RAPAT ARAH PENGEMBANGAN EKONOMI KAB BANYUMAS 2018-2023
Purwokerto,
07-Feb-2018. Bappeda Litbang Pemkab Banyumas menggelar Rapat Perencanaan
Pembangunan Ekonomi Kab. Banyumas 2018-2023 dengan Pembahasan Prospek Ekonomi dan tantangan Pengendalian Inflasi.



Dalam session rapat ini
juga diisi dengan presentasi oleh 4 (empat) nara sumber, yaitu :
a. Capaian
Kinerja Ekonomi Banyumas oleh Badan Pusat Statistik Banyumas (cq. Bapak Edi)
b. Prospek
Ekonomi Kab Banyumas 2018-2023 oleh Perwakilan bank Indonesia
c. Alternatif
Kebijakan Program Pembangunan Ekonomi Banyumas 2018-2023 oleh ISEI (Ikatan
Sarjana Ekonomi Indonesia)
d.
Perencanaan
Pembangunan Ekonomi Daerah Kab Banyumas oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed
(cq. Bapak DR. Refi)
01. Bapak Edi, Badan Pusat Statistik
Dalam presentasinya beliau menjelaskan
beberapa hal seputar capaian, yang ,meliputi pendidikan, kesehatan,
ketenagakerjaan, kemiskinan,IPM (indek Pembangunan Manusia), kinerja ekonom dan
tingkat inflasi. Beberapa hal yang
menjadi catatan dalam presentasi beliau, antara lain:
a.
Banyumas
sudah beralih ke industri pengolahan yang semula mengandalkan pertanian.
b.
Tingkat
Gini Ratio Banyumas masuk dalam kategori sedang, yaitu 0,32.
c.
Sistribusi
presentasi PDRB menurut pengeluaran didominasi oleh pengeluaran konsumsi rumah
tangga yang pada tahun 2016 menunjukkan angka sampai 70,48
d.
Sisi
inflasi pada tahun 2017 menyentuh angka 3,91.
e.
Dari
sisi pelaku ekonomi, UKM memiiliki porsi 98% yang secara detail dijelaskan
sebagai berikut : (i) Mikro 199.958 ; (ii) Kecil 14.371; (iii) Menengah 2.084
dan; (iv) Besar 147. Hal ini juga sejalan dengan posisi tenaga kerja sebagai
berikut : (i) Mikro 311.267; (ii) Kecil 76.065; (iii) Menengah 39.250 dan; (iv)
Besar 21.054.
02. Bapak Fadhil, Deputi Bank Indonesia Perwakilan Purwokerto
BI mengawali presentasinya dengan presentasi Bu Askah, mengawali
presentasinya tentang perkembangan ekonomi global yang diproyeksikan stabil
selama 5 tahun ke depan. Pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2017 berada pada
kisaran 3,7%.
Sementara itu Banyumas didefenisikan :
komoditas unggulan ekspor agribisnis yaitu gula semut (indonesia rangking no.6 dan
minyak atsiri (Indonesia rangking 15 dunia). Pertumbuhan 2016 tercatat 6,06%.
Berkaitan dengan proyeksi ke depan, BI meyakini Banyumas akan tumbuh oada
kisaran 6,2%. Hal ini didukung pertumbuhan sektor pariwisata dan industri
pengolahan. Fakro pendukung pariwisata antara lain wisata baturraden, pancuran
pitu, pancuran telu dan lain sebagainya. Sementara itu, untuk faktor pendukung industri pengolahan antara
lain potensi pertanian, peprkebunan dan kehutanan (gula semut, durian,
terpentin), double track kereta api dan jalan raya lintas jalur selatan dan
kemudahan berusaha.
Ada catatan tambahan dari Pak Fadhil,
dimana perlu pengayaan kreasi agar
purwokerto menjadi tempat singgah yang menarik.
03. Bapak DR. Agus Soeroso, ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia)
Banyumas
DR. Agus mencermati presentasi BPS
yang menekankan bahwa pemicu pertumbuhan ekonomi adalah pengeluran rumah tangga
yang menunjukkan angka sampai dengan 70%. Dari hasil penelitian marketing
mengyopulkan bahwa wanita adalah unsur pengambil keputusan dalam berbelanja.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi,
Indoensia 5,1-5,3% dan implikasi Prov Jawa Tengah; pertum uhan ekonomi 5,3-5,6;
(ii) kemiskinan maksimal 13%; (iii) tingkat pengangguran maksimal 4%.
Sebagai sumbangsih pemikiran terhadap
penyusunan rencana pembangunan, beliau menyampaikan beberapa gagasan sebagai
berikut :
a. Investasi pada klaster bisnis yang
mampu mendorong ekonomi lokal dan mendorong pengembangan entrrepreneurial
b. Menumbuhkembangkan iklim bisnis yang
kondusif
c. Membangun jejaring dengan stakeholder
d. Memantau dan meningkatkan brand
Banyumas
04. Bapak DR. Refi, FEBI (Fakultas Ekonomi dan Bisnis) Unsoed
Dalam
presentasinya, dijelaskan faktor pertumbuhan ekonomi :
a.
Besarnya
konsumsi rumah tangga
b.
Sektor
pengolahan, perdagangan dan pertanian
c.
Laju
inflasi yang berfluktuasi selama 5 tahun terakhir masuk kategori baik.
Isu-isu
strategis mengatasi kesenjangan :
- Mengembangkan peran lembaga-lembaga ekonomi di tingkat desa/kecamatan
- Fasilitasi pendirian usaha2 baru melalui pendmpingan teknis yang terprogram
- Peningkatan akses informasi pasar dan potensi pasar untuk mnedorong produk-produk lokal.
- Peningkatan iklim penanaman modal, khususnya di wilayah yang banyak penduduk miskin, serta mendorong penanaman modal menarik tenaga kerja.
Gagasan
strategi pengendalian inflasi
- Perlu perbaikan produksi komoditas pertanian, terutama beras yang harganya melonjak dan komoditas pertanian penting lainnya (cabe, bawang dan daging)
- Peningjatan kualitas infrastruktur pertanian dan pendampingan
- Perlunya upaya-upaya mempersingkat rantai nilai terutama untuk barang-barang kebutuhan pokok
- Perlu upaya berkelanjutan menampung barang2 hasil pertanian sehingga ketersediaannya terjamin.
SESSION DISKUSI
Dalam sesi diskusi tersampaikan beberapa hal :
- perlu juga mengedepankan pembangunan sumber daya manusia berbasis spiritualitas
- perlunya memperhatikan relevansi antara investasi dan tata ruang (Dishub)
- start up memerlukan perhatian sehingga ada kesinambungan yang tumbuh dan kembang (Bapak Darmawan/UMP)
- Perlu penjelasan tentang bisnis pom bensin mini yang saat ini sedang trendi di lingkungan masyarakat. Hal ini perlu kejelasan sehingga Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM memiliki dasar yang kuat ketika ada masayarakat yang menginginkan mengatasnamakannnya dengan kelembagaan koperasi. ( Pak Budi/ Disnakerkop & UKM).
Posting Komentar
.