DIALOG
KOPERASI BERSAMA MAS GANJAR
“Peran Koperasi belum seperti ideal
konsepsinya. Koperasi belum bisa menjawab tantangan kekinian dunia usaha. Koperasi
belum menunjukkan peran significant dalam perekomoian Indonesia, khususnya Jawa
Tengah. Koperasi masih punya segudang hambatan sehingga perlu melakukan
serangkaian langkah komprehensif secara bertahap dan berkesinambungan”,
demikian inti pengantar moderator dalam “dialog
koperasi” yang digelar On Air di radio-radio jawa Tengah, Hari Selasa, 03 Juli
2018. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian HUT Koperasi Jawa Tengah yang
puncaknya direncanakan di Kabupaten Pemalang. Hadir sebagai narasumber dalam
acara ini, Mas Ganjar selaku Gubernur Jawa Tengah, Bu Ema selaku Kepala Dinas
Koperasi dan UKM Prop. Jawa Tengah; Bung Niam mewakili praktisi koperasi
mahasiswa; KSP Inti dana mewakili simpan pinjam konvensional, perwakilan Koperasi
Syari’ah dari sala tiga dan Bu Aprilia mewakili KUD.
“Koperasi
itu dibenci dan sekalgus dirindu”, demikian kelakar Mas Ganjar, Gubernur Jawa Tengah, dalam
mem-prolog perbincangannya tentang koperasi. Koperasi itu unik dimana konsepnya dari dan untuk anggota.
Oleh karena itu, koperasi hanya bisa tumbuh dan berkembang bila ada kemauan
untuk menyatukan diri dan potensi serta bergotong royong diantara segenap
anggotanya. Kekuatan persatuan anggota harus diikuti dengan pengelolaan
perusahaan yang profesional sehingga koperasi mampu menyajikan tawaran menarik
yang memiliki nilai tambah.
Sementara itu, Ibu Ema selaku kepala Dinas Koperasi & UKM dalam dialog
tersebut menyajikan keragaan koperasi yang saat ini berjumlah 25.956 dan yang aktif
sekitar 21.000. Jumlah koperasi ini merupakan
hasil dari proses revitalisasi dimana sekitar 3000 BH (badan Hukum) koperasi dibekukan
karena tidak jelas keberadaannya. Sementara itu,kontribusi koperasi terhadap
PDB Propinsi Jawa Tengah sampai di angka 4.96 %.
Membincang tentang faktor hambatan tumbuhkembangnya koperasi, Bu Ema
menjelaskan ada 4 (empat) masalah utama, yaitu; (i) kelembagaan; (ii) usaha, (iii)
regulasi dan (iv) nilai2 koperasi (baca; lemahnya implementasi jati diri
koperasi). 4 (empat) masalah ini me-referensi pada hasil sarasehan koperasi yang
di gelar tahun lalu dalam rangka HUT Koperasi Jawa Tengah. Atas hal ini, Bu Ema
selanjutnya menjelaskan langkah-langkah yang diambil, antara lain : (i) mendorong penyelenggaraan pendidikan
perkoperasi kepada anggota oleh gerakan koperasi; (ii) re-branding usaha; (iii)
peningkatan kualitas pengawasan dan; (iv),
digitalisasi pelayanan koperasi.
Khusus Tentang SDM, Mas Ganjar menyampaikan perlunya
peningkatan efektivitas metode pendidikan koperasi. Pendidikan tentang nilai
beda koperasi dibanding dengan non-koperasi dan semangat kegotongroyongan, juga harus disertai dengan pendidikan
kewirausahaan sehingga anggota lebih semangat dalam meningkatkan produktifitasnya
secara individu. Saat ini, SDM koperasi masih sering diisi oleh kelompok
pensiunan sehingga sangat dimungkinkan sudah kehabisan energi walau tidak
menutup kemungkinan memiliki gagasan-gagasan brilian. Mungkin yang dimaksud Mas
Ganjar adalah perlunya kombinasi dengan generasi muda sehingga melahirkan
sinergitas sehingga koperasi bisa tampil dengan semangat kekinian. Hal ini
dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan koperasi untuk bisa eksis di era
digital yang padat teknologi canggih nan super modern.
Koperasi harus bisa eksis dan bersaing. Jika belum bisa,
maka koperasi harus bermitra dalam rangka memperkuat diri.”bersekutu tambah mutu”,
demikian istilah yang dipinjam Mas Ganjar dari Malaysia dalam menandaskan
perlunya koperasi berkolaborasi dan menjalin kemitraan strategis. Beliau
mencontohkan, bila saja seluruh petani di Jawa Tengah bersatu maka bargainning position nya akan menjadi begitu
dahsyat dan peluang menaikkan harga gabah atau membangun nilai tambah atas
hasil panennya menjadi sangat mungkin. Sejalan dengan itu, koperasi perlu
merangsang partisipasi aktif anggota dengan menciptakan “manfaat langsung yang
bisa dirasakan” sehingga terbangun trust dan kemauan untuk terus melibat secara
produktif.
Sekilas tentang KUD, Mas ganjar menegaskan komitmennya
untuk menghidupkan kembali KUD. Beliau sudah memerintahkan Kepala Dinas Koperasi
dan UKM untuk meng-inventarisir kembali KUD-KUD potensial untuk ditumbuhkan dan
kemudian diberikan treatment yang tepat dan juga insentif bagi yang
berprestasi. Kita harus menumbuhkan kembali KUD sehingga bisa berjaya
sebagaimana sedia kala. Mas Ganjar juga menyampaikan bahwa dalam satu
lawatannya ke Korea beebrapa tahun lalu dikagetkan dengan testimoni koperasi
pertanian di korea yang dalam pengembangannya mencontoh konsep KUD yang ada di
Indonesia.

Mas Ganjar
meng-apresiasi keberadaan dan ragam aktivitas yang diselenggarakan kopma.
Tentang ke-belum berpihakan pihak kampus,Mas Ganjar bersaran untuk melakukan
dialog dengan pihak kampus. Bahkan, bila perlu didirikan “koperasi universitas”
yang ber-anggotakan mahasiswa, karyawan dan dosen. Untuk gagasan ini, perlu fasilitator
yang bisa mengajar semua unsur duduk bersama dan mendiskusikan secara terbuka.
Posting Komentar
.