FGD TENTANG PENGEMBANGAN BALATKOP | ARSAD CORNER

FGD TENTANG PENGEMBANGAN BALATKOP

Jumat, 23 November 20180 komentar


FGD Tentang Pengembangan Balatkop

Prolog

Hari ini, 24 Nopember 2018, Dinkop dan UKM Prop Jateng menggelar FGD tentang Revitalisasi UPTD Balatkop Jawa Tengah. FGD ini tergelar di Ruang Rapat UPTD Balatkop di Srondol Barat. Hadir pada FGD ini antara lain; Bapak Warsito, Staff Khusss Gubernur Prop Jawa Tengah, Kepala Dinas Koperasi & UKM Prop Jateng, Bu Endah Ariyanti Kabid Pengawasan, Bapak Hatta Kepala UPTD Balatkop, LSP Koperasi Prov Jawa Tengah, Unnes, Unisbank, Pelaku UMKM, M. Arsad Dalimunte mewakili Dekopinda Kabupaten Banyumas dan juga Penasehat Kopkun Institute.  

Dalam prolognya, Bu Ema selaku Kepala dinas koperasi Goal besar dari agenda ini adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia pengurus/pengelola koperasi & UMKM yang ada di lingkungan Jawa Tengah. FGD ini juga bagian dari rangkaian pembuatan blue print pengembangan UPTD Balatkop 2019-2023 yang sekaligus akan diintegrasikan dengan dokumen rencana strategis dinas Koperasi UKM Provinsi Jawa Tengah 2018-2023.

Sebagai stimulan dalam FGD kali ini, Bu Ema menjelaskan potret kondisi eksisting balatkop, antara lain : (i) Maksimal sampai silabi dan belum punya modul; (ii) Metodologi (parsitipatori, konvensional); (iii) Alat ukur efektivitas; (iv) SDM pelatih (sudah tersertifikasi dan belum tersertifikasi); (v) Media pembelajaran masih kurang dan; (vi) Porsi  vokasi lebih banyak ketimbang manajemen. PPKL tidak optimal perannya dan bahkan di fungsikan sebagai staff di lingkungan dinkop masing-masing kabupaten, seperti staff TU.


Pencerahan Pak Warsito  Staff Khusus Gubernur
Sebagai catatana awal. hari ini koperasi “dinilai penting masih pada kesimpulan tingkat pemikiran dan belum sampai tingkat efektivitas idealnya.

Biasanya pembangunan lebih cepat tumbuh pada  Infrastruktur yang bagus,s ehingga yang bagus menjadi lebih bagus. Akibatnya, desa yang tidak maju tete tidak maju karena salah satunya tidak didukung oleh infrastruktur. Atas hal ini, maka fokus pembangunan Jateng adalah desa. Kalau kita membangun rakyat kecil (baca: umkm) maka sesungguhnya akan mendorong
akselerasi tumbuhkembang pelaku ekonomi besar. Untuk itu, peran koperasi untuk mengefektifkan hal ini menjadi sangat penting. Ekonomi barat dikendalikan oleh pelaku pasar & China dikendalikan oleh negara. Bagaimana dengan Indonesia?.

Membangun ekonomi berbasis karakter kita sendiri menjadi penting dan hal ini relevan dengan budaya gotong royong yang merupakan spirit yang melekat pada koperasi. Sejalan dengan hal tersebut, revitaslisai koperasi menjadi penting untuk dilanjuti. Sementara itu, Balatkop selaku institusi pembinaan SDM perlu melakukan re-orientasi sehingga sejalan dengan arah pembangunan UMKM & Koperasi. Oleh karena itu, Baltkop sangat penting dalam kerangka pembangunan ekonomi Jawa Tengah.   

Sebagai satu catatan penting, pentingnya posisi UKM & Koperasi dalam menyangga perekenomian daerah baru pada sebagian bidang kerja saja. Oleh karena itu, menyuarakan hal ini perlu terus didengungkan dengan harapan munculnya apresiasi dan kontribusi dalam meng-akselerasi tumbuhkembang UKM & Koperasi.  

