KADIN
& WABUP TERPILIH KAB BANYUMAS BLUSUKAN KE PEKUNCEN SEBELUM PELANTIKAN
Berawal dari beberapa fhoto satu destinasi wisata yang
diunggah Bung Sadewo di WA Group Kadin, Bung Anto Jamil pun terpanggil untuk
meresponnya, Beliau langsung telepon Bung Dewo dan mengajak ke Kec. Pekuncen
dimana destinasi wisata itu berlokasi. Walau kondisi kurang fit karena sedang
flu, Bung Dewo tetep memaksakan diri untuk menyanggupi. Disisi lain, sepertinya
Bung Anto Jamil mencoba memanfaatkan waktu senggang Bung Sadewo mumpung belum
di lantik jadi Wabup Kab. Banyumas. Usai Jum’atan, mobil fortuner berisi 5 (lima)
orang itu pun meluncur menuju lokasi yang dimaksud. Turut serta dalam rombongan
kecil itu, Bung Anto Jamil, Bung Sadewo, Bung Budi Patriot dan Bang Arsad serta
sopir.
"kalau investasi bisa digarap pengusaha
lokal, mengapa harus mengundang inveator luar.
Sebenarnya, sudah ada investor
yang siap untuk berinvestasi, tetapi saya berharap para pengusaha lokal bisa urunan
mendorong pertumbuhan iklim usaha lokal. Namun, kalau ajakan ini tidak direspon
positif oleh kawan2 di lingkungan Kadin, maka saya akan memberi lampu hijau
pada para investor luar demi akselerasi tumbuhkembang iklim usaha di Banyumas",
ungkap beliau santai saat mobil bergerak menuju lokasi.
Statemen Bung Dewo ini disambut baik
oleh Bung Anto Jamil. Selaku Ketua Kadin Banyumas, beliau siap untuk melakukan
konsolidasi internal dan mengajak semua anggota untuk mendiskusikan himbauan
calon Wabup terpilih yang juga Dewan Penasehat Kadin Banyumas itu. “Ini
sebuah tawaran yang harus direspon dengan sigap, sebab tidak
saja akan
menggeliatkan iklim usaha tetapi juga mendatangkan implikasi luas bagi
kehidupan perekonomian masyarakat sekitar” imbuh Bung Anto Jamil..
Kendaraan mencapai Kantor Kecamatan
Pekuncen. Sang Camat, Bung Amrin terlihat sudah siam mendampingi agenda
blusukan yang tidak ter-schedule ini. Kami pun melanjutkan perjalanan melalui Desa
semedo menuju beberapa titik destinasi wisata yang antara lain Curug Nangga Petahunan
&Karang Delima. Tidak lama berselang, kendaraan Pak Camat berhenti di satu
rumah penduduk dan kami pun mengikutin. Ternyata di sana sudah ada beberapa
orang yang kemudian kami ketahu tim inisiator pengembangan wisata di wilayah
Kecamatan Pekuncen. Dari penjelesan singkat mereka tersimpulkan bahwa grand
design nya adalah destinasi wisata yang ter-integrasi. Mereka berencana
meng-integrasikan wisata religius dan wisata alam yang berada di 5 (lima)
titik yang kesemuanya berlokasi di
lingkungan Kecamatan Pekuncen.
"Ini merupakan mimpi masyarakat
dan berharap Pemkab memperhatikan dan mendukung penuh perwujudannya",
ungkap Pak Suwondo yang merupakan koordinatoe tim inisiator. Atas hal ini, Bung
Dewo (demikian biasa Bung Sadewo dipanggil) berharap antara pemerintahan desa,
warga dan pengusaha bisa bersinergi mewujudkan mimpi pekuncen memiliki destinasi
wisata terintegratif. “Untuk
mendukung impian bear ini, kita harus melibatkan para profesional di bidang
pariwisata agar hasilnya maksimal dan menarik bagi para wisatawan serta
mendatangkan efek optimum kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Disamping
itu, kelengkafan fasilitas pendukung perlu di konsep yang kemudian di usulkan
ke Pemkab. Sementara itu, pengayaan obyek wisata sampingan menjadi bagian dari
kontribusi investor”,jelas Bung Dewa
Mengingat waktu yang terbatas, Tim
Inisiator dan Pak Camat mengajak untuk melihat lokasi. Tantangan pun dimulai
sebab akses kendaraan roda 4 (empat) belum sampai ke titik lokasi. Kami pun
menelusuri jalan menurun dan terjal. Ketua Kadin tanpaknya mulai bermasalah
dengan pengaturan nafasnya. Gejala ini ditangkap oleh tim inisiator dan
kemudian menawarkan untuk naik sepeda motor. Berbada dengan Bung Dewo, sepertinya
fine-fine saja menurunin jalan terjal itu. Bung Budi Patriot dan bang Arsad
sepertinya mencoba memaksanakn diri untuk terlihat baik-baik saja. Akhirnya
kami sampai juga di lokasi dimana Curug Nangga terlihat jelas diantara
pegunungan yang dimanfaatkan sebagai sawah tadah hujan.Kami benar-benar
terkesima akan keindahan pemandangannya.
