MEMBANGUN JEJAK PRESTASI LEWAT ORGANISASI | ARSAD CORNER

MEMBANGUN JEJAK PRESTASI LEWAT ORGANISASI

Jumat, 14 Maret 20142komentar



Disampaikan Pelatihan Organisasi “PELOR” HIMAGROTEK,Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, di  Auditorium Fakultas Pertanian, Unsoed, Purwokerto, Jawa Tengah, Sabtu, 15 Maret 2014
 

A.  Prolog

Menjadi manusia lebih baik adalah sebuah kemuliaan. Untuk itu, manusia harus mempunyai nilai manfaat dan makna bagi orang lain, baik perkataan, fikiran, maupun tindakannya.  Untuk itu, seyogyanya manusia selalu berupaya mengembangkan hard skill berupa ilmu pengetahuan maupun soft skill berbentuk keberanian bergagasan, kemampuan berkomunikasi dan mengembangkan hubungan-hubungan positif, kemampuan memimpin dan lain sebagainya sehingga peluang kebermaknaan diri akan terbuka lebar. Intinya, mengembangkan “kapasitas” diri merupakan cara efektif mempertinggi capaian-capain dan sekaligus memperluas kebermanfaatan diri bagi orang banyak. Sebagai catatan kecil, bermakna adalah sebuah kebahagiaan luar biasa dimana banyak hal  baik yang layak dikenang dan bisa menginspirasi kebaikan bagi banyak orang.  Hal semacam ini sering disebut sevbagai “ketauladanan” yang merupakan amunisi efektif  dalam menebarkan kebaikan  dan sekaligus mengajarkan hal-hal positif  bagi sesama.


Untuk mencapai titik kemampuan “bermakna” dalam arti memiliki “kapasitas” mumpuni, maka diperlukan kemauan untuk prihatin.  Prihatin yang dimaksud adalah kesadaran dan keikhlasan untuk menahan diri dari keinginan yang hanya bermakna sesaat dan mengalihkannya pada hal-hal positif berdimensi jangka panjang  yang berkontribusi positif bagi pembentukan kebaikan-kebaikan di masa mendatang. Hal ini memerlukan komitmen pribadi, sebab  memilih bertindak diluar kebiasaan banyak orang  merupakan tiket strategis memperoleh capaian yang lebih baik dari kebanyakan orang.  Adalah hal wajar seseorang menjadi peraih IP (Indeks Prestasi) tertinggi ketika dia memilih sibuk mempelajari buku-buku kuliah  saat temen-temen lainnya asik bermain, Adalah sesuatu yang  fair kalau seseorang menjadi jawara di bidang olah raga ketika dia berlatih lebih serius bahkan sudah mulai berlatih saat temen-temen lainnya belum bangun dan asik dengan mimpinya. Adalah sesuatu yang pantas ketika seserang terlihat lebih percaya diri dibanding lainnya karena dia selalu menjeburkan diri secara sengaja pada aktivitas-aktivitas yang membuatnya  selalu berkomunikasi dengan banyak orang dari berbagai latar belakang dan ragam kalangan lapisan masyarakat. Dalam bahasa lainnya, hal yang menyebabkan seorang  atelit menjadi palari yang pertama menginjak garis finish adalah karena yang  lainnya membiarkan (dalam makna luas) dia berlari lebih cepat. Intinya, tak ada hasil atau capaian  luar biasa dari upaya yang biasa. Hasil luar biasa hanya mungkin didapat dari upaya yang luar biasa pula.

Oleh karena itu, berbuatlah lebih untuk sebuah cita-cita, sebab akumulasi keringat fikiran dan tenaga adalah tiket yang pantas untuk membentuk sebuah keberhasilan. Jangan pernah pernah iri pada mereka yang  lebih unggul dalam capaian karena mereka melakukan hal-hal  yang tidak terfikirkan oleh anda sebelumnya.





B.  Perdebatan Organisasi atau Kuliah

Sejak dahulu kala, perdebatan tentang “organisasi atau kuliah” merupakan tema yang terus berlangsung. Sebagian dari penganut IP Minded berpandangan bahwa organisasi tak penting dan bisa merusak kuliah. Hal ini menjadi tampak menjadi benar ketika banyak fakta organisatoris memiliki IP yang rendah dan lulusnya juga lebih lama. Disisi lain, sebagian organisatoris berpandangan bahwa  mereka yang IP Minded adalah orang-orang yang berfikir sempit dan egois serta apatis bahkan abai dengan persoalan-persoalan sekitarnya. Mana yang benar?.



