KETIKA MELAKUKAN PILIHAN BERBEDA di Jalan Sunyi Nan Sepi | ARSAD CORNER

KETIKA MELAKUKAN PILIHAN BERBEDA di Jalan Sunyi Nan Sepi

Rabu, 09 Mei 20120 komentar


 
Disampaikan pada “Workshop Kewirausahaan Bagi Pemuda di Propinsi Jawa Barat” Program Kementrian Negara Koperasi & UKM RI, 11 Mei 2012, di Cirebon, Jawa Barat, Indonesia 

A.  Pembuka
Bagi mereka yang bernyali cukup dan menyukai tantangan, membicarakan wirausaha menjadi begitu menarik. Dinamika wirausaha selalu menawarkan hal baru sehingga potensi kebosan atau kejenuhan menjadi rendah. Berbeda dengan mereka yang berkarakter pencinta “stabilitas alias comfort zone”, wirausaha dianggap tidak menarik karena mengandung resiko yang tinggi dan juga sering dihadapkan pada ketidakpastian.


Dunia wirausaha memang lebih tepat disebut sebagai dunia gila, karena wirausaha memang relatif tidak memerlukan nalar yang terlalu cerdas, tetapi memerlukan keberanian dan motivasi yang kuat. Dunia wirausaha juga penuh dengan ketidakpastian, sehingga memerlukan mental yang cukup untuk memasukinya. Satu hal yang pasti dalam dunia usaha, yaitu “ketidakpastian” itu sendiri. Dengan demikian, tidak mengherankan kalau wirausahwan biasanya kurang bersinar dalam urusan nilai atau indeks prestasi akademik/sekolah.   

Tak banyak orang yang punya cukup keberanian, karena itu pula tak banyak orang yang menjadi pengusaha. Kebanyakan mereka memilih menjadi karyawan atau PNS karena dianggap lebih menjanjikan ketenangan dan masa depan,. Pembacaan ini yang kemudian mendorong mereka  terus mencoba dan melayangkan lamaran untuk memperebutkan kursi yang sangat terbatas.


B.  2 (dua) Pilihan Untuk Maju

Semua orang ingin maju dan meraih keberhasilan, tetapi tak semua orang merasa berhasil dalam hidupnya yang dikarenakan jalan yang salah. Ada pepatah bijak yang mengatakan bahwa orang maju itu disebabkan oleh salah satu dari 2 (dua) hal yaitu “ memaksakan diri” atau “dipaksa keadaan”.

Pada pilihan pertama memerlukan kesadaran pribadi. Namun demikian, terkadang keadaan yang nyaman sering meninabobokan dan menggiring untuk larut dalam kenikmatan yang ada, sehingga lalai memikirkan masa depan. Itulah sebabnya banyak orang  yang  mulai berfikir untuk maju bila di paksakan keadaan.  Keadaan memaksa sering menjadi pemicu kreativitas karena adanya “ancaman” di sisi yang lain, seperti dapur ndak ngebul (ancaman kelaparan), tidak bisa bayar biaya sekolah dan lain sebagainya. 

Oleh karena itu, hidup terencana menjadi penting. Sasaran atau goal  selayaknya didefenisikan sebelum melangkah apapun. Dengan demikian, apapun yang akan anda lakukan harus memiliki relevansi kuat dengan pencapaian mimpi anda.

Ini memang hanya tentang pilihan untuk maju, tetapi jangan tungggu keadaan memaksa anda untuk maju dan berbuat sesuatu. Sebab, langkah yang terencana dengan tenang lebih berpeluang menemukan keberhasilan ketimbang yang tidak terkonsep dengan baik.   


