NENEK BERUSIA 63 TAHUN ITU MEMILIH
TAK BERHENTI

2007 adalah awal kisah ini bermula.
Beliau mulai merintis sekolah setingkat MTs (Masrasah Tsanawiyah (setara dengan
Disamping menyisihkan sebagian
uang pribadi, pembangunan sarana prasarana

Sebagai satu catatan, mayoritas
muridnya berasal dari anak yatim, piatu dan keluarga yang kurang beruntung
dalam hal perekonomian. Oleh karena itu, tak heran kalau kemudian tidak ada
jaminan terlunasinya SPP oleh para peserta didik walau hanya Rp 10.000/bulan
atau Rp 120.000/tahun. Namun, hal ini sudah disadari oleh sang pendiri (founding mother) sejak awal bendera perjuangan
dikibarkan. Konsekuensinya, tentu menjadi kian tak mudah dalam hal operasional.
Namun, keyakinan bahwa Allah SWT akan
memberi jalan keluar atas setiap
permasalahan yang muncul kian
menguat seiring datangnya ragam
pertolongan di saat kebuntuan jalan keluar sedang berlangsung.
Suatu ketika, beliau terhenyak
saat mendengar testimoni beberapa alumnus nya yang dipecat dari tempat kerjaan
karena tidak memiliki ijazah setingkat SLTA. Ternyata beberapa alumnus MTs
terpaksa tidak melanjutkan pendidikan ke level SLTA karena persoalan
keterbatasan dalam hal biaya. Kesedihan
mendalam atas testimoni mantan anak didiknya ini pun kemudian menjadi
inspirasi awal menyelenggarakan Madrasah Aliyah (setara dengan SLTA).

Ternyata tidak dan bahkan semakin mempertebal keyakinan akan hadirnya pertolongan Tuhan di waktu yang tepat. Keyakinan beliau semacam ini pula yang kemudian membawa Madrasah Aliyah ini berhasil meluluskan angkatan pertamanya sejumlah 37 (tiga puluh tujuh) siswa/i ditahun ajaran kemarin.
Ada satu kisah yang meruntuhkan
kemampuan penulis untuk berdiri. Suatu waktu saat jam istrahat, beliau
mendapati seorang siswa di pojokan memegang botol berisi air putih namun terlihat
begitu lemas. Setelah disambangi, ternyata siswa ini belum sarapan karena tidak
ada beras dirumahnya. Beliaupun mengambil selembar uang dan kemudian meminta
tolong siswa itu membelikan roti dan kemudian memakan roti bersama-sama sambil
bersenda gurau layaknya 2 (dua) orang
berteman akrab.
Tidak sampai disitu saja perhatian beliau terhadap peserta didik. Beliau juga terus memotivasi siswa/i nya tidak boleh menyerah pada kenyataan hidup atau keterbatasan ekonomi keluarga. Beliau mendorong peserta didik untuk tetap percaya diri, Beliau juga menyarankan kepada siswa/i nya memanfaaatkan waktu sepulang sekolah untuk mengerjakan hal-hal produktif dan menghasilkan, baik untuk sekedar memperoleh jajan, melunasi SPP dan atau bahkan membantu keuangan keluarga. Atas saran ini, sebagian siswa/pun pun bekerja paruh waktu, ada yang menjadi pencuci piring di rumah makan, bekerja di Bengkel, memetik sayur mayur, menjaga toko dan lain sebagainya. Hal keren terakhir yang berhasil dihimpun penulis adalah ketika beliau dan suaminya memodifikasi sepeda motor vespa menjadi becak untuk difungsikan sebagai kendaraan antar jemput siswa/i yang rumah nya jauh dan orang tuanya tidak memiliki kendaraan.
Tidak sampai disitu saja perhatian beliau terhadap peserta didik. Beliau juga terus memotivasi siswa/i nya tidak boleh menyerah pada kenyataan hidup atau keterbatasan ekonomi keluarga. Beliau mendorong peserta didik untuk tetap percaya diri, Beliau juga menyarankan kepada siswa/i nya memanfaaatkan waktu sepulang sekolah untuk mengerjakan hal-hal produktif dan menghasilkan, baik untuk sekedar memperoleh jajan, melunasi SPP dan atau bahkan membantu keuangan keluarga. Atas saran ini, sebagian siswa/pun pun bekerja paruh waktu, ada yang menjadi pencuci piring di rumah makan, bekerja di Bengkel, memetik sayur mayur, menjaga toko dan lain sebagainya. Hal keren terakhir yang berhasil dihimpun penulis adalah ketika beliau dan suaminya memodifikasi sepeda motor vespa menjadi becak untuk difungsikan sebagai kendaraan antar jemput siswa/i yang rumah nya jauh dan orang tuanya tidak memiliki kendaraan.
Sekolah ini masih akan terus
berproses dan tumbuhkembang. Namun,
mewujudnya sekolah ini sangat layak dijadikan sebagai simbol keyakinan kuat
dan idealisme tentang kepedulian khususnya dalam hal kualitas generasi. Tegasnya, Kecintaan terhadap dunia pendidikan
dan kepedulian terhadap kualitas generasi telah menjadi inspirasi energi
yang seolah tidak pernah habis untuk terus bergerak dan melakukan yang terbaik.
Sekolah ini juga menjadi bukti nyata bahwa insan-insan yang memiliki frekeunsi yang sama pada akhirnya akan dipertemukan oleh alam dan Tuhan, sehingga terbangun kolaborasi yang meng-akselerasi mewujudnya niat-niat baik itu.
Sekolah ini juga menjadi bukti nyata bahwa insan-insan yang memiliki frekeunsi yang sama pada akhirnya akan dipertemukan oleh alam dan Tuhan, sehingga terbangun kolaborasi yang meng-akselerasi mewujudnya niat-niat baik itu.
Di penghujung kunjungan, penulis
mencoba mencari jawab atas kepenasarannya dan mencoba mengorek alasan sesungguhnya yang meng-inspirasi dan mendasari nenek pemilik 13,6 cucu melakukan semua ini. “Sebagai
pensiunan, mungkin saya tidak bisa memberi uang, tetapi setidaknya saya memeiliki
waktu yang cukup menyiapkan satu sekolah tempat membekali siswa/i dengan ilmu pengetahuan yang akan menjadi bekal hidup
mereka di dunia dan akhirat. Apalagi, sebagian besar yang ber-sekolah disini tergolong siswa/i
kurang mampu secara ekonomi, tentu kehadiran sekolah ini akan membangun percaya
diri mereka membangun mimpi dan tak kenal menyerah dalam memperjuangkannya”, pungkas beliau penuh semangat dengan
mata berkaca-kaca.
hikmah pulang kampung
Posting Komentar
.