KADIN & WABUP TERPILIH KAB BANYUMAS BLUSUKAN KE PEKUNCEN SEBELUM PELANTIKAN | ARSAD CORNER

KADIN & WABUP TERPILIH KAB BANYUMAS BLUSUKAN KE PEKUNCEN SEBELUM PELANTIKAN

Sabtu, 22 September 20180 komentar


KADIN & WABUP TERPILIH KAB BANYUMAS BLUSUKAN KE PEKUNCEN SEBELUM PELANTIKAN

Berawal dari beberapa fhoto satu destinasi wisata yang diunggah Bung Sadewo di WA Group Kadin, Bung Anto Jamil pun terpanggil untuk meresponnya, Beliau langsung telepon Bung Dewo dan mengajak ke Kec. Pekuncen dimana destinasi wisata itu berlokasi. Walau kondisi kurang fit karena sedang flu, Bung Dewo tetep memaksakan diri untuk menyanggupi. Disisi lain, sepertinya Bung Anto Jamil mencoba memanfaatkan waktu senggang Bung Sadewo mumpung belum di lantik jadi Wabup Kab. Banyumas. Usai Jum’atan, mobil fortuner berisi 5 (lima) orang itu pun meluncur menuju lokasi yang dimaksud. Turut serta dalam rombongan kecil itu, Bung Anto Jamil, Bung Sadewo, Bung Budi Patriot dan Bang Arsad serta sopir.

"kalau investasi bisa digarap pengusaha lokal, mengapa harus mengundang inveator luar.
Sebenarnya, sudah ada investor yang siap untuk berinvestasi, tetapi saya berharap para pengusaha lokal bisa urunan mendorong pertumbuhan iklim usaha lokal. Namun, kalau ajakan ini tidak direspon positif oleh kawan2 di lingkungan Kadin, maka saya akan memberi lampu hijau pada para investor luar demi akselerasi tumbuhkembang iklim usaha di Banyumas", ungkap beliau santai saat mobil bergerak menuju lokasi.    

Statemen Bung Dewo ini disambut baik oleh Bung Anto Jamil. Selaku Ketua Kadin Banyumas, beliau siap untuk melakukan konsolidasi internal dan mengajak semua anggota untuk mendiskusikan himbauan calon Wabup terpilih yang juga Dewan Penasehat Kadin Banyumas itu. “Ini sebuah tawaran yang harus direspon dengan sigap, sebab tidak
saja akan menggeliatkan iklim usaha tetapi juga mendatangkan implikasi luas bagi kehidupan perekonomian masyarakat sekitar” imbuh Bung Anto Jamil.. 

Kendaraan mencapai Kantor Kecamatan Pekuncen. Sang Camat, Bung Amrin terlihat sudah siam mendampingi agenda blusukan yang tidak ter-schedule ini. Kami pun melanjutkan perjalanan melalui Desa semedo menuju beberapa titik destinasi wisata yang antara lain Curug Nangga Petahunan &Karang Delima. Tidak lama berselang, kendaraan Pak Camat berhenti di satu rumah penduduk dan kami pun mengikutin. Ternyata di sana sudah ada beberapa orang yang kemudian kami ketahu tim inisiator pengembangan wisata di wilayah Kecamatan Pekuncen. Dari penjelesan singkat mereka tersimpulkan bahwa grand design nya adalah destinasi wisata yang ter-integrasi. Mereka berencana meng-integrasikan wisata religius dan wisata alam yang berada di 5 (lima) titik  yang kesemuanya berlokasi di lingkungan Kecamatan Pekuncen.

"Ini merupakan mimpi masyarakat dan berharap Pemkab memperhatikan dan mendukung penuh perwujudannya", ungkap Pak Suwondo yang merupakan koordinatoe tim inisiator. Atas hal ini, Bung Dewo (demikian biasa Bung Sadewo dipanggil) berharap antara pemerintahan desa, warga dan pengusaha bisa bersinergi mewujudkan mimpi pekuncen memiliki destinasi wisata terintegratif.  Untuk mendukung impian bear ini, kita harus melibatkan para profesional di bidang pariwisata agar hasilnya maksimal dan menarik bagi para wisatawan serta mendatangkan efek optimum kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Disamping itu, kelengkafan fasilitas pendukung perlu di konsep yang kemudian di usulkan ke Pemkab. Sementara itu, pengayaan obyek wisata sampingan menjadi bagian dari kontribusi investor”,jelas Bung Dewa