C.  Berwirausaha Secara Sadar
Berwirausaha memang profesi unik yang mengedepankan kemauan diri (kesadaran). Menjalankannya memerlukan penghayatan dan keikhlasan serta spirit yang senantiasa terjaga. Untuk itu, ketika anda memasuki kewirausahaan, lakukanlah dengan kesadaran akan nilai-nilai positif dari kewirausahaan itu sendiri.  Jadikan nilai-nilai positif yang anda defenisikan itu sebagai penyemangat untuk terus bergerak melakukan sesuatu menuju mimpi anda.  Lakukan untuk membangun masa depan  dan sekaligus kebermanfaatan bagi banyak orang. Untuk memupuk percaya diri, defenisikan dalam hati  anda sebagai orang penting dan yakini bahwa banyak orang berharap keterlahiran karya anda agar bisa bergantung hidup dalam pada anda. Jadilah penyelesai atas kekhawatiran mereka tentang hidup dan jadikanlah wirausaha sebagai profesi untuk mendapat kemuliaan di mata Sang Pencipta.  


D.  Mulai Saat Berkuliah atau Masih Muda
Memasuki dunia wirausaha tidak memerlukan ijazah atau lamaran. Anda bisa memasuki kapanpun anda ingin memulianya. Anda hanya perlu memiliki semangat dan tekad kuat untuk memulainya. Mulailah dari apa yang anda bisa dan jauhkan fikiran-fikiran yang melemahkan semangat anda. Jangan pernah mengedepankan keterbatasan, sebab itu tak akan merubah apapun dan bahkan membuat anda tak akan pernah memulainya. Jangan terlalu banyak berkhayal tanpa pernah berbuat, karena itu tetap akan menjadi khayalan yang tak pernah menjadi kenyataan. Bermimpilah disertai dengan upaya  mencapaianya, karena Tuhan tak kan menghadiahkan apapun bagi mereka yang hanya berdiam diri dan tak berbuat apa-apa.

Bagi anda yang masih berkuliah, ini momen luar biasa untuk segera mencoba. Satu alasan pendukungnya karena sebegian besar dari anda masih mendapatkan “kiriman uang” secara rutin, sehingga anda bisa memulainya dalam situasi psichologis yang lebih nyaman (tanpa ada tekanan). Anda hanya cukup membangun tekad  dan semangat serta segera memulainya dari hal sekecil apapun. Anda memiliki waktu yang cukup, karena faktanya tidak semua waktu anda pergunakan untuk berkuliah dan melahap tumpukan buku untuk di baca.  Persepsikan belajar berwirausaha hanya mengalihkan fungsi “waktu bermain”  untuk aktivitas yang mempengaruhi warna hidup anda di masa mendatang. Namun demikian, bagi mereka yang kebetulan “arus kiriman uangnya” tergolong kurang lancar, selayaknya momen ini anda jadikan pula sebagai lompatan untuk percepatan dalam belajar wirausaha dengan memanfaatkan tekanan itu sebagai sumber energi.

Demikian halnya bagi kalangan pemuda, mulailah mengefektifkan pemanfaatan waktu anda untuk membentuk masa depan yang berpengharapan. Hidup memang tidak perlu terlalu serius, tetapi fokus pada masa depan sejak dini adalah bagian dari membentuk wana kehidupan di masa mendatang. Waktu terus berputar dan tidak akan pernah kembali. Jangan jadikan esok hari sbagai penyesalan atas kebodohan yang anda lakukan hari ini. Mumpung muda dan masih bertenaga, alokasikan energi yang anda punya untuk sesuatu yang berguna. Hura-hura dan larut dalam keadaan nyaman saat ini bukan bagian dari jawaban seperti apa anda esok hari. Adalah kebenaran esok hari tidak ada yang bisa tahu, tetapi akal dan fikiran yang di berikan Tuhan merupakan sarana untuk membuat diri lebih berarti dan hidup lebih bermakna. 


E.  Mengumpulkan Uang Atau Belajar Menjual Diri
Ada satu pelajaran yang hampir tidak pernah diajarkan di perkuliahan, yaitu “how to sale your self?”. Sehingga, tidak mengherankan kalau  para mahasiswa bingung menghadapi pertanyaan “minta salary berapa” saat interview pekerjaan di sektor swasta. Mengucapkan jumlah yang diinginkan memang bukan hal sulit, tetapi yang tersulit adalah ketika diminta memberikan alasan rasional atas sejumlah angka yang diminta tersebut.

