MEMBINCANG
“NASIB UMKM”
DI
PERTEMUAN TAHUNAN BI PERWAKILAN PURWOKERTO
(Tulisan
Bagian 01)
Bank
Indonesia Perwakilan Purwokerto berkerjasama dengan ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi
Indonesia) Purwokerto menggelar acara bareng yang dikemas dalam tajuk “
Pertemuan Tahunan BI 2018”. Agenda ini
tergelar pada hari Kamis, 27 Desember 2018 di Kamandaka Ballroom Hotel Aston Imperium Purwokerto efektif mulai
08.45 Wib.
Hadir
dalam acara ini antara lain Jajaran Forkompinda Eks Karasidenan banyumas, OJK, staff
di lingkungan BI Perwakilan Purwokerto, Pengurus dan Anggota ISEI Purwokerto,
Dosen dan Mahasiswa dari kampus-kampus di lingkungan Purwokerto, Pemkab beserta
OPD di lingkungan Eks Karasidenan Banyumas (Banyumas, Purbalingga, Cilacap
& Banjarnegara), Perbankan, Assosiasi
dan pelaku usaha, Hipmi BPC Banyumas, Kadin
Banyumas dan lain sebagainya.
Agenda
ini juga menghadirkan 4 (empat) narasumber, yaitu; (i) Bapak Dr. Faisal Basri yang kesehariannya Dosen
dan juga pengamat Ekonomi yang dikenal kritis; (ii) Ibu Chatarina
BadraNawangpalupi, Dosen di Universitas Parahiyangan Bandung yang juga Global
Entrepreneurship Moditor dan International Council For Small Business; (iii)
Bapak Eko Prijanto, Kepala Bappedalitbang Kab. Banyumas dan; (iv) Muhammad
Arsad Dalimunte, Wakil Ketua Kadin Banyumas. Forum ini dikemas dalam format talk
show yang di moderatori oleh anak muda multi talent, Firdaus Putra,S,Sos, Co
Founder Kopkun Institute.
Pimpinan
BI Perwakilan Purwokerto, Bapak Agus Chusaini, dalam sambutannya menyampaikan
bahwa pegelaran agenda pertemuan tahunan
ini merupakan bagian dari upaya membangun sinergitas dalam mendorong
perekonomian di lingkungan Eks-Karasidenan Banyumas. “Sinergi untuk ketahanan dan
pertumbuhan” menjadi tema sambutan Pak Agus Chusaeni kali ini. Pemilihan
thema ini sejalan dengan semangat dalam judul besar talk show “Tantangan UMKM
di Era Revolusi Industri 4.0”. Lewat thema ini, Bapak Chusaeni berpesan tentang
perlunya sinergitas yang terimplementasi
dalam ragam model kolaborasi sehingga menciptakan ketahanan dan juga
pertumbuhan. Secara makro ekonomi,
beliau menyampaikan beberapa hal antara lain; (i) ketegangan hubungan
perdagangan Amerika dan Tiongkok menjadi faktor yang berpengaruh terhadap ketidakpastian
ekonomi global; (ii) angka inflasi secara nasional diangka 3,2% (yoy); (iii) Depresi
nilai rupiah relatif terjaga dan bahkan mampu menguat dibeberapa waktu terakhir
dan ; (iv) Pertumbuhan kredit 2018 sebesar 12% (yoy). Untuk jawa tengah dijelaskan; (i) pertumbuhan ekonomi Jawa tengah di angka 5,7% yang didukung oleh konsumsi rumah tangga,
konsumsi pemerintah, investasi dan exspor dan; angka inflasi di angka 3,1%. Sementara itu, untuk wilayah Banyumas
dijelaskan bahwa ; (i) pertumbuhan ekonomi Banyumas di angka 5,5% terutama
ditopang oleh sektor industri pengolahan
26%, perdagangan 14%, pertanian 18% dan
konstruksi 10%; (ii) angka Inflasi Banyumas
per november di angka 3,02.
BI
Perwakilan Purwokerto juga menandaskan dukungannya terhadap ekonomi dan keuangan digital. Perluasan
Elektronifikasi non-tunai terus dilakukan dalam semangat meningkatkan efisiensi,
tertib administrasi dan transparansi.
Pameran karya kreatif, pelatihan wirausaha, pengembangan wirausaha tani,
merupakan serangkaian program BI dalam mendukung dan meng-akselerasi tumbuhkembang UMKM di
lingkungan eks-Karasidenan Banyumas. Festival Ekonomi Syariah juga menjadi
ajang sosialisasi dan sekaligus pengembangan ekonomi syari’ah. Kerjasama dengan
pesantren juga sedang giat dilakukan oleh BI dalam tema “meningkatkan
kemandirian pesantren”.
Bupati
Banyumas, melalui Bapak Ir Didik Rudwiyanto, menyampaikan apresiasinya atas
penyelenggaraan pertemuan tahunan Bank Indonesia yang bertemakan “sinergi
untuk ketahanan dan pertumbuhan”. Pemkab Banyumas berharap akan terbangun
sinergitas dan kolaborasi untuk bersama-sama membangun ekonomi produktif yang mampu
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Secara umum, kondisi umum
ekonomi di Kabupaten Banyumas dalam kondisi baik dan masih banyak potensi
daerah yang bisa dioptimalkan.
Posting Komentar
.