Secara administratif, ketika didepan atau di belakang namanya tersematkan sebuah gelar akademis, maka seseorang sah masuk dalam kategori sarjana sesuai bidang keilmuan yang ditekuni.  Itu kebenaran yang tak terbantahkan terlepas dari stratifikasi penguasaan atas keilmuan yang diseriusi saat ngampus. Kehidupan pasca kampus, baik di tempat kerja maupun di tempat tinggal,  memiliki kompleksitas yang berbeda jauh dan memerlukan pensikapan cerdas. Berbagai latar belakang ( karakter dan tingkat pendidikan) berbaur dalam satu komunitas dan interaksi antar personal   bisanya membentuk dinamika yang terus berlangsung. Pada kondisi semacam  ini,  kecerdasan sosial memegang peranan penting, baik untuk  membentuk penerimaan diri maupun dalam urusan mengembangkan pengaruh. Disamping itu, dimensi moral juga menuntut seorang sarjana lebih baik dan lebih bijak ketimbang mereka yang tidak berkesempatan mengenyam pendidikan sampai ke tingkat universitas. Alasannya sederhana, karena sarjana selalu diasumsikan lebih luas dalam urusan pengetahuan dan wawasan sehingga masyarakat menuntut  mereka  memiliki sikap yang lebih bijaksana dan bersifat mengayomi baik dalam urusan “interaksi antar individu” maupun dalam urusan pekerjaan.  Untuk itu, seorang sarjana memiliki tanggungjawab yang sangat berat baik dalam koteks keilmuannya maupun dalam hal sikap dan tindakannya.

Untuk itu, idealnya seorang mahasiswa memandang bahwa menjadi bagian dari civitas kampus adalah kesempatan emas untuk mengembangkan kapasitas diri baik dalam hard skill (keilmuan) maupun soft skill alias ketrampilan seperti kemampuan manajerial, komunikasi, kepemimpinan dan lain sebagainya. 2 (dua) hal ini sesungguhnya bersifat saling melengkapi dan bukan saling menggantikan atau meniadakan. Dalam tinjauan demikian, maka perdebatan mana lebih penting kuliah (media pembentukan hard skill) dan organisasi (media pembentukan soft skill) layaknya segera  di akhiri.


C.  Menelisik Makna Ber-Organisasi

Organisasi adalah kumpulan orang  dari berbagai latar belakang dan karakter. Organisasi juga memiliki visi dan misi yang dalam pencapaiannya memerlukan partisipasi optimal dari segenap unsur yang terlibat. Nilai-nilai perjuangan akan membimbing setiap orang untuk tetap menjadi bagian dari barisan demi mewujudnya apa yang menjadi mimpi bersama. Oleh karena itu, kondusifitas iklim organisasi menjadi harga mati untuk membentuk capaian-capaian kolektif. Konsistensi komitmen dan moral perjuangan semua unsur menjadi kunci eksistensi  sebuah organisasi.  Hal-hal semacam itu “mengikat” atau dengan kata lain “menjebakkan” setiap orang  di dalamnya untuk ikut berproses dan  terlibat dalam setiap dinamika organisasi sesuai porsinya masing-masing.   Keterlibatan ini kemudian secara alamiah   mempengaruhi perkembangan kapasitas diri dari masing-masing orang. Begitu seterusnya hingga perkembangan organisasi dan kapasitas diri orang-orang yang  terlibat berjalan linier.



Me-referensi alinia diatas, disamping organisasi adalah membiasakan diri mengemban sebuah misi penting, tidak berlebihan juga  berkesimpulan bahwa ber-organisasi itu identik dengan “menjebakkan” diri dalam media strategis pengembangan kapasitas diri. Sebagai penegasan dan juga stimulan untuk meningkatkan animo berorganisasi, berikut ini disajikan beberapa hasil penelusuran kemanfaatan yang akan diperoleh dari berorganisasi, yaitu :  

