A.
Pendahuluan
Ketika memilih untuk “mengikuti”, maka segenap bekal yang di persyaratkan harus terpenuhi. Disisi lain, untuk “mengikuti” sering harus melalui proses seleksi panjang disebabkan banyaknya peminat pada satu pekerjaan yang di inginkan. Misalnya, ketika ada ingin menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil), anda harus melengkapi
beberapa persyaratan dan serangkaian tahapan test yang harus dilalui. Demikian halnya, ketika anda menginginkan menjadi karyawan di sebuah pabrik atau perusahaan swasta lainnya, juga harus melalui tahapan seleksi yang ketat. Semua itu bisa dimaklumi, karena yang menginginkan hal itu bukan hanya anda, tetapi banyak orang diluar anda menginginkan hal sama sehingga anda harus berlomba dan saling mengalahkan untuk memperebutkan peluang yang terbatas.
B.
Nalar Rezeki
Disinilah
logika keadilan Tuhan, disatu sisi manusia diberikan akal dan fikiran, di sisi
lain Tuhan pun membentangkan alam dengan ragam potensi yang terkandung di
dalamnya. Satu hal lagi, Tuhan tak akan merubah nasib sebuah kaum kecuali kaum
itu yang merubahnya. Artinya, setiap manusia diwajibkan berusaha bila
menginginkan perubahan menghinggapi hidupnya. Dalam urusan nasib, Tuhan
mengambil posisi sebagai Maha Pemberi Restu atas segala upaya
yang dilakukan. Disisi lain, manusia juga harus terus berdo’a sebagai kukti
keimanan dan kepasrahan atas hasil akhir dari sebentuk perjuangan. Dalam bahasa lain,
hal ini biasa di istilahkan “ora et labora” alias “bekerja
sambil berdo’a”.
C.
Berwirausaha Sebagai Pilihan Cerdas dan Mulia
Oleh
karena itu, awalailah berwirausaha dengan “niat tulus dan bagian dari pengabdian diri
pada Sang Pencipta” sehingga segala
yang anda perjuangkan akan mendapat kemudahan lewat intervensi Tuhan
atas setiap langkah anda. Niat baik
pasti ketemu jalannya, pepatah ini
mendorong setiap orang untuk tidak pernah gentar melakukan apapun di dunia
ini sepanjang mengandung nilai-nilai kebaikan. Disamping itu, pepatah itu juga
mengesankan bahwa untuk sebuah kebaikan memerlukan perjuangan yang terkadang
berliku dan bahkan melemahkan semangat.
Seorang wirausahawan harus memiliki kesabaran berproses, keteguhan dalam
mentahapinya, keikhlasan dalam menapaki rintangannya dan senantiasa memelihara
fikiran positif dalam situasi apapun.
Tuhan akan seperti prasangka hamba-Nya. Artinya, pada dasarnya Tuhan itu akan
mendukung keinginan dan langkah setiap manusia (sepanjang baik) dalam mewujudkan apa yang disebut “mimpi”.
Wirausahawan/ti juga harus senantiasa berenergi dan berpandangan bahwa ketiadaan
harapan hanya datang bila anda menetapkan
untuk tidak berupaya lagi saat kebelum berhasilan menghampiri anda.
Jadi, bersemangatlah disetiap keadaan dan
syukuri apapun dinamika yang datang dalam perjuangan anda., sebab setiap
keadaan pasti mengandung hikmah.
D. Mulailah Dari Yang Sederhana.
Satu
hal yang menjadi catatan, berwirausaha memerlukan mental baik dalam memulai,
menjalankan dan juga menerima hasil akhirnya. Perlu di ingat, setiap tahapan
selalu memiliki kesan dan kenangan tersendiri yang membentuk ketangguhan
mental. Atas dasar itulah, berawal dari yang kecil, berproses dan terus
berproses, akhirnya kebesaran akan datang bersamaan dengan kesiapan mental atas
kebesaran itu sendiri. Banyak fakta membuktikan banyak orang yang kuat dengan
keprihatinan dan lelah perjuangan, tetapi tidak sedikit pula yang tidak kuat
alias gamang di level keberhasilan sehingga keberhasilan itu justru menjadi
sumber kesulitan dalam hidupnya.
