesempatan yang memerlukan pemaknaan
bijak. Nalar selanjutnya, ketepatan pemaknaan sangat berpengaruh pada kualitas
kehidupan yang dijalani. Demikian juga, dalam konteks vertikal dimana
“kesempatan hidup” akan dimintai pertanggungjawaban pemaknaan dan penggunaannya
dan sekaligus menjadi penentu apakah akan berakhir dengan “surga” atau
“neraka”.
“Berwirausaha”
adalah salah satu cara manusia untuk mengembangkan makna dan juga tujuan hidup
serta di dalamnya juga
terkandung; (i) semangat mempertahankan hidup dalam arti membangun kemandirian dan tidak menjadi beban bagi lainnya, (ii) mengembangkan eksistensi diri di kalangan manusia lainnya; (iii) peluang memperluas makna diri bagi sekitarnya dan; (iv) upaya mempertinggi nilai diri di hadapan Sang Pencipta.
terkandung; (i) semangat mempertahankan hidup dalam arti membangun kemandirian dan tidak menjadi beban bagi lainnya, (ii) mengembangkan eksistensi diri di kalangan manusia lainnya; (iii) peluang memperluas makna diri bagi sekitarnya dan; (iv) upaya mempertinggi nilai diri di hadapan Sang Pencipta.

Dalam tinjauan teknis, berwirausaha biasanya
mengikuti 3 (tiga) tahap dasar sebagai berikut:
1. “siapa?”. Tanya ini untuk
menentukan “siapa” yang akan menjadi target obyek yang akan dilayani. Kenali
karakternya secara umum dan deteksi apa yang menjadi kebutuhannya.
3. “bagaimana?”. Tahap ini
adalah perumusan bagaimana cara melayani atau menawarkan barang/jasa” kepada
target konsumen.
Lakukan segera dan mulailah dari hal sederhana
yang bisa dilakukan. Wirausahawan tangguh tidak pernah mengeluh atas
keterbatasan, tetapi selalu mengoptimalkan potensi yang ada. Hal ini didasari
kesadaran bahwa mengeluh tidak
pernah merubah apapun. Wirausahawan juga selalu memiliki kesiapan mental atas apapun yang mungkin muncul dalam perjalanan. Berfikir positif, optimis dan tidak mengenal kata menyerah adalah hal-hal yang membuat wirausahawan terus menapaki mimpinya. Mempercayai niat baik akan bertemu jalannya, meyakini Sang Pencipta berpihak pada manusia yang selalu berusaha, membayangkan indahnya keberhasilan, adalah hal-hal yang terus hadir dalam hati dan fikiran sang wirausahawan.
pernah merubah apapun. Wirausahawan juga selalu memiliki kesiapan mental atas apapun yang mungkin muncul dalam perjalanan. Berfikir positif, optimis dan tidak mengenal kata menyerah adalah hal-hal yang membuat wirausahawan terus menapaki mimpinya. Mempercayai niat baik akan bertemu jalannya, meyakini Sang Pencipta berpihak pada manusia yang selalu berusaha, membayangkan indahnya keberhasilan, adalah hal-hal yang terus hadir dalam hati dan fikiran sang wirausahawan.
Tidak ada pohon yang langsung berbuah. Tidak ada
bayi yang langsung bisa berlari kencang. Tidak ada. Demikian juga berwirausaha
dimana didalamnya terdapat proses setahap demi setahap. Kesabaran berproses dan
menyadari sesuatu yang besar berawal dari kecil akan membangun kekuatan mental
untuk menjalani satu tahapan ke tahapan berikutnya.
B. Akhir sebuah perjalanan...
Semua orang ingin berada dikeberhasilan, tetapi
tidak semua orang benar-benar menginginkan keberhasilan itu sendiri. Hal ini
terindikasi dari kurang relevannya langkah-langkah yang diambil dengan
cita-cita dalam hidupnya. Lihatlah bagaimana semua siswa ingin nilai yang baik,
tetapi tidak semua dari mereka sungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Fakta itu
mengajarkan bahwa tidak ada kebahagiaan yang datang tiba-tiba, tetapi harus
diperjuangkan dan dibarengi dengan ragam pengorbanan.
