SENTUHAN KEMANUSIAAN NAN INSPIRATIF
SANG PERAWAT PASIEN GANGGUAN JIWA
lanjutan dari tulisan sebelumnya.....klik disini
Tersimpulkan
dipertemuan kedua

Mendapati satu kasur yang nganggur, aku pun
meminta izin petugas yang menjaga mbakyu untuk memanfaatkannya istrahat. Aku
harus saving energy agar fit saat
nyetir diperjalanan pulang nanti. Mungkin hampir setengah jam aku terlelap di kasur
pasien yang nganggur itu karena lelah yang amat sangat. Saat terbangun, aku ke bagian latar ruang perawatan dan bergabung dengan saudara-saudara
lainnya yang tengah menikmati suasana sore di lingkungan RSJ yang bersihnya
memang luar biasa. Tak lama berselang Mas Ipung pun datang dan seperti biasa
menyalami kami satu persatu dengan keramahannya yang khas. Sesudah berbincang
khusus dengan Kangmas tentang kondisi terkini dari Mbakyu, Mas Ipung pun ikut
bergabung dan duduk di kursi persis sebelahku. Disinilah akhirnya kudapati
jawaban atas begitu banyak tanya dikepalaku tentang seorang Mas Ipung.
Awalnya beliau menanyakan seputar aktivitasku
dikeseharian. Ku katakan padanya bahwa
aku lebih cocok disebut anak jalanan yang penuh ketidakjelasan. Beliau
tersenyum dan kemudian penasaran dengan jawabanky yang rada aneh itu. Pada
akhirnya beliau memahami dan sepakat dengan caraku mendefenisikan dan
mempersepsikan hal-hal yang kukerjakan setiap harinya. Sesudahnya, giliran aku balik
bertanya, Kesempatan inipun kumaksimalkan ke-kepo-an ku tentang segala hal yang
dikerjakan dan dilakukan oleh lelaki asli Kota Demak itu dikesehariannya.
Sebelumnya, aku memulainya dengan
menyampaikan kesalutan dan kekagumanku dengan cara nya menangani pasien dan
juga caranya bersikap kepada keluarga pasien. Kutandaskan bahwa semua yang
beliau lakukan melebihi dari defenisiku tentang sebuah pelayanan. Aku pun
menyampaikan apresiasi kehebatannya membangun suasana kekeluargaan dengan
keluarga pasien. Selanjutnya, aku pun bertanya hal apa yang mendasarinya
melakukan hal luar biasa itu.
“ini tentang me-manusiakan manusia dan
bermanfaat bagi sesame (migunani tumraping liyan)””, demikian kalimat pertama yang kuperoleh dari insan berbudi
pekerti luar biasa ini. “pada alam pun kita diperintahkan Tuhan bijak
apalagi kepada manusia, walau sedang mengalami gangguan jiwa sekalipun. Tidak
satupun mau mengalami penyakit lupa dan bahkan gangguan jiwa. Setiap manusia
pasti ingin hidup normal dan bahagia dunia dan akhirat. Namun sebagian orang
mengalami cobaan atau hantaman hidup sehingga depresi dan atau lebih dari itu.
Meng-asingkan mereka dari peradaban normal justru semakin membuat perasaan
mereka semakin luka dan terpinggirkan. Namun, membiarkan ODGJ (orang dengan
gangguan jiwa) dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat tanpa pengobatan
lanjutan dan pengetahuan yang cukup tentang perawatan lanjutan ODGJ dirumah
oleh keluarga dan masyarakat juga berpotensi mendatangkan resiko sebab sebagian
dari ODGJ sering kali tidak terkendali dan kemudian melakukan hal-hal yang
membahayakan orang-orang di sekitarnya. Hal inilah yang kemudian menginspirasi
saya untuk mengambil posisi “bersahabat” dengan setiap pasien yang datang ke
RSJ ini. Dinamikanya memang cukup rumit, namun saya fahami sebagai tantangan
dan juga peluang ibadah. Berprofesi sebagai perawat jiwa di RSJ ini saya fahami sebagai bagian dari kepercayaan Tuhan
kepada saya untuk menjadi bagian dari kehidupan para pasien itu ”. Lanjut beliau dipenjelasan
berikutnya.