Mengingat waktu yang terbatas, Tim Inisiator dan Pak Camat mengajak untuk melihat lokasi. Tantangan pun dimulai sebab akses kendaraan roda 4 (empat) belum sampai ke titik lokasi. Kami pun menelusuri jalan menurun dan terjal. Ketua Kadin tanpaknya mulai bermasalah dengan pengaturan nafasnya. Gejala ini ditangkap oleh tim inisiator dan kemudian menawarkan untuk naik sepeda motor. Berbada dengan Bung Dewo, sepertinya fine-fine saja menurunin jalan terjal itu. Bung Budi Patriot dan bang Arsad sepertinya mencoba memaksanakn diri untuk terlihat baik-baik saja. Akhirnya kami sampai juga di lokasi dimana Curug Nangga terlihat jelas diantara pegunungan yang dimanfaatkan sebagai sawah tadah hujan.Kami benar-benar terkesima akan keindahan pemandangannya.

Ini destinasi wiasata yang sangat menarik dan potensial untuk dikembangkan”, celetuk Bung Budi patriot. “Hanya saja perlu dilengkapi dengan sarana lain sehingga menawarkan ragam pilihan yang bisa dinikmati oleh para pengunjung”, tambahnya. 

Mendengar semangat Bung Budi Patriot, salah satu tim inisiator pun merespon, “Masyarakat disini sangat mendukung pengembangangn wisata ini dan mereka siap bila sebagian lahannya digunakan untuk pembangunan fasilitas jalan”.  Kami pun akhirnya diinformasukan bahwa masyarakat sangat membutuhkan pembangunan fasilitas jalan karena hari ini setiap kali panen petani harus mengeluarkan Rp 30 ribu/kandi untuk mengangkut hasil panen.angka ini tersa begitu membebani dan mengurangi nilai panen para petani.  Oleh karena itu, ketika fasilitas jalan di bangun menuju titik Curug Nangga, otomatis para petanipun tidak perlu lagi mengeluarkan biaya angkut hasil panen.   

Terlihat jelas kalau masyarakat disini sangat menanti dukungan pemerintah dan juga kontribusi para pengusaha. Mereka juga sudah diarahkan  Pak Camat untuk menanam durian dan klengkeng sebagai bagian dari persiapan dengan maksud  akan menjadi tawaran lain kepada para wisatawan yang akan berkunjung ke lokasi wisata ini.

Usai meninjau Curug Nangga, kami melanjutkan perjalanan menuju Watu Kumpul. Kalau menuju curug nangga terdapat jalan menurun dan terjal, kali ini sebaliknya dimana kami harus menapaki gunung yang lumayan tinggi. Hanya saja, kali ini pilihan satu-satunya hanya menapaki sebab motor pun tidak mungkin naik ke atas. Dengan penuh perjuangan dan keringat bercucuran, akhirnya kami pun sampai di puncak Watu Kumpul.  Kami pun tak melewatkan mengabadikan momen dengan selfi dan self we.Hawa sejuk, dingin dan  dilengkapi view perkampungan dan sawah tadah hujan benar-benar membuat kami terpana dan lupa lelah saat menuju puncak. Ini merupakan titik koordinat dimana para wisatawan dipastikan betah untuk berlama-lama. Tepat 16.30 Wib, kami meninggalkan lokasi ini karena semua belum menunaikan Sholat Ashar.

Suguhan kelapa muda di pertigaan sebelum meshid menjadi satu hal yang sangat menyejukkan kerongkongan. Sambil duduk santai menikmati kelapa muda, beberapa anggota masyarakat yang sengaja berkumpuk mulai berani meminta fhoto dengan Bu Dewo yang mereka tahu sebagai Wabup terpilih. Bang Arsad hanya bisa tersnyum melihat antusias warga mendokumentasikan momen jarang itu.  

Akhirnya, blusukan kali ini pun berujung di bakul sate andalan Desa Petahunan. Setelah menunaikan sholat maghrib di mesjid yang berlokasi di seberang bakul sate, kami pun berpamitan dengan  Pak camat & Crew Inisitator.  Dijalan pulang, Bung Anto Jamil mengatakan akan segera mengumpulkan insan-insan Kadin untuk membincangkan hal ini dengan serius.   


Share this article :

Posting Komentar

.

 
Copyright © 2015. ARSAD CORNER - All Rights Reserved