KELESUAN BISNIS, KESUKSESAN SEMU & IDE SOLUSI NYELENEH
Pembuka
Tulisan kali ini terinspirasi dari chattingan
dengan seorang sahabat yang sudah lama tak berkomunikasi. Walau diawal chatting
sekedar bertanya kabar stau sama lain, namun diperbincangan
berikutnya terkandung beberapa hal yang mungkin bisa menjadi inspirasi bagi
pembaca, khususnya bagi siapapun yang tergolong pejuang yang tak pernah henti berupaya membentuk
capaian-capain keren, inspiratif, meningkatkan produktivitas dan meluaskan kebermaknaan diri bagi sesama lewat karya-karya kreatif & inovatif.
Dalam semangat berbagi hal-hal sederhana dan sebagai bentuk saling menyemangati dalam hal
kebaikan, penulis ter-ide menyajikan proses chatting tersebut dalam blog ini. Beberapa bagian dilakukan penyempurnaan agar lebih mudah
difahami. Disamping itu, identitas disembunyikan sebagai bagian dari komitmen menjaga kode etik. Namun, penyajian proses chatting ke dalam tulisan atas persetujuan yang bersangkutan.
Mencari
Hikmah & Pelajaran Dari Proses
Chatting
“Assalamu alaikum..Bapak apa kabar?”, demikian sapa itu datang via inbox facebook. “'Alaikum salam mbak…alhamdulillah
sehat, gimana kabar mbak?”, jawabku sambil mencoba mengingat kembali siapa,
kapan dan dimana pernah bertemu sapa. Setelah sahut bersahut berjalan dalam
beberapa tanya jawab, memory ku berhasil mengingatnya. Beliau
pernah datang berkunjung ke ruang kerjaku berdiskusi tentang usaha kerajinan yang dia
tekuni saat itu sekitar 2-3 tahun lalu. Perbincanganpun berlanjut di WA dan terfokus seputar
dinamika usaha yang tengah beliau alami. Namun, perbincangan terpaksa terhenti
sementara karena aku harus bergegas ke kantor dan kemudian berjanji akan melanjutkan
diskusi bila ada sela waktu ditengah rutinitas kantor yang padat.
Selesai memastikan semua persiapan pelayanan berjalan lancar, aku pun langsung merespon
beberapa pertanyaannya yang terkirim ke-WA saat tadi sedang dalam perjalanan menuju kantor. Berikut
disajikan proses chatting antara sang pengusaha (P) dan saya (S):
(P) : Begini pak kan bisnis “X” skrg di serang sama produk luar yang
membanjiri Indonesia. Tadinya saya produksi revil suplai ke merk2 ternama. Terus
ada beberapa toko kosmetik juga yg pakai merk mereka sendiri, bahanbakunya saya
yg suplai. Tapi belakangan ini bener2 kondisi pasar lagi sepi apa ya pak. Nd ada
permintaan sama sekali . Karyawan saya pun terpaksa diliburkan untuk sementara.
(S) :hari ini kondisi ekonomi memang sedang lesu dan
penuh ketidakpastian...keluhan serupa juga disampaikan temen2 pelaku usaha di
beberapa pertemuan dan diskusi tentang kondisi terkini tentang perekonomian. Njenengan tidak sedang sendirian merasakan dampak
"lesu ekonomi". jadi tak
perlu panik, apalagi pengusaha sudah terbiasa dengan dinamika sejak kelahirannya....
(P) : Nah lagi berpikir harus punya terobosan baru
lagi
(S) : terobosan??..nah ini pensikapan
yang keren..tidak menyerah pada keadaan dan mencerminkan spirit seorang pejuang.