Satu hal yang layak menjadi catatan adalah siapapun
yang datang menitipkan pasien beliau terima dengan tangan terbuka. Beliau tidak
pernah membedakan apakah pasien berasal dari golongan kaya atau miskin. Oleh
karena itu, tidak heran kalau beliau seringkali harus merogoh kocek sendiri
untuk sekedar memenuhi operasional panti kala strategi “subsidi silang pembiayaan” tak mampu memenuhi keperluan yang ada. Alasannya
sangat logis karena pasien tidak sepenuhnya berasal dari keluarga mampu
sehingga tidak memungkinkan dikenakan biaya walau hanya sekedar untuk makan
tiga kali sehari. Beliau juga tidak membedakan apakah sang pasien apakah islam
atau non-muslim. Bahkan tidak jarang beliau menerima pasien dimana panti lain
menolaknya karena alasan tertentu.
semua tindakan heroik itu dilandasi oleh “semangat kepedulian dan kemanusiaan”. Hal
inipun terkonfirmasi dari semua hal yang telah dilakukan oleh Mas Ipung dan
juga dirasakan oleh penulis sendiri secara langsung. Jadi, tidak heran kalau
kemudian hari-hari beliau selalu disibukkan dengan urusan pasien yang mayoritas
tengah mengalami ngangguan jiwa, baik yang masih gejala maupun yang sudah akud.
Walau jam kerja sebagai PNS di RSJ hanya 7 sampai 8 jam kerja, namun sesudahnya
bukannya beliau manfaatkan untuk istrahat layaknya kebanyakan orang. Beliau pun langsung melanjutkan aktivitasnya
mengurus para pasien di pantinya. Tak jarang beliau baru bisa istrahat
menjelang subuh dan kemudian kembali beraktivits di RSJ jam 07.00 pagi. Beliau
tidak pernah mengeluh kecuali dengan Tuhan. Sepertinya spirit memanusiakan
manusia itu sudah menubuh dalam dirinya. Beliau melakukannya dengan semangat
beribadah lewat ilmu yang dimilikinya. Kombinasi antara pendekatan medis dan spritualitas
ketuhanan menjadi metode yang di pilih dalam menangani dan merawat setiap
penghuni panti.

Namun demikian, semangat Mas Ipungtidak
pernah padam dan komitmen menjadi bagian dari pasien gangguan jiwa tidak pernah
pudar walau resiko tak terduga seringkali
datang dan bahkan men-cederai fisiknya. Beliau meyakini sepenuhnya bahwa Tuhan Maha
penolong dan tidak pernah melewatkan apapun yang diperbuat oleh hamba-Nya.
Beliau juga meyakini bahwa segala hal yang dilakukannya atas niat baik akan
mendatangkan kebaikan bagi kehidupan diri dan keluarganya, baik di dunia maupun
di akhirat. Sepertinya, spiritualitas dan nilai-nilai ketuhanan yang demikian
kuat pada diri Mas Ipung ini memang sudah mulai tumbuh dan kembang sejak Mas
Ipung mengenyam pendidikan di MI (Madrasah Ibtidaiyah) dan juga MTs (Madrasah
Tsanawiyah).
Melihat seru dan rumitnya dinamika keseharian
hidup dan perjuangan Mas Ipung dalam menghadapi pasien gangguan jiwa, tidak
berlebihan berkesimpulan bahwa pekerjaan unik itu hanya bisa dilakukan oleh
orang-orang istimewa. Tidak cukup sebatas ilmu pengetahuan, tetapi juga memerlukan
penjiwaan, kesabaran dan kebijaksanaan diatas rata-rata manusia pada umumnya.
Sepertinya Mas Ipung layak dikategorikan sebagai “bukan manusia biasa” yang
kebetulan dibekali Tuhan dengan bakat istimewa yang tidak dititipkan pada
sembarang orang.

Tentu banyak hal keren lainnya yang dilakukan
oleh Mas Ipung yang belum tersaji dalam tulisan ini. Namun, pengungkapan
sebagian fakta hasil perbincangan ringan dengan beliau di sore itu bisa memberi
gambaran tentang profesi unik dan komitmen kemanusiaan yang dijalankannya
secara konsisten.
Semoga penyajian tulisan ini meng-inspirasi
energy pembaca untuk lebih bergairah memproduksi kebaikan-kebaikan yang
inspiratif walau memulainya dari hal-hal sederhana. Diluar sana pasti masih begitu
banyak hal-hal inspiratif nan keren yang belum tertuliskan, semoga tulisan
sederhana ini akan menginspirasi gairah pada insan yang berbakat menulis untuk
mendokumentasikannya kedalam tulisan inspiratif.
Magelang, 19 November 2019
sebelum dipublish, tulisan ini terlebih dahulu melalui koreksi langsung dari Mas Ipung dibeberapa bagian. Saat sudah dipublish, penulispun mengabarkan kepada beliau. Subhanallah, respon beliau pun sangat inspiratif sebagaimana disajikan dibawah ini :
Bismillahirrahmanirrahiim...
Smga informasi yg disarikan oleh om arsyad mjd syiar kebaikan...berguna bg sesama..terutama yg membutuhkan bantuan dlm pengobatan dan perawatan ODGJ dll..
Jauh dr lubuk hati yg paling dlm, selama 15 tahun berkecimpung dlm perawatan ODGJ dan 10 tahun panti berdiri sy menghindari publikasi krn scra pribadi tdk ingin dikenal dan terkenal...bagi sy " Diam dan sunyi dlm pemberitaan adalah utk menjaga marwah Ikhlas dan tulus dlm pelayanan...
Sy menghindari pd pemberitaan diri sy scra pribadi, krn umur manusia terbatas dan kelak ketika sy sudah menua dan tak mungkin lagi berbuat banyak hal,yg berkembang dan trus bermanfaat adalah yayasan panti rehabilitasi nyaman jiwonya..
Ada penerus2 sy yg tetap peduli dan concern dlm melayani ODGJ
Jazakumullah khairon katsiro
+ komentar + 1 komentar
Sangat inspiratif dan Mas Ipung pantas dijadikan "role model" pelayanan yang penuh rasa kasih sayang dan humanis.Terima kasih atas sharing yang indah ini.
Posting Komentar
.