SEKELUMIT KOMAT KAMIT IDOL 2012 | ARSAD CORNER

SEKELUMIT KOMAT KAMIT IDOL 2012

Jumat, 06 April 20120 komentar



IDOL  memang ajang yang mempersilahkan insan yang merasa memiliki talenta musik dan mengikhlaskan dirinya untuk di nilai untuk ikut serta. Semua yang siap  berlomba dan saling mengalahkan dipersilahkan untuk mengikuti aturan main (rule game). Semua berharap sama walau hanya satu jawaranya, itulah peraturan yang tak bisa ditawar oleh siapapun. Pasti ada airmata bahagia sebagaimana dipastikan akan ada air mata kekecewaan dalam proses perjalanannya. Untuk itu, semua harus mengeksplore talenta terbaiknya, mencari simpati/subyektivitas/daya dukung para voter (via SMS) atau memenuhi kriteria”layak” yang didefenisikan oleh para juri yang memiliki track record fantastic dan keterujian kualitas di industri musik.



 
Ada perasaan terluka ketika melihat jubelan insan berbakat harus berlomba untuk mendapatkan tiket. Ada sisi kemanusiaan yang terjajah ketika manusia dinilai manusia lainnya. Keunikan masing-masing orang harus terpertaruhkan. Ambisi untuk memenangkan cenderung menggoda mereka untuk tidak jadi dirinya sendiri. Mereka bertaruh, mempertaruhkan apa yang menurut mereka baik dan berharap sang juri atau sang voter menerima cara mereka tentang defenisi “bagus dan layak”.

Ini ajang idol yang fokus pada kualitas bernyanyi”, begitu ungkap salah seorang juri. Ini seolah menjadi fatwa agar sang pengikut lomba mengukur diri sebelum mendaftar. Namun demikian, potensi populer dikemudian hari, hidup layak dengan label selebritis, membuat kaum muda sangat menginginkannya sampai-sampai yang sebenarnya jauh dari layak pun nekat untuk ikut serta. Bukan hanya sampai di situ, saat babak eliminasi pun tak jarang Sang Juri kecewa dengan penampilan beberapa peserta. Bahkan beberapa juri sampai mengeluarkan kata mengumpat dan kurang etis sebagai bentuk ekspresi kekecewaan kualitas yang ditampilkan. Buntutnya, beberapa pihak melaporkan dewan juri ke komisi penyiaran indonesia (KPI).

Malam ini, perjalanan panjang IDOL 2012 memasuki fase 15 (lima belas) besar. Segenap peserta bertarung memperebutkan 10 (sepuluh) orang yang berhak masuk ke ajang  spektakuler. 5 (lima) orang dipilih berdasarkan  perolehan SMS terbanyak dan 5 (lima) orang lagi berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian juri. Artinya, 5 (lima) orang pasti tersisi malam ini.

IDOL 2012 lebih menunjukkan karakter dan bibit yang lebih bervariasi”, itu ungkapan ketiga juri. Sampai-sampai, ketika 5 (lima) orang hasil voting  SMS dan 5 (lima) orang versi juri sudah terdefenisikan, 2 (dua) dari 3 (tiga) juri meminta jatah tambahan dengan alasan di dalam kelompok 5 (lima) yang tersisi, ada bakat luar biasa dan sangat disayangkan untuk tidak disertakan di fase spektakuler. Awalnya, anang tidak setuju atas gagasan Dhani mapun Agnes dengan alasan bersikukuh dengan aturan main. Namun, setelah MC berkomunikasi dengan produser, akhirnya disetujui 2 (dua) orang tambahan versi juri untuk disertakan pada ajang spektakuler. Ini diluar kebiasaan...tetapi, sekali lagi panitia pemegang hak penuh atas penetapan atau perubahan aturan main.

Sekali lagi ini perlombaan  dimana ada sekelompok untuk dinilai dan disisi lain ada kelompok yang berposisi sebagai penilai. Ini ajang bagi mereka yang ikhlas untuk diperbandingkan dan siap atas apapun akhir dari perjuanggan keras. Ini bukan ajang  pendeteksian keunikan setiap penyanyi dan kemudian di siapkan ruang pengembangan diri sesuai dengan karakter yang menonjol dari seorang penyanyi.  Dalam ajang IDOL, sesi pengembangan diri hanya disiapkan ketika peserta mampu lolos sampai  tahap tertentu.

Sesungguhnya ada ketidakrelaan ketika manusia yang satu dibandingkan dengan manusia lainnya. Tetapi ini hanyalah game dimana pesertanya datang dengan sukarela dan tak ada paksaan dari pihak manapun. Sebagai penonton, pilihan yang tersedia adalah menjadi penikmat atau passive dan atau aktif menjadi voter bagi penyanyi yang di idolakan.

Ini pemainan yang tidak lepas dari nuansa industri, karena penyelenggaran event besar ini tidak mungkin gratis dan paasti memerlukan pembiayaan yang tidak sedikit. Panitia tentu berharap untung sebagaimana peserta juga berharap sama ketika kepopuleran sudah diraihnya.  Ini pun menjadi tidak gratis ketika emosi pemirsa terjebak pada upaya dukung mendukung dan tergoda memainkan jemari di angka 9288. Ini memang permainan yang sempurna, menghibur dan sekaligus menyulut emosi subyektivitas menjadi air mata kebahagiaan atau kekesalan.

IDOL hanya salah satu ajang men-drive talenta bernyanyi, sehingga tak ada alasan bagi yang belum berkesempatan untuk tampil di ajang ini memandangnya sebagai fase terkuburnya mimpi.
Share this article :

Posting Komentar

.

 
Copyright © 2015. ARSAD CORNER - All Rights Reserved