  1. Membangun dan mengembangkan percaya diri melalui ke-pernah-an2
  2. Membangun dan mengembangkan kemampuan komunikasi dengan berbagai lapisan, latar belakang dan karakter
  3. Membangun dan mengembangkan kecerdasan emosional, sebab sering berada pada situasi yang menguras energi dan menguji emosi. 
  4. Membangun dan mengembangkan kemampuan bergagasan, sebab untuk meningkatkan eksistensi organisasi selalu dituntut untuk terus mengembangkan ide-ide brilian.
  5. Membangun dan mengembangkan kemampuan beranalisa. Organisasi tidak lepas dari situasi yang memerlukan pencermatan dan analisa rigit sebelum mengambil sikap atau keputusan strategis.
  6. Mengasah kepemimpinan. Hakekat kepemimpinan adalah pengaruh dan perwujudan visi dan misi organisasi memerlukan pengaruh-pengaruh yang secara terus menerus di injeksikan baik dalam konteks menyemangati  dan mengontrol segenap internal maupun kaitannya dengan memasyarakatkan isu-isu yang diusung organisasi.
  7. Mengasah kemampuan manajemen. Organisasi memerlukan manajemen untuk  men-sinergikan segala potensi internal maupun eksternal organisasi.
  8. Mengasah kemampuan negosiasi. Organisasi tidak lepas dari perbedaan yang memerlukan negosiasi baik di tingkat internal maupun kaitannya dengan hubungan eksternal organisasi.
  9. Mengembangkan jaringan/networking. 
  10. Membangun empati, kepedulian dan apresiasi.
  11. Membangun pribadi yang lebih fleksibel dan bisa bekerja dalam team work.
  12. Membangun kemampuan dalam me-manage  ego sehingga pribadi menjadi  lebih bijaksana
  13. Membudayakan tanggungjawab dan berjiwa besar.
  14. Membangun kemampuan dalam me-manage waktu dan melakukan pilihan aktivitas yang tepat dengan cerdas.


D.  Menilik Kepemimpinan dan 2 (dua) Tugas Utama Pemimpin

Secara praktis “kepemimpinan” di defenisikan sebagai “pengaruh”. Bicara muasal pengaruh, bisa bersumber dari satu jabatan atau kekuasaan, bisa dari kepribadian yang baik dan bijaksana dan bisa pula dari kemampuan diri dalam mempengaruhi keyakinan, fikiran dan tindakan orang lain.



Kaitannya dengan sebuah organisasi, kepemimpinan mutlak diperlukan. Disamping untuk mempengaruhi setiap unsur organisasi agar memberikan partisipasi yang optimal dalam mewujudkan visi dan misi organisasi maupun dalam hal membahasakan eksistensi organisasi kepada pihak eksternal.


Oleh karena itu, proses dan keseharian organisasi merupakan momen yang sangat baik untuk belajar kepemimpinan. Beragamnya karakter dan latar belakang dalam sebuah organisasi merupakan tantangan tersendiri untuk bisa diterima dan sekaligus menebar pengaruh-pengaruh positif.  


Dari sudut filosopi organisasi, seorang pemimpin memiliki 2 (dua tugas utama yang penting, yaitu ; (i) Membangun karya spektakuler pada zaman kepemimpinannya dan; (ii) Membentuk pengganti  yang meneruskan dan atau bahkan lebih baik darinya. Pada masa kepemimpinannnya, seorang pemimpin harus mampu men-drive organisasi membentuk capaian-capaian yang baik dan latak dikenang. Untuk itu, seorang pemimpin harus mampu mempengaruhi seluruh unsur organisasi untuk bergerak bersama dalam porsi masing-masing. Untuk itu, hal pertama yang harus di bentuk tentu penyamaan persepsi dari segenap unsur organisasi tentang arah yang akan di tuju. Selanjutnya, seorang pemimpin mendorong setiap orang di lingkungan organisasi berkontribusi secara optimal. Singkat kata, tugas pemimpin tidak hanya menyelesaikan persoalan jangka pendek tetapi juga sekaligus membentuk harapan jangka pandang bagi masa depan sebuah organisasi. Oleh karena itu, seorang pemimpn juga harus menjalankan fungsi kaderisasi sehingga saat estafet kepemimpinan berlangsung,  organisasi tetap berjalan dengan stabil. 


E.  Menata Pengelolaan Organisasi

Organisasi adalah kumpulan orang  yang memiliki tujuan bersama. Untuk ketercapaian itu, segenap unsur organisasi dan sumber daya dioptimalkan secara efektif bagi terbentuknya capaian secara bertahap dan berkesinambungan.  Dalam konteks ini, pengelolaan atau manajemen organisasi memegang peranan penting dan menentukan. Efisiensi dan efektivitas perlu menjadi perhatian agar kesinambungan gerakan organisasi  lebih terjamin. Fakta menunjukkan bahwa banyak organisasi yang  jatuh bangun dan gerakan-gerakan yang dilakukan cenderung sporadis dan tak jarang kemudian tenggelam dan tidak berbekas. Hal ini disebabkan oleh in-konsistensi  dan juga buruknya  kualitas pengelolaan organisasi dan sumber daya.

