ROMBONGAN KADIN BANYUMAS HADIR di GO “SGS”
& MENGHADIRI PELANTIKAN PENGURUS KADIN SUKOHARJO
Catatan 03 : Perjalanan Rombongan Kadin Banyumas Ke Solo (selesai)
Menghadiri Agenda Sakral di
Sukoharjo
“Udah
siap-siapng Bang”, demikian isi WA Bung Dimas sekitar jam 11.45 Wib. Kebetulan
saat itu Bung Arsad baru mau mandi,sementara
itu Bung Anto Djamil masih merangkai irama di lelapnya tidur. Mendengar saya
berbenah tas, Sang Ketua pun terbangun, melihat jam dan kemudian ikut siap-siap. Tepat jam 12.10
Wib, Bung Anto Djamil dan Bung Arsad keluar kamar untuk bergabung dengan Bung
Iwan dan Bung Dimas yang sudah standby di ruang lobby.
seraya
menyerahkan kunci kamar ke resepcionit hotel. Tak lama berselang, kