Ketika Talk Show Nasional Koperasi Tergelar di tempat Tak
Biasa
Sabtu,
09 Desember 2018, Koperasi Mahasiswa IAIN Pekalongan sukses menggelar satu
perhelatan Talkshow Nasional bertemakan koperasi & kewirausahaan. Lebih kurang 300-an peserta hadir
di agenda ini. Disamping anggota & kader Kopma IAIN Pekalongan, juga dihadiri oleh para
mahasiswa/i dari kampus serupa dan juga beberapa delegasi dari kampus sekitar Kota Pekalongan. Agenda ini menjadi terasa
lebih special dengan kehadiran para pengurus Kopindo perwakilan Jawa Tengah dan
juga Akmal sang ketua FKKMI (Forum Komunikasi Koperasi Mahasiswa Indonesia) perwakilan
Jawa Tengah.

Satu hal yang layak
menjadi catatan tersendiri adalah
tentang tempat penyelenggaraan Talks Show, yaitu Gedung Amarta Kota
Pekalongan. Dalam sejarahnya, gedung ini sangat sakral dan sangat sulit
dimanfaatkan untuk kegiatan mahasiswa. Namun demikian, berkat kedekatan hubungan
Kopma IAIN Pekalongan yang diketua oleh Bung Thoriq dengan Dindagkop
Pekalongan, Sang Walikota memberi izin untuk menghelat agenda ini. Bahkan,
andai saja Sang Walikota tidak sedang ada agenda menerima penghargaan di Ibu Kota
Propinsi Jawa Tengah, beliau pun sudah berniat hadir dan bergabung dengan para
mahasiswa yang sedang semangat 45 meng-campaign
koperasi dan kewirausahaan, khususnya di kalangan milenial. Juga terdeteksi, ternyata Sang Wali Kota juga tercatat sebagai pengurus KOPENA (Koperasi Pemuda Buana) Pekalongan. Ini merupakan satu kebanggan bagi gerakan koperasi tentunya.
Talk Show ini menghadirkan
2 (dua) narasumber, yaitu Muhammad
Arsyad Dalimunte mewakili aktivis
koperasi dan Bung Mirza Rizal dari SME
Development Shopee
mewakili entrepreneur milenial. Talkshow ini juga menghadirkan Bung Ali, Sang
Ketua Kopindo Perwakilan Prop Jawa Tengah, sebagai moderator. Bung Ali hadir mewakili Ketua Kopindo Pusat,
Bung Pendi yang kebetulan berhalangan hadir karena sedang berada di negara
tetangga, Malaysia.
Bang Arsad (begitu biasa Muhammad Arsad Dalimunte dipangil), dalam perbincangannya
menegaskan koperasi sebagai kumpulan orang yang men-cerdaskan. Men-cerdaskan adalah roh berkoperasi
dan hal ini pula yang menandaskan “pendidikan” menjadi demikian penting dalam
berkoperasi. Pendidikan juga adalah alat penting dalam membangun pemahaman dan
kesadaran angggota bahwa “nilai tambah” atau “nilai manfaat” ber-koperasi terproduksi oleh partisipasi anggota berkelanjutan.
Nilai tambah ini tidak hanya sebatas material, tetapi juga bisa im-material.
Dalam kesempatan ini, Bang Arsad juga sempat mengenalkan 2 (dua) pilihan dalam
mengelola perusahaan koperasi, yaitu; (i) model genuine
yang menekankan manfaat dan tidak memprioritaskan SHU dan; (ii) model hybrid yang menekankan perolehan SHU.
Tentang 2 (dua) model pengelolaan ini, Bung Arsad menyarankan sepanjang
koperasi menyelenggarakan unit-unit layanan yang berhubungan langsung dengan
kebutuhan anggota (misalnya; toko, copy centre, warung internet yang biasa
menjadi jenis layanan kopma) disarankan untuk memilih model pengelolaan genuine. Sementara itu, kala koerasi
menyelenggarakan unit layanan yang tidak berhubungan dengan kebutuhan langsung
anggota (contohnya koperasi menjual produk2 hasil karya anggotanya sendiri)
maka disarankan model hybrid
sepanjang masih diterima pasar dan bisa memenangkan persaingan di pasar.
Sementara itu, Bung Mirza memotivasi
peserta untuk menjadi insan creative dan produktif melalui online marketing
sebagaimana menjadi concern SME
Development Shopee tempat
beliau berkarya. Para peserta pun diajak men-down load aplikasi sehingga
mempemudah peserta untuk meng-akses barang yang mungkin mereka perlukan dan
sekaligus untuk mempromote produk-produk yang ingin dipasarkan oleh para
peserta. Bung Mirza juga tak lupa menandaskan bebas ongkir menjadi salah satu keungguln yang menonjol dari
Shoopee.
Posting Komentar
.