Senada dengan hal itu, ketika berwirausaha adalah
pilihan yang diambil untuk memaknai kesempatan hidup, maka siaplah untuk
berjuang dan berkorban. Kendalikan diri atas keinginan-keinginan yang tak
mungkin digapai saat ini, tetapi jadikan hal itu sebagai penyemangat untuk
berjuang dan berakhir di ragam keinginan itu.
Dalam tinjauan vertikal, keberhasilan adalah
bentuk kepercayaan, keberpihakan dan juga hadiah dari Tuhan. Artinya,
keberhasilan disajikan sebagai hadiah atas kerja keras dan kerja cerdas dari
setiap manusia. Satu hal lagi, keberhasilan juga memerlukan kesiapan mental.
Sebab fakta menunjukkan bahwa ternyata banyak orang yang kemudian lupa
diri karena berhasil atau sukses. Oleh karena itu, ketika anda belum
mencapai keberhasilan maka teruslah berupaya, sebab bisa jadi Tuhan
berpandangan bahwa anda memang belum siap dengan keberhasilan itu sendiri. Oleh
karena itu, Berfikir positif dan senantiasa optimis harus senantiasa terjaga.
Jika tidak, maka hal itu bisa menyebabkan ke-belumberhasil-an menyebabkan
berbalik arah, padahal bisa jadi keberhasilan ada sesudah kegagalan ke-99.
Satu hak yang perlu menjadi catatan setiap
wirausahawan bahawa Wirausaha adalah sebuah kemungkinan, sebab tidak satupun
yang bisa memastikan apa yang akan terjadi hari esok. Pada titik itulah,
berkawan dengan Tuhan menjadi sangat penting. Kepatuhan tehadap kalam-kalam
Tuhan akan menjadikan diri lebih tenang sehingga bisa berkonsentrasi penuh
dalam mencari atau mengembangkan gagasan atau menjalankan usaha. Berdekatan
dengan Tuhan lebih memampukan diri dalam melihat secara jernih setiap
persoalan-persoalan yang mewarnai perjalanan perjuangan. Bersahabat dengan
Tuhan lebih memampukan dalam menekan kesombongan atas keberhasilan dan juga
lebih memudahkan dalam membangun kesadaran bahwa keberhasilan adalah cobaan dan
juga titipan yang harus dimaknai secara bijaksana. Bahkan, menyadari semua yang
ada pada diri merupakan titipan Tuhan akan membangun empati ketika menyaksikan
ragam kesusahan mungkin sedang menimpa orang-orang sekitarnya.
Pada akhirnya, berwirausaha bukanlah tentang
keterkumpulan uang sebab uang hanyalah benda mati dan tidak akan dibawa mati.
Berwirausaha adalah cara menterjemahkan kesempatan hidup yang diwujudkan ke
dalam aktivitas produktif yang bisa menghidupi dirinya dan juga menyinari
sekitarnya. Dalam cara baca demikian, uang hanyalah sebuah alat dan bukan
tujuan. Oleh karena itu, janganlah berwirausaha untuk mengejar uang, tetapi
buatlah kecerdasan membuat uang mengejar sang wirausahawan.
Demikian disampaikan, semoga menginspirasi
semangat dan mendatangkan lompatan energi untuk memandirikan diri sendiri dan
sekaligus membuat hidup lebih hidup bagi manusia lainnya. Ingat, tak satupun
orang yang mati bisa mengubur dirinya sendiri, tetapi bangunlah seribu alasan
mengapa orang lain ingin ikut mengantarkan jenazah anda ke tempat peristrahatan
terakhir. Oleh karena itu, jadikanlah wirausaha sebagai jalan untuk
meningkatkan kebermaknaan diri bagi lainnya dan juga sebagai tiket untuk
meningkatkan kemuliaan diri dihadapan Sang Pencipta. Salam Semangat dan Selamat
Berjuang menggapai mimpi tentang sebuah kesempatan hidup.
Posting Komentar
.