Oleh karena itu, tahapan-tahapan manajemen mulai dari perencanaan, pen-gorganisasian, operasionalisasi/kasi,  kontrol dan evaluasi harus menjadi bagian dari budaya organisasi. Profesionalisme dalam arti  adanya the right man on the right place perlu menjadi komitmen organisasi dalam menjalankan dan mengembangkan berbagai program.  


F.  Membangun Team Work Yang Tangguh.

Organisasi yang hebat pasti memiliki team work yang solid dimana semua bagian mampu memberikan kontribusi yang optimal dalam mewujudkan visi dan misi organisasi. Ada beberapa saran dalam membangun sebuah team work yang solid, antara lain :

  1. semua insan organisasi harus menyadari bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga berkolaborasi adalah jalan terbaik untuk melahirkan sinergitas.
  2. Semua orang adalah penting, tetapi tidak ada alasan untuk merasa lebih penting daripada lainnya.
  3. Bekerjasama adalah proses penyatuan energi dan potensi, sehingga akselerasi hanya lahir dari keinginan semua orang untuk berproses bersama.
  4. Kepentingan organisasi lebih diutamakan daripada kepentingan pribadi. Oleh karena itu, konflik-konflik kepentingan harus diselesaikan berdasarkan semanga- dan ruh perjuangan organisasi.
  5. Bekerja sama tidak serupa dengan bekerja bersama. Dalam bekerja sama terdapat distribusi peran dan tanggungjawab proporsional dan semua bagian merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Terbangunnya team work yang tangguh adalah sebuah kebutuhan mutlak dari organisasi. Oleh karena itu, padunya segala karakter dan meleburnya ego-ego pribadi menjadi ego kolektif wajib dibangun agar team work terbentuk dan memiliki daya tahan yang kuat. 


G.  Penutup

Kompleksitas proses perjalanan sebuah organisasi selalu melahirkan pelajaran dan pengalaman baru. Selanjutnya, dinamika organisasi akan membawa pada tumbuh kembangnya pengetahuan, pengalaman dan kualitas “sikap” dari setiap orang yang terlibat dalam proses perjalanan roda organisasi organisasi. Pada akhirnya,  pengetahuan, pengalaman dan sikap (attitude) setiap insan organisasi ter-integrasi menjadi  kapasitas maka secara otomatis akumulasi kapasitas personal akan membentuk kapasitas organisasi. Kapasitas organisasi selanjutnya akan berimplikasi pada lahirnya ragam karya yang akan meningkatkan eksistensi dan juga apresiasi terhadap organisasi. 
Demikian  disampaikan sebagai sebuah pengantar dalam diskusi seputar organisasi dan kepemimpinan. Semoga tulisan sederhana ini akan menginspirasi kebaikan. Amin....


H.Gallery

Share this article :

+ komentar + 2 komentar

18 Maret 2014 pukul 08.13

Assalamualaikum, Pak Arsad :)
Subhanallah, sungguh tulisan yang sangat membangun dan menginspirasi. Saya pribadi selaku ketua umum Himagrotek mengucapkan banyak terimakasih untuk materi yang bapa berikan, sehingga peserta Pelor sangat antusias mengikutinya. Insya Allah materi yang bapa sampaikan akan sangat bermanfaat bagi kami. Semoga komunikasi kita tidak berhenti sampai disini ya pa. Saya mewakili panitia dan pengurus mohon maaf bila pelayanan dari kami kurang berkenan dan kurang layak, karena masih belajar pa. Terimakasih, semoga Allah membalas jasa baik bapa. Wassalamualaikum wr.wb :)
Fildzah K.N.H

23 Maret 2014 pukul 04.02

'Alaikum salam Fildzah K.N.H

Thanks atas apresiasinya, semoga bisa menyemangati kawan2 dan pada akhirnya berpengaruh ada peningkatan eksistensi organisasi Himagrotek. Saya berharap Himagrotek akan melahirkan karya2 spektakuler yang berimbas pada kematangan segenap kader-kadernya...bismillah...selama kekompakan terjaga, akan banyak hal yang hadir dalam kejayaan organisasi...semangattt...

Posting Komentar

.

 
Copyright © 2015. ARSAD CORNER - All Rights Reserved