Oleh
karena itu, seorang wirausahawan harus
selalu waspada dan mengingat bahwa dibalik kesulitan pasti ada kemudahan,
demikian pula sebaliknya. Kontrol semacam ini sangat perlu ada pada setiap
wirausahwan, sebab yang mengontrol para wirausahawan adalah dirinya sendiri.
E. Modal Terpenting Adalah Semangat
Adalah
kebenaran tak terbantahkan pandangan yang mengatakan bahwa “uang” selalu
terlibat dalam putaran sebuah bisnis. Namun demikian, satu hal yang menjadi
catatan bahwa uang adalah benda mati yang digerakkan oleh akal dan fikiran.
Sementara itu, akal dan fikiran digerakkan oleh semangat. Artinya, semangat
bisa menciptakan pertumbuhan uang. Akan tetapi, uang tidak bisa membeli semangat secara permanen.
Dengan kata lain, semangat bisa mendatangkan uang, tetapi uang belum tentu bisa
mendatangkan semangat.
Sebagai
illustrasi, banyak orang kaya dengan uang berlimpah memasuki wirausaha dan
berakhir dengan kekonyolan alias bangkrut. Hal ini disebabkan oleh “semangat”
yang keliru dalam mengelolalnya. Disisi lain, banyak pengusaha sukses berawal
dari ketiadaan uang dan hanya bermodalkan semangat, tetapi kemudian mereka bisa
berjaya dengan segenap karyanya. illustrasi ini layak menjadi bahan “perenungan
bersama”.
F. Wirausahawan Menangnya Belakangan
G. Penutup
Bentangan
alam dengan segenap isinya mengandung potensi yang hanya bisa dimanfaatkan oleh
mereka yang menggunakan akal dan fikiran yang dititipkan Tuhan. Bagi mereka yang hanya berdiam dan mencoba
mebiarkan geliat alam, pilihan tersedia hanyalah menjadi penonton. Disisi lain,
mereka yang mencoba menterjemahkan alam dengan akal fikirnya, kemudian
mendapatkan kesempatan untuk berbuat banyak hal dan menyuguhkan ragam karya
yang sangat indah untuk ditonton. Sayangnya, hanya sedikit orang yang memiliki mental cukup untuk menyuguhkan sebuah tontonan menarik. Adakah anda bagian dari sedikit
orang itu???
Demikian
pemikiran sederhana ini sebagai stimulan bagi keterlahiran semangat dalam
menekuni dunia wirausaha. Semoga, forum ini akan melahirkan para wirausahawan
baru brilian yang menyuguhkan karya yang
tidak hanya akan menyelesaikan kebutuhan hidup dan ketercapaian mimpinya,
tetapi juga sebagai wadah bagi banyak orang untuk meraih mimpinya tentang
sebuah hidup. Selamat berjuang.....
Lampiran
SEKILAS SARAN DALAM MENGOPERASIONALKAN BISNIS
Pada
makalah utama kita membicarakan tentang semangat berwirausaha dan sedikit
tentang seluk beluknya. Khusus lembar terakhir ini dijabarkan beberapa hal yang
bisa dijadikan panduan operasionalisasi bisnis yang di jalankan oleh seorang
wirausahawan, yaitu :
1.
Disiplin tinggi.
Disatu sisi, seorang wirausahawan memiliki kebebasan yang luar biasa dan hanya
dirinya lah yang bisa mengatur dirinya. Namun demikian diperlukan disiplin yang
tinggi dalam segala hal yang berkaitan dengan bisnis. Jadikan disiplin tinggi
sebagai ciri khas anda dan jadikan pula disiplin tinggi sebagai modal meraih
kepercayaan konsumen maupun partner
bisnis anda. Mulailah dari disiplin pemanfaatan waktu, sehingga waktu anda
termanfaatkan dengan baik dan hidup anda lebih terencana.