(P) : Iya pak saya lagi melirik pasar
retail contohnya kerjasama dg X & Y (red: retail jejaring nasional yang
memiliki gerai diseluruh Indonesia). Cuma banyak banget PR nya dan tentunya
saya nd bisa bergerak sendiri, apalagi mereka menerapkan sistem
titip jual
(S) : hahah...yang buat PR bagi pengusaha itu kan diri sendiri...Retail berjejaring nasional itu memang cukup percaya diri
karena memiliki ribuan outlet di segala penjuru tanah air..makanya mereka buat
sistem titip jual. bahkan terkadang mereka menerapkan sistem fee untuk “listing
product"..sehingga sang pengusaha harus keluar kocek didepan sebelum memasok
barang ke gerai tersebut . jadi..kita harus bayar "sejumlah uang" terlebih dahulu agar produk masuk ke dalam katalog persediaan dan terpajang di rak-rak
milik mereka.
(P): Kondisi lesu spt ini sampai kapan ya pak?. Menurut
bapak saya harus gimana ya
(S): semua berpendapat "ekonomi memang sedang berjalan
penuh ketidakpastian"...tetapi sebenarnya lebih menarik melihatnya dari
perspektif lain..saya lebih tertarik memaknai dinamika ini dari sisi ke-Tuhan-an (sekaligus sy sambil
berlajar ber-Tuhan)
(P) : Oh iya ..gimana tuh pak
(S) : dari pengamatan saya...banyak pengusaha yang
terjebak pada "kesuksesan semu"...akibatnya "capaian
kerennya" kemudian terhapus oleh "pengeluaran tidak
terkendali" dan pada akhirnya berimbas pada runtuhnya pertahanan perusahaan karena mengalami minus secara terus menerus.
(P) : Iya pak
(S) : jadi..saya punya saran nyeleneh dalam menemukan ide..mau??
(P) : Iya apa itu pak?
(S) : berikut beberapa ide yang mungkin bisa dipilih
salah satu atau semuanya...(1) datangilah panti asuhan...bawalah buah
tangan yang akan mengundang senyum mereka..trus ajak menikmati bareng-bareng bawaan
Njenengan itu... amatailah bagaimana senyum itu hadir, hayatilah celetukan-celetukan mereka yang polos dan jujur... bertahanlah sekitar 3-4 jam di panti asuhan itu biar bisa merasakan setiap dinamikanya hingga bertemu hikmah atau
sesuatu yang tak pernah terfikir sebelumnya..dan (2.) gelarlah sajadah (di waktu dhuha
atau di waktu tahajjud)...dalam kesunyian dan kesenyapan malam..sampaikan permohonan maaf
(istighfar) pada Tuhan atas kesalahan, dosa dna khilaf yang disengaja ataupun tidak. Hal ini penting karena memohonkan ampun pada Sang Pemilik hidup seringkali meng-energi dan membangunkan rasa
kehadiran-Nya dalam setiap langkah dna upaya yang dilakukan.....di moment itu, sampaikanlah semua keluh kesah pada Sang
Pencipta..mohonkan diberi petunjuk..lakukan berulang-ulang sampai tertemukan ide
baru yang menarik untuk dilakukan.
(P) : Siap pak
(S) :seringkali kerumitan,
kesulitan hidup, lesunya usaha, menurunnya omzet bukan semata-mata dikarenakan
kondisi ekonomi semata, tetapi dikarenakan "kita berjarak dengan
Tuhan". Akibatnya, semakin jauh jarak kita, semakin jauh pula rejeki...saya
pun masih tahap belajar dan masih jauh dari kata lulus...saya sedang berjuang kerea mencapai sukses penuh berkah agar tidak
terjebak pada keberhasilan semu yang sering kali melenakan.
(P) : Siap pak
(S) : satu catatan lagi, "riak dunia" ini sering kali melalaikan sehingga kita semakin bernafsu demi meraih simbol-simbol
sukses dan hebat dimata banyak orang. Celakanya, terkadang sesuatu yang tampak hebat itu hanya hinggap sebentar di lingkar hidup kita dan selanjutnya kesulitan bertubi-tubi pun hadir
dihari-hari berikutnya...
(S) :Sebagai sebuah saran, ,,,,,tekadkanlah mempekerjakan
kembali para karyawan yang sedang dirumahkan itu agar kehidupan mereka kembali normal . bisa jadi saat ini sada
putera/inya sedang butuh beli buku, seragam, tas dan sepatu...tetapi karena ayah/ibunya sedang tidak berpenghasilan, maka mereka tak memiliki kemampuan memenuhi kebutuhan sekolah anaknya itu...pandanglah para karyawan/ti itu sebagai "amanah dari Tuhan" yang rezekinya dititipkan lewat
njenengan...kembalinya mereka bekerja akan menambah barisan pendo'a atas segala usaha yang njenengan perjuangkan..