Beliau juga menekankan bahwa Balatkop adalah tempat bertemunya antara teori dan praktek, sehingga hal ini menjadi alasan logis betapa strategisnya keberadaan balatkop sebagai pencetak SDM-SDM handal, baik di lingkungan para pelaku UKM maupun di kalangan Koperasi. Untuk itu, Balatkop perlu terus menemukan cara-cara terbarukan sehingga kebermanfaatan keberadaannya semakin dirasakan.

Berkaiatan dengan pegelaran pelatihan, beliau berpesan agar reposisi mindset dulu dilakukan sebelum mencangkokkan materi-materi kompetensi.
  

Session Diskusi
Dalam session diskusi terungkap beberapa gagasan dan pemikiran, yang antara lain dijelaskan beriku ini:  
1.      Pak Budi  menjelaskan bahwa tahapan pembentukan kompetensi terdiri dari 3 (tiga) tahap, yaitu ; (i) Kognitif (pengetahuan); (ii) Fixsasi (instruktur mendamping saat peserta praktek dan; (iii) Otonom (peserta mampu melakukan tanpa instruktur).  Sebagai bahan auto koreksi, sampai saat ini penyelenggaraan pelatihan baru sampai pada tahap fixsasi.      
2.      Tidak mungkin kompetensi dibentuk tanpa modul.
3.      Ketika modul didasarkan pada standar operasional, misalnya tentang standar koperasi simpan pinjam konvensional & syariah.

Gagasan Balatkop
Bung Arsad, dalam kesempatan ini menyampaikan beberapa gagasan yang disajikan berikut ini:   
a.       Tentang Efektivitas Pelaksanaan pelatihan :
·      Populasi terdiri dari 2 (dua) kelompok, yaitu : (i) kelompok yang bisa diajak berfikir dimana mereka yang memiliki kemauan untuk belajar dan kesadaran untuk maju; (ii) kelompok yang dititipkan Tuhan untuk difikirkan. Pada diri mereka ada persoalan minset hidup, mentalitas, percaya diri.  
·      Efektivitas peserta sesuai dengan concern pelatihan
·      Aura sertifikasi sehingga tidak semua peserta pasti lulus.  Ser
b.      Branding Balatkop secara kelembagaan. Ide yang berkaitan dengan hal ini, antara lain :  
·      Spirit melayani di internal Balatkop.  Ketauladanan balatkop dalam pelayanan sehingga image tentang naik leas itu terinspirasi oleh performance pegelaran pelatihan.
·      Sebagai Datebase peserta pelatihan yang tidak saja menggambarkan identitas diri, tetapi juga kualifikasi diri.  
·      Sebagai gudang IPTEK yang menarik, karena Balatkop adalah tempat bertemunya teori dan praktek.   
·      Sebagai gudang data base : success story dan juga kisah gagal  sehingga pelaku UKM dan koperasi bisa belajar dari kedua hal tersebut.  
·      publikasi atas output & out come Balatkop sebagai bagian dari testimoni efektivitas pelatihan.  
·      Mewirausahakan birokrasi. Balatkop perlu menyusun produk-produk pelatihan yang marketable sehingga bisa digelar pendidikan dan pelatihan yang berbiaya.  Dengan demikian, Balatkop tidaks aja menggelar diklat berbasis APBD dan atau APBN.   
·      Memerankan Balatkop sebagai connector antar pelaku usaha (UKM & Koperasi) yang pernah menjadi klien balatkop.    


Testimoni
Ada beberapa testimoni menarik dalam FGD kali ini, yaitu para pelaku UMKM yang hadir dan merupakan alumnus Balatkop. Mereka adalah alumnus yang merasakan kemanfaatan luar biasa dari diklat-diklat yang mereka ikuti di Balatkop, "capaian saya hari ini adalah hasil dari implementasi ilmu yang didapat dari pelatihan yang diselenggarakan oleh Balatkop", ungkap Bung Yadi. Sementara itu, Bu Novi menyampaikan bahwa apa yang saya lakukan saat ini adalah buah belajar di berbagai pelatihan yang digelar oleh Balatkop. Saya berharap kesempatan semacam ini juga  bisa dirasakan oleh para pelaku UKM lainnya sehingga lebih berpeluang untuk tumbuhkembang.    
Share this article :

Posting Komentar

.

 
Copyright © 2015. ARSAD CORNER - All Rights Reserved