A. Pembuka
Tak
banyak orang yang punya cukup keberanian, karena itu pula tak banyak orang yang
menjadi pengusaha. Kebanyakan mereka memilih menjadi karyawan atau PNS karena
dianggap lebih menjanjikan ketenangan dan masa depan,. Pembacaan ini yang
kemudian mendorong mereka terus mencoba
dan melayangkan lamaran untuk memperebutkan kursi yang sangat terbatas.
B.
2 (dua) Pilihan Untuk Maju
Semua orang ingin maju dan meraih keberhasilan, tetapi tak semua orang merasa berhasil dalam hidupnya yang dikarenakan jalan yang salah. Ada pepatah bijak yang mengatakan bahwa orang maju itu disebabkan oleh salah satu dari 2 (dua) hal yaitu “ memaksakan diri” atau “dipaksa keadaan”.
Oleh
karena itu, hidup terencana menjadi penting. Sasaran atau goal selayaknya
didefenisikan sebelum melangkah apapun. Dengan demikian, apapun yang akan anda
lakukan harus memiliki relevansi kuat dengan pencapaian mimpi anda.
Ini
memang hanya tentang pilihan untuk maju, tetapi jangan tungggu keadaan memaksa
anda untuk maju dan berbuat sesuatu. Sebab, langkah yang terencana dengan
tenang lebih berpeluang menemukan keberhasilan ketimbang yang tidak terkonsep
dengan baik.
C.
Berwirausaha Secara Sadar
D.
Mulai Saat Berkuliah atau Masih Muda
Bagi
anda yang masih berkuliah, ini momen luar biasa untuk segera mencoba. Satu
alasan pendukungnya karena sebegian besar dari anda masih mendapatkan “kiriman
uang” secara rutin, sehingga anda bisa memulainya dalam situasi
psichologis yang lebih nyaman (tanpa ada tekanan). Anda hanya cukup membangun
tekad dan semangat serta segera
memulainya dari hal sekecil apapun. Anda memiliki waktu yang cukup, karena
faktanya tidak semua waktu anda pergunakan untuk berkuliah dan melahap tumpukan
buku untuk di baca. Persepsikan belajar
berwirausaha hanya mengalihkan fungsi “waktu bermain” untuk aktivitas yang mempengaruhi warna hidup
anda di masa mendatang. Namun demikian, bagi mereka yang kebetulan “arus
kiriman uangnya” tergolong kurang lancar, selayaknya momen ini anda jadikan
pula sebagai lompatan untuk percepatan dalam belajar wirausaha dengan
memanfaatkan tekanan itu sebagai sumber energi.
Demikian
halnya bagi kalangan pemuda, mulailah mengefektifkan pemanfaatan waktu anda
untuk membentuk masa depan yang berpengharapan. Hidup memang tidak perlu
terlalu serius, tetapi fokus pada masa depan sejak dini adalah bagian dari
membentuk wana kehidupan di masa mendatang. Waktu terus berputar dan tidak akan
pernah kembali. Jangan jadikan esok hari sbagai penyesalan atas kebodohan yang
anda lakukan hari ini. Mumpung muda dan masih bertenaga, alokasikan energi yang
anda punya untuk sesuatu yang berguna. Hura-hura dan larut dalam keadaan nyaman
saat ini bukan bagian dari jawaban seperti apa anda esok hari. Adalah kebenaran
esok hari tidak ada yang bisa tahu, tetapi akal dan fikiran yang di berikan
Tuhan merupakan sarana untuk membuat diri lebih berarti dan hidup lebih
bermakna.
E.
Mengumpulkan Uang Atau Belajar Menjual Diri
Inilah
faktor tambahan mengapa lemudian belajar berwirausaha itu penting. Belajar
berwirausaha bagi mahasiswa sesungguhnya tidak harus berorientasi pada
perolehan sejumlah uang (keuntungan), tetapi
juga bisa dalam konteks peningkatan kapasitas diri sehingga bernilai
jual tinggi saat memasuki dunia pasca study. Untuk itu, para mahasiswa bisa melakukan
rangkaian uji coba yang perlahan membentuk
mental
dan peningkatan
kapasitas diri .
Belajar
wirausaha tidak terbatas pada melahirkan sebuah bisnis, tetapi juga bisa
mengawalinya lewat pelibatan diri dalam proses-proses bisnis yang sudah
berjalan. Penghayatan tahapan-tahapan bisnis yang sudah berjalan juga efektif
dalam memperbanyak referensi dan pengalaman bathin yang membantu pembentukan
mental wirausaha. Jasi, Banyak cara yang
sesungguhnya bisa di tempuh, sehingga pada saatnya nanti lebih siap memasuki
dunia nyata. Namun bukan berarti mahasiswa diharamkan menghasilkan uang dari
proses belajar wirausaha. Kalau memang pencapaiannya sampai sedemikian, itu berarti mahasiswa
tersebut sudah berhasil masuk pada tahapan real busines. Jadi, intinya banyak pola yang bisa dilakukan
dalam belajar wirausaha dan kesemuanya memerlukan “semangat dan tekad kuat”.
F. Mengasah Instuisi Bisnis Sebagai Bekal
Wirausaha
tidak bermula dari pertanyaan “apa”, tetapi dari pertanyaan “siapa”.
Artinya, ketika anda ingin memulai bisnis maka defenisikan dulu “siapa”
yang akan anda layani sehingga mempermudah pengidentifikasian “apa”
yang akan anda tawarkan.
Namun
demikian, anda perlu mengasah kelihaian anda dalam merumuskan “apa”,
sebab hal ini berkaitan dengan ketajaman instuisi. Ketajaman instuisi
sesungguhnya bisa dilatihkan layaknya anda belajar bahasa inggris, bahasa arab
atau bahasa lainnya. Dengan menyebutkan segala sesuatu yang anda lihat, dengar
dan rasakan dalam bahasa yang ingin anda pelajari, maka pada saat tertentu anda
akan fasih menggunakan bahasa tersebut. Demikian halnya dalam hal instuisi
bisnis, tiap kali anda berfikir
bagaimana “menjadikan komoditas bisnis” dari apa yang anda lihat, dengar
dan rasakan, maka perlahan instuisi bisnis anda akan terasah. Dalam bahasa
perumpamaan yang lain, parang yang tajam kalau tidak diasah akan tumpul dan
parang yang tumpul bila diasah akan menjadi tajam,
G. Penutup
Demikian
beberapa pemikiran sederhana tentang
kewirausahaan sebagai stimulan dalam diskusi kali ini. PiliSemoga forum
ini melahirkan para
wiraushawan-wirausahawan baru yang
handal. Amin.
Posting Komentar
.