MEMBINCANG KOPERASI BERSAMA
DIREKTUR ICA-ASIA FASIFIC & MR.ROBBY TULUS
Hari ini, minggu, 29 Juli 18,
Kopkun Institute menggelar informal meeting dengan 2 (dua) insan penting dalam organisasi
koperasi dunia, khususnya Asia Pacipic, yaitu Mr. Robby Tulus yang pernah
menjabat sebagai Chairman ICA-AP (International
Cooverative Alliance-Asia Fasific) dan Mr. Balu Iyer, aktivis koperasi
berkebangsaan India, yang saat ini menjabat sebagai Chairman ICA-AP. Informal
meeting ini di gelar di RM Red Chilli, di jalan wisata Baturraden. Hadir dalam
agenda berkelas ini, segenap pengurus dan pengawas Kopkun; para direksi, deputy
& pengawas Kopkun Institute, Ketua Dekopinda Kab. Banyumas, Manajemen KPRI
SEHAT RSMS; Manajemen KPRI NEU RSU Banyumas dan; Pegiat Credit Union.
Disamping membincang tentang
sejarah & perkembangan karya Kopkun, juga napak tilas seputar jejak Kopkun Institute hingga
menjadi satu institusi yang dipercaya oleh berbagai pihak dalam hal
produk-produk pemikiran dan pendampingannya. Peta tentang gerakan koperasi di wilayah
Banyumas tak luput menjadi bahasan. Hal ini menjadi relevan,sebab Sang Chairman
ICA-AP ingin mendapat potret realitas koperasi di wilayah Banyumas dan juga
gagasan/pemikiran yang mendeskripsikanprototype
pengembangan koperasi di kota kelahirannya (baca: Purwokerto).
Mendapati semangat yang demikian
fantastic dalam menumbuhkembangkan koperasi, khususnya para generasi mudanya, Mr.
Balu Iyer terheran-heran dan kemudian bertanya bagaimana hal ini bisa mewujud?.
Beliau juga menanyakan apakah “semangat
serupa” di campaign-kan ke koperasi-koperasi di wilayah lainnnya?. “Form Purwokerto for Indonesia”,
adalah kalimat yang mewakili segala hal yang sudah diperjuangkan segenap aktivis
koperasi Purwokerto. Para aktivis purwokerto tidak berniat membangun ekslusivisme,
seba koperasi memerlukan kerjasama mutual yang lebih meluas dan menyentuh semua
golongan dan lapisan masyarakat. Aktivis koperasi purwokerto masih meyakini bahwa
koperasi akan mempersatukan masyarakat Indonesia dan bahkan dunia dalam konteks
mutual dan melahirkan manfaat nyata
dan tidak terbatas. Koperasi juga diyakini sebagai bentuk perusahaan yang
efektif meng-koreksi praktek-praktek kurang bijak ber-ekonomi dan melakukan
eksploitasi sehingga menciptakan jurang ekonomi.
Bung Firdaus, selaku Direktur
Kopkun Institute juga menandaskan komitmen gerakan koperasi purwokerto melalui
karya terbaru Kopkun Intitute, yaitu sebuah buku berjudul “Homo Cooperativus Collaboratus”.
Buku ini adalah antologi prismatik dari para praktisi, peneliti dan akademisi.
Ini bentuk investasi pengetahuan yang diharapkan efektif menjadi salah satu
referensi pengetahuan dan sekaligus inspirasi untuk melahirkan koperasi-koperasi
besar yang men-sejahterakan masyarakat, khususnya anggota koperasi itu sendiri.
Untuk me-massifkan gerakan ini, Bung Firdaus juga menawarkan kepada ICA-AP
untuk melihat hal ini sebagai sesuatu yang menarik untuk di sinergikan. Bahkan,
bukan tidak mungkin juga di kolaborasi dengan koperasi-koperasi di India tempat
Mr. Hulu Iyer berasal. “Koperasi Indonesia dan India memiliki sejarah dan
dinamika berbeda, sehingga hal ini menjadi menarik untuk saling melengkapi satu
sama lain”, demikian ungkap Bung Firdaus.
Bu Novi, yang dalam informal meeting ini mengambil peran sebagai intrepreter, sesekali juga ikut menambahkan tentang bagaimana Kopkun dan Kopkun Institute berproses secara terus menerus sampai saat ini. "Capaian hari ini dan pesatnya tingkat kepercayaan publik terhadap Kopkun Institute menjadi inspirasi untuk kami untuk terus melipatgandakan semangat", ungkap beliau.
Bu Novi, yang dalam informal meeting ini mengambil peran sebagai intrepreter, sesekali juga ikut menambahkan tentang bagaimana Kopkun dan Kopkun Institute berproses secara terus menerus sampai saat ini. "Capaian hari ini dan pesatnya tingkat kepercayaan publik terhadap Kopkun Institute menjadi inspirasi untuk kami untuk terus melipatgandakan semangat", ungkap beliau.
Tentang perkembangan koperasi-koperasi
pemuda dan mahasiswa juga sempat ditanyakan oleh Mr. Hulu Iyer. Bang Arsad
Dalimunte Ketua Dekopinda yang kebetulan juga salah satu pembina FKKMI (Forum Komunikasi
Koperasi Indonesia) dan juga pernah
menjadi pengawas Kopindo (Koperasi Pemuda Indonesia) mencoba merespon
pertanyaan ini. “ semangat kaum muda dalam
nerkoperasi, khususnya koperasi mahasiswa (kopma), tidak pernah surut dan terus
mengembang. Hari ini, para kopma sudah meyakini
bahwa pendidikan adalah jalan strategis untuk membangun koperasi yang baik dan berkemampuan
memproduksi manfaat bagi anggotanya. Mereka juga sedang berjuang membangun
relevansi nyata antara kegiatan
pendidikan dan pertumbuhan usaha-usaha yang dijalankan oleh Kopma. Dengan
demikian, pegelaran pendidikan tidak menjadi cost centre tetapi menjadi “potential
income grow”. Untuk itu, para aktivis koperasi mahasiswa terus melakukan
diversifikasi metode pendidikan agar relevansi itu terbangun dan terus tumbuh”,
Ungkap Bang Arsad Dalimunte.
Kalau Bung Herliana menjelaskan
sejahrah perkembangan Kopkun sejak berdiiri sampai hari ini, Bung Aef mencoba
menjelaskan penjelajahannya men-drive pedi
help yang concern memberdayakan
tukang becak untuk berbagai kegiatan produktif lainnya seperti membersihkan
rumah, menata taman, memperbaiki rumah, membersihkan kendaraan dan lain
sebagainya. “hal ini diinspirasi
keinginan kuat untuk meningkatkan pendapatan para tukang becak yang menurun
drastis pasca beroperasinya transportasi on-line”, ungkap Bung Aef dipenghujung
penjelasannya.
Mr Hulu tak bisa menyembunyikan
kekagumannya atas apa yang beliau saksikan selama berkunjung ke Purwokerto.
Beliau juga sempat menceritakan beberapa success
story koperasi di negaranya dan juga di beberapa negara lainnya, khususya Asia
Pasific.
Dalam informal meeting ini, Mr.
Robby Tulus banyak membantu menjelaskan ke Mr. Hulu Iyer tentang semangat juang
para aktivis koperasi purwokerto ini. Kebetulan
beliau merupakan salah satu inspirator lahirnya Kopkun di 2006 dan sampai saat
ini terus mendapat update info
tentang perkembangan Kopkun dan gerakan koperasi di Indonesia, termasuk kota
Purwokerto.



Posting Komentar
.