Mendapati Semangat Yang Tak Biasa
Seputar Perhelatan
Hari ini, 29 Agustus
2018, Kementrian Koperasi & UMKM RI menggelar agenda “Peningkatan kapasitas Bagi PPKL
(Petugas Penyuluh Koperasi lapangan)”, yang dilaksanakan oleh
Kementrian Koperasi & UKM RI di Hotel Putera Mulia, Medan, Sumatera Utara. Agenda
ini diikuti oleh sekitar 55 insan PPKL se-Provinsi Sumatera.

“Koperasi kumpulan orang yang fokus
men-cerdaskan orang-orang didalamnya melalu pendidikan bertahap &
berkelanjutan sesuai kebutuhan dan dinamika internal maupun eksternalnya.Pencerdasan
anggota adalah merupakan bagian dari upaya melahirkan nilai tambah yang nyata
bagi anggota sehingga koperasi terbukti sebagai media self help menolong diri
sendiri. Disamping itu, koperasi itu tidak
saja bergumul tentang agenda ekonomi, tetapi juga tentang pembangunan sosial
dan budaya”, ungkap M.Arsad Dalimunte yang kebetulan menjadi salah satu
pemateri dalam pertemuan itu. Bung Arsad berkali-kali menandaskan koperasi
sebagai kumpulan orang yang men-cerdaskan. “Orang sebagai penentu dan uang
hanya alat bantu”, tambahnya. Dalam kegiatan ini, Bung Arsad
menyampaikan 2 (dua) materi, yaitu tentang manajemen koperasi berbasis jati
diri dan membangun budaya menulis di lingkungan PPKL.
Meng-integrasikan koperasi sebagai kumpulan
orang dan koperasi sebagai perusahaan memerlukan pola manajemen yang komprehensif.
Anggota sebagai pemilik dan juga pelanggan harus diefektifkan bagi
tumbuhkembangnya usaha-usaha koperasi. Disisi lain, membangun sinergitas apa
yang dikerjakan koperasi dengan apa yang dikerjakan anggota juga perlu
disegerakan. Dengan demikian, keseharian koperasi dan keseharian anggota tidak
berjarak, tetapi saling menguatkan dan juga men-sejahterakan.
Men-deteksi Spirit di permulaan pelatihan
Apakah para insan PPKL ini adalah orang
yang loyal kepada koperasi?. Ataukah status PPKL hanyalah sekedar sampingan?.
Apakah mereka orang-orang yang idealis dan memiliki mimpi besar tentang
koperasi?. Ataukah sekedar menumpang hidup dalam agenda negara bertajuk
pengembangan koperasi?.
Ragam tanya itu membenak diawal saat
belum memasuki kelas pelatihan. Tanya ini memerlukan jawab untuk mendapai gambaran
awal tentang spirit dan idealisme para peserta dan kadar pembelaannya terhadap
mimpi koperasi menjadi soko guru pereknomian bangsa. Namun demikian, tidak
bijak berkesimpulan tanpa data. Sikap ini pun bisa terjebak pada fitnah yang
mendatangkan pesimisme sehingga proses pengajaran tergiring sekedar
menghabiskan waktu dan anggaran tanpa substansi dan outcome yang bisa dipertanggungjawabkan.
5 (lima) pertanyaan pun dilemparkan
pada peserta sebelum pemberian materi dilakukan, dengan mengambil sampling 39 (tiga
puluh sembilan) peserta yang sudah masuk ruangan lebih dahulu. Sementara 5
(lima) orang lainnya bertugas melakukan rekapitulasi jawaban.Untuk memantik
kejujuran Jawaban dan menghilangkan bebean psikologis dalam memberi jawaban,
kertas jawaban sengaja tanpa identitas pemberi jawab.
Setelah rekapitulasi, jawaban sahih pun
diperoleh sebagaimana tersaji dalam tabel berikut ini :
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
||
Ya
|
Tidak
|
Abstain
|
||
1
|
Apakah anda
bangga menjadi penyuluh koperasi karena ini memang pekerjaan yang anda
inginkan?
|
35
|
4
|
0
|
2
|
Apakah anda
berharap diangkat jadi PNS
dilingkungan dinas atau kementrian koperasi disuatu waktu?
|
38
|
1
|
0
|
3
|
. Apakah anda
yakin koperasi berpeluang maju?
|
34
|
3
|
2
|
4
|
Andai anda
menjadi manager/karyawan di koperasi, apakah anda meyakini di koperasi ada
masa depan?
|
38
|
1
|
0
|
5
|
Apakah anda yakin
memiliki kemampuan untuk meyakinkan masyarakat untuk tertarik dan kemudian
bergabung menjadi anggota koperasi?
|
36
|
3
|
0
|
Sebagai narasumber, disatu sisi kaget dan
disisi lain terbangun lomapatan optimistik atas rekapan ini. Data ini menjadi
dasar yang cukup untuk berpengharapan lebih pada insan-insan PPKL berkontribusi
optimal dalam meg-akselerasi tumbuhkembang koperasi. Mereka layak didefenisikan
sebagai “pasukan khusus” yang siap mendorong laju pergerakan koperasi dan UMKM.
Upaya komprehensif diperlukan dalam merawat
semangat ini. Cara-cara terbarukan nan kreatif diperlukan untuk lebih meng-efektifkan
langkah-langkah mereka di lapangan. Kalau itu tidak dilakukan segera ,
dikhawatirkan semangat itu menemukan titik jenuh dan peran sebagai activator sulit
untuk diharapkan sebagamana mimpi besarnya.
Simpulan Awal Bernada
Asa

Mereka
(insan: PPKL) bukanlah orang biasa. Mereka punya kapasitas intelektual dan faham
secara komprehensif tentang realitas lapangan, mereka begitu kaya gagasan, kekinian dan
mayoritas masih muda dan memiliki energi yang luar biasa.
Akan
kah hal ini hanya sebatas potensi saja?. Menarik untuk menunggu kelanjutannya.
diperjalanan kereta
Medan-Rantau Prapat
+ komentar + 1 komentar
Sangat brilian motivasi Pak Arsad.. Yakin PPKL akan semakin semangat untuk menjadi Activator perkoperasian terutama dilingkungan kerja masing2 PPKL. . Bangkit PPKL saatnya wujudkan impianmu..
Posting Komentar
.