“Ini destinasi wiasata yang sangat menarik
dan potensial untuk dikembangkan”, celetuk Bung Budi patriot. “Hanya
saja perlu dilengkapi dengan sarana lain sehingga menawarkan ragam pilihan yang
bisa dinikmati oleh para pengunjung”, tambahnya.
Mendengar semangat Bung Budi Patriot, salah
satu tim inisiator pun merespon, “Masyarakat disini sangat mendukung
pengembangangn wisata ini dan mereka siap bila sebagian lahannya digunakan
untuk pembangunan fasilitas jalan”. Kami pun akhirnya diinformasukan bahwa
masyarakat sangat membutuhkan pembangunan fasilitas jalan karena hari ini setiap
kali panen petani harus mengeluarkan Rp 30 ribu/kandi untuk mengangkut hasil
panen.angka ini tersa begitu membebani dan mengurangi nilai panen para
petani. Oleh karena itu, ketika
fasilitas jalan di bangun menuju titik Curug Nangga, otomatis para petanipun
tidak perlu lagi mengeluarkan biaya angkut hasil panen.
Terlihat jelas kalau masyarakat disini sangat
menanti dukungan pemerintah dan juga kontribusi para pengusaha. Mereka juga sudah
diarahkan Pak Camat untuk menanam durian dan klengkeng sebagai bagian
dari persiapan dengan maksud akan
menjadi tawaran lain kepada para wisatawan yang akan berkunjung ke lokasi
wisata ini.
Usai meninjau Curug Nangga, kami
melanjutkan perjalanan menuju Watu Kumpul. Kalau menuju curug nangga terdapat
jalan menurun dan terjal, kali ini sebaliknya dimana kami harus menapaki gunung
yang lumayan tinggi. Hanya saja, kali ini pilihan satu-satunya hanya menapaki
sebab motor pun tidak mungkin naik ke atas. Dengan penuh perjuangan dan
keringat bercucuran, akhirnya kami pun sampai di puncak Watu Kumpul. Kami pun tak melewatkan mengabadikan momen
dengan selfi dan self we.Hawa sejuk, dingin dan dilengkapi view
perkampungan dan sawah tadah hujan benar-benar membuat kami terpana dan lupa
lelah saat menuju puncak. Ini merupakan titik koordinat dimana para wisatawan
dipastikan betah untuk berlama-lama. Tepat 16.30 Wib, kami meninggalkan lokasi
ini karena semua belum menunaikan Sholat Ashar.
Suguhan kelapa muda di pertigaan sebelum
meshid menjadi satu hal yang sangat menyejukkan kerongkongan. Sambil duduk
santai menikmati kelapa muda, beberapa anggota masyarakat yang sengaja
berkumpuk mulai berani meminta fhoto dengan Bu Dewo yang mereka tahu sebagai
Wabup terpilih. Bang Arsad hanya bisa tersnyum melihat antusias warga mendokumentasikan
momen jarang itu.
Akhirnya, blusukan kali ini pun berujung
di bakul sate andalan Desa Petahunan. Setelah menunaikan sholat maghrib di mesjid yang berlokasi di seberang bakul sate, kami pun berpamitan dengan Pak camat & Crew Inisitator. Dijalan pulang, Bung Anto Jamil mengatakan
akan segera mengumpulkan insan-insan Kadin untuk membincangkan hal ini dengan
serius.




Posting Komentar
.