MERANCANG
MASA DEPAN
“PETANI/PENGRAJIN dan KOMODITAS GULA KELAPA”
DI KAB. BANYUMAS MELALUI KOPERASI
disampaikan pada : Sosialisasi
Pembentukan Koperasi Kelompok Petani/Pengrajin Gula Kelapa/Gula Semut yang
dilaksanakan oleh dinas tenaga kerja, koperasi & UKM Kab. Banyumas, di Kec.
Karanglewas, Kab. Banyumas 3-4 April 2018,
A. Prolog
Gula
Kelapa merupakan satu komoditas kebanggaan Banyumas. Hal ini didukung oleh data
statisitik dimana Banyumas adalah penyumbang gula kelapa terbesar
di Indonesia. Pertanyaan menariknya adalah, apakah ke-fantastic-an statistik
komoditas gula kelapa diiikuti dengan kesejahteraan para pengrajinnya?.

Pertanyaan
besarnya adalah, apakah kondisi semacam ini lambat laun akan membuat komoditas
gula kelapa punah di Banyumas?. Menarik menjadikannya sebagai bahan perenungan
guna melahirkan semangat untuk bertemu solusi yang bijak.
B. Ketika Meng-Koperasikan Menjadi
Thema Pilihan
Beberapa
tahun terakhir, Pemkab Banyumas concern memikirkan nasib para pengrajin gula kelapa,
mulai dari memikirkan tentang jaminan/asuransi para pengrajin sampai dengan
upaya melestarikan komoditas ini agar tetap menjadi keunggulan dan sekaligus
kebanggaan Kab. Banyumas. Ide meng-koperasikan para pengrajin gula kelapa
menjadi tema paling seksi yang sedang getol
diupayakan pemerintah Kab. Banyumas, khususnya Dinas Tenaga Kerja,
Koperasi & UMKM.
Ide
ini sangat brilian dan nalar logis-nya
pun bisa diterima. Lewat koperasi, minimal ada 2 (dua) agenda yang akan
terselesaikan sekaligus, yaitu men-sejahterakan para pengrajin gula kelapa dan
sekaligus melestarikan komoditas gula kelapa sebagai komoditas unggulan Kab.
Banyumas. Langkah ini pun akan melahirkan multiplier
effect bagi kehidupan ekonomi, sosisal dan budaya masyarakat banyumas,
khususnya para stake holder per-gula kelapa-an.
C.Sinergitas
Sebagai Kunci Sukses
Ide
tentang meng-koperasikan pengrajin gula kelapa merupakan pekerjaan besar
yang tidak bisa hanya dikerjakan oleh satu orang atau satu
pihak saja. Artinya, perlu sinergitas (kolaborasi
produktif) segenap pihak mulai dari masyarakat pengrajin gula kelapa
(sebagai subject & object) itu sendiri, pemerintah, lembaga pendidikan
(baca: universitas/kampus) dan pihak-pihak yang concern memperjuangkan nasib pengrajin gula kelapa dan juga memiliki komitmen tinggi
melestarikan gula kelapa sebagai komoditas unggulan dan sekaligus kebanggaan
Kab.Banyumas.
Untuk
mimpi besar ini, ekosistem harus terbentuk sehingga mata rantai produksi sampai
tata niaga gula kelapa berjalan dalam koridor yang mendorong tumbuhkembang dan
ketiadaan praktek menghisap antar satu pihak dengan lainnya. Pola
distribusi peran dan kesejahteraan harus terbentuk proporsional sehingga setiap
orang/pihak merasa terpanggil untuk berkontribusi secara optimal. Untuk itu,
perlu tahapan-tahapan berkelanjutan yang terkonsep secara komprehensif dan
terkoordinasi secara horizontal dan vertikal serta terukur.
D. Nalar Kesejahteraan Dalam Ber-Koperasi
Secara konsepsi, koperasi adalah kumpulan
orang yang hakekat fokusnya adalah membangun orang-orang yang terlibat
didalamnya. Melalui pendidikan berkelanjutan, terselenggara agenda pencerdasan dalam
rangka membangun kapasitas yang kemudian
menjadi bekal utama untuk bergerak dari satu titik ke titik yang lebih
berpengharapan. Lewat pendidikan dibangunkan kesadaran
bahwa “bersama/bersatu” merupakan cara terbaik untuk mempersatukan
semangat, potensi dan sumber daya sehingga memungkinkan untuk menyelenggarakan
agenda pen-sejahteraan melalui gerakan kolektif secara bertahap dan berkesinambungan. Melalui
distribusi peran yang saling terhubung, agenda besar tentang kesejahteraan akan
ditahapi secara berkelanjutan.