Inilah faktor tambahan mengapa lemudian belajar berwirausaha itu penting. Belajar berwirausaha bagi mahasiswa sesungguhnya tidak harus berorientasi pada perolehan sejumlah uang (keuntungan), tetapi  juga bisa dalam konteks peningkatan kapasitas diri sehingga bernilai jual tinggi saat memasuki dunia pasca study.  Untuk itu, para mahasiswa bisa melakukan rangkaian uji coba yang perlahan  membentuk mental dan peningkatan kapasitas diri .

Belajar wirausaha tidak terbatas pada melahirkan sebuah bisnis, tetapi juga bisa mengawalinya lewat pelibatan diri dalam proses-proses bisnis yang sudah berjalan. Penghayatan tahapan-tahapan bisnis yang sudah berjalan juga efektif dalam memperbanyak referensi dan pengalaman bathin yang membantu pembentukan mental wirausaha.  Jasi, Banyak cara yang sesungguhnya bisa di tempuh, sehingga pada saatnya nanti lebih siap memasuki dunia nyata. Namun bukan berarti mahasiswa diharamkan menghasilkan uang dari proses belajar wirausaha. Kalau memang pencapaiannya  sampai sedemikian, itu berarti mahasiswa tersebut sudah berhasil masuk pada tahapan real busines.  Jadi, intinya banyak pola yang bisa dilakukan dalam belajar wirausaha dan kesemuanya memerlukan “semangat dan tekad kuat”. 


F. Mengasah Instuisi  Bisnis Sebagai Bekal
Wirausaha tidak bermula dari pertanyaan “apa”, tetapi dari pertanyaan “siapa”. Artinya, ketika anda ingin memulai bisnis maka defenisikan dulu “siapa” yang akan anda layani sehingga mempermudah pengidentifikasian “apa” yang akan anda tawarkan.

Namun demikian, anda perlu mengasah kelihaian anda dalam merumuskan “apa”, sebab hal ini berkaitan dengan ketajaman instuisi. Ketajaman instuisi sesungguhnya bisa dilatihkan layaknya anda belajar bahasa inggris, bahasa arab atau bahasa lainnya. Dengan menyebutkan segala sesuatu yang anda lihat, dengar dan rasakan dalam bahasa yang ingin anda pelajari, maka pada saat tertentu anda akan fasih menggunakan bahasa tersebut. Demikian halnya dalam hal instuisi bisnis, tiap kali anda berfikir  bagaimana “menjadikan komoditas bisnis” dari apa yang anda lihat, dengar dan rasakan, maka perlahan instuisi bisnis anda akan terasah. Dalam bahasa perumpamaan yang lain, parang yang tajam kalau tidak diasah akan tumpul dan parang yang tumpul bila diasah akan menjadi tajam,


G. Penutup
Memilih “berwirausaha” memang jalan beda  nan sunyi  yang hanya dilalui oleh orang-orang bernyali tinggi dan optimis dalam menatap hari esok diatas kemandirian berkarya. Bahkan sebagian orang menganggap berwirausaha adalah pilihan aneh di tengah ragam sajian lowongan pekerjaan di berbagai media.  Tidak banyak orang yang mau dan berkeberanian cukup  melakukannya, sehingga tidak banyak orang pula yang berkesempatan menjadi  pengusaha sukses.  Adakah anda menjadi bagian dari sedikit orang itu???

Demikian beberapa pemikiran sederhana tentang  kewirausahaan sebagai stimulan dalam diskusi kali ini. PiliSemoga forum ini  melahirkan para wiraushawan-wirausahawan baru yang  handal. Amin.
Share this article :

Posting Komentar

.

 
Copyright © 2015. ARSAD CORNER - All Rights Reserved