(P) : Iya pak ini yg sangat menyayat hati saya
(P) : Iya pak ini yg sangat menyayat hati saya
(S) : Semoga dengan cara demikian, Tuhan pun akan
memberi Ide atau gagasan yang membuat usaha njenengan semakin eksis, tumbuh dan kembang....
(P) : Tapi kalo saya tetap memperkerjakan mereka
keuangan saya bagaimana pak?????
(S) : nah..inilah namanya uji
Tauhid/keimanan...sebagian pengusaha ada yang memaknai "gaji karyawan" sebagai beban. Namun ada pula pelaku usaha yang memposisikan "gaji karyawan" sebagai "pengeluaran baik" dan efektif menjadi faktor pelipat rezeki...
(S) : Oh ya saya mau tanya satu hal nih..jujur ya
jawabnya... Njejengan sebel ndak dengan jawaban2 saya yang mungkin diluar
prakiraan??
(P): Enggak pak saya malah senang..Saya jadi bisa
introspeksi diri dan Bisa lebih berkaca sama diri sendiri. Karena selama ini saya sharing sama suami dan
orang lain yg ada menyalahkan keadaan. Malah
saya terjerumus semakin jauh dari Tuhan
(S) : selalu ada jalan kembali untuk mendekat...dan
semua tergantung tekad dan kemauan. terkadang kita terjebak men-Tuhan kan "akal" dna ironisnya difase berikutnya kita pun "diakali" orang
lain.. inilah dunia yang penuh sandiwara...
(P) : Iya pak
(S) : saya pun sedang mencari
hikmah..kenapa tiba-tiba kita tersambung lagi sesudah lama lost kontak...dan
mengapa pula tema perbincangan kita seputar "Tuhan dan
Usaha"... semoga semua hal baik akan hadir diberikutnya
(P) : Amin pak… Saya sebenernya belum lama ditawari seorang
investor (red: beliau menyebutkan salah satu tokoh terkenal di negeri ini). Tapi
beliau hanya ingin jadi investor saja. Namun
yg saya inginkan bukan itu, tapi tim untuk bisa membangun dan lebih banyak
membantu orang-orang yg kena PHK. Kalau semua di bebankan ke saya sendirian pasti nd bisa, apalagi menyentuk nominal besar. Sebagai pelaku usaha kecil seperti saya ini, nilai 5M adalah jumlah sangat besar. Hal ini sangat jauh berebeda dengan omzet bulanan saya yang masih di kisaran 100jt. Transaksi penjualannya
(S) : so??
(P) : Jadi saya berpikir ingin sharing.
(S) : tinggal bentuk tim handal...coba lagi aja buka
komunikasi..jelaskan mengapa saat itu tidak siapp...karena belum punya tim...
(P) : Sudah nd memungkinkan pak.. Beliau sudah marah
pak, karena saya menolaknya. Saya hub beliau saja nd dbls. Padahal baru saja
muncul ide untuk bisa kerjasama dg pasar retail
(S) : oke...berarti Tuhan akan memberi jalan
lain..optimis saja..positif thinking saja kalau ALlah akan memberikan jalan
lain atau kebiakan dibalik semua itu
(P): Iya pak
Penutup
Demikian tulisan ini disajikan, semoga efektif
menjadi inspirasi sebagaimana muasal penyajiannya ke dalam blog ini. Kita semua
berharap senantiasa terbimbing dalam berkeputusan dan terjaga serta terlindungi
dalam menjalankan segala hal yang kita lakukan dengan penuh kesungguhan dan
diikuti banyak pengorbanan. Dengan demkian, kita terhindar dari kesuksesan semu
dan selalu diridhoi berada dalam keberkahan berusaha. Aamiin.
NB : gambar dalam tulisan ini ada hasil searching di google
Posting Komentar
.