2.
Pemasaran. Pemasaran itu bukan berarti harus berdusta.
Ujung tombak penjualan adalah pemasaran.
Dalam mengkomunikasikan bisnis anda, janganlah membiasakan diri untuk
berdusta, misalnya melebih-lebihkan kualitas produk anda. Ingat, satu keburukan
lebih cepat menyebar daripada satu kebaikan. Artinya, bila anda membuat
konsumen kecewa karena dusta anda, itu berarti anda akan kehilangan seribu
calon konsumen berikutnya. Disamping itu, tak ada nikmatnya “rezeki” yang
diraih lewat proses dusta, sebab satu dusta menuntut dusta berikutnya. Ikuti
kata hati anda dan percayalah kehalalan sebuah bisnis menjanjikan pertumbuhan
dan perkembangan.
3.
Komitmen Keuangan.
Mengelola uang bukanlah perkara mudah, diperlukan komitmen tinggi dalam pola
pengelolaannya. Belajarlah untuk menyisihkan sebagian dari hasil yang anda
peroleh sebagai bekal untuk mengembangkan bisnis anda berikutnya. Belajarlah
hidup hemat dan tidak terjebak dalam konsumtif, sebab pada satu titik anda akan
hidup bagaikan “lebih besar pasak dari pada tiang”. Pisahkan antara uang
pribadi dan uang bisnis, sehingga anda lebih mudah dalam mengukur pertumbuhan
bisnis anda.
4.
Prinsip
7x1. Dalam bisnis
ada istilah 7x1 lebih baik daripada 1x7. 7x1 bermakna orang yang sama datang
bertransaksi ke bisnis anda 7 (tujuh) kali dan tiap kedatangannya anda hanya
mengambil keuntungan Rp 1 (satu) saja.
Artinya, transaksi yang berulang-ulang menandakan bahwa dia puas dengan
pelayanan yang anda berikan dan dia berpotensi menjadi agen pemasaran alamiah
anda melalui testimoni (kesaksian) pada calon konsumen lainnya.
5.
Kebermanfaatan. Bangunlah
harapan bagi orang lain dalam bisnis anda seperti harapan untuk bisa bekerja
dan menggantungkan hidup pada karya anda. Pandanglah bahwa keberhasilan yang
anda raih merupakan cara Tuhan menguji seberaa jauh rezeki yang diberikan pada
anda bermanfaat untuk sekitarnya. Mulailah belajar berbagi karena berbagi sama
dengan bertambah. Dismaping itu, semakin banyak yang berharap pada bisnis yang
anda kelola, semakin banyak pula yang berdo’a untuk kelancaran usaha anda.
6.
Pertemanan dan Jaringan. Seorang
wirausahawan selayaknya tidak punya musuh. Persaingan usaha buka berati tak
bersaudara. Wirausahawan perlu jariingan
yang luas untuk memacu percepatan pertumbuhan dan perkembangan usaha. Dengan
pertemanan akan lebih cepat mendapatkan ragam informasi yang bisa dikelola
mnjadi peluang menggiurkan. Untuk itu,
rutinlah bersilaturrahmi agar pertemanan terus bertambah.
7.
Kepercayaan adalah segalanya.
Dalam bisnis, kepercayaan adalah segalanya. Bila anda tidak dipercaya maka
tertutuplah jalan anda untuk meneruskan bisnis. Oleh karena itu, jadikan “pribadi
anda yang dipercaya” sebagai modal penting menciptakan mesin reputasi
anda berbentuk karya-karya nyata.
8.
Tak Ada Yang Percuma.
Jangan pernah mengumpat apapun yang ada lakukan berlandaskan niat baik. Ingat,
Tuhan Maha Penghitung Yang Adil. Oleh karena itu, jangan pernah lelah
memperjuang mimpi anda, sebab keberhasilan terkadang hadir di upaya yang ke-100
dan bahkan ke-1000 di kala memang anda benar-benar siap mengemban keberhasilan
itu sendiri.
Posting Komentar
.