Pada
titik kecerdasan dan soliditas tertentu diantara para petani/pengrajin
gula kelapa yang tergabung koperasi,
maka selanjutnya dibentuk perusahaan yang berfungsi sebagai alat untuk
men-sejahterakan. Perusahaan koperasi yang terbangun akan diperankan sebagai mesin
penjawab ragam kebutuhan anggota, baik dalam hal kebutuhan konsumsi
anggota maupun dalam meningkatkan produktivitas anggota secara individu. 2
(dua) peran ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam skenario
besar membangun kesejahteraan para petani gula kelapa. Sebagai illustrasi
singkat, berikut dijelaskan beberapa unit layanan yang akan diselengggarakan
perusahaan koperasi :
1.
unit layanan konsumsi (misalnya: toko) harus
bisa menyediakan kebutuhan sehari-hari anggota dengan harga lebih terjangkau
2.
Unit simpan pinjam harus diberdayakan sebagai media penolong anggota untuk mendapatkan
modal kerja murah dan sekaligus media edukasi tentang pentingnya menabung demi
masa depan.
3.
Unit Penjualan Gula Kelapa. Pada unit layanan
ini, koperasi memerankan diri sebagai trader
(pedagang) atas hasil para petani/pengrajin. Fair price (harga yang fair) harus diterapkan sebagai satu jaminan
dan sekaligus sumber keyakinan bagi anggota bahwa koperasi benar-benar lahir dan ada untuk
membesarkan (baca: men-sejahterakan) para anggota. Dalam hal ini, koperasi
harus membeli gula kelapa petani dengan harga up to date sesuai dengan
perkembangan harga pasar lokal, nasional dan bahkan internasional (ketika
eksport). Artinya, diantara perusahaan koperasi dan anggota harus ada
kesepakatan “kode etik” penentuan
harga beli yang disesuaikan dengan harga jual yang berhasil ditransaksikan oleh
koperasi. Dengan demikian, fokus utama unit layanan ini adalah membesarkan
anggota (baca: petani/pengrajin) dan
menempatkan besarnya perusahaan koperasi hanya imbas. Disamping itu, koperasi
juga mengambil tanggungjawab untuk meng-edukasi anggota tentang bagaimana
teknik mem-produksi yang baik sehingga menghasilkan produk ber-kualitas
sehingga tingkat penyerapan pasar akan lebih tinggi. Kala koperasi belum mampu
menyelenggarakan pendidikan teknik produksi yang baik, maka bisa melibatkan para
ahli (expertist) atau bekerjasama
dengan pihak universitas. Dengan demikian, pemutakhiran ilmu pengetahuan para
petani/pengrajin gula kelapa dalam hal produksi terus terbangun.
4.
Dan lain sebagainya
E. Penutup
Pada
saat koperasi sukses membuktikan sebagai lembaga men-sejahterakan para petani
gula kelapa, maka secara otomatis 2 (dua) mimpi besar tentang kesejahteraan
petani/pengrajin dan sekaligus melestarikan gula kelapa sebagai komoditas
unggulan akan terjawab dengan sendirinya. Disamping itu, akan terbangun
paradigma baru di kalangan anak/keturunan para pengrajin tentang usaha yang
dijalankan oleh orang tuanya untuk menghidupi keluarga. Mereka akan melihat
menjadi pengrajin gula kelapa adalah pilihan yang menarik karena menawarkan
masa depan yang jelas. Pada saat hal ini
mewujud maka kelestarian gula kelapa sebagai komoditas unggulan pun akan
mewujud pula.
Demikian
tulisan sederhana ini disampaikan sebagai bahan diskusi bersama para stake
holder gula kelapa. Semoga bisa menginspirasi energi untuk senantiasa
menjadi insan yang lebih produktif dan sejahtera melalui ber-koperasi. Amin
Ya Robbal ‘Alamin.
lampiran
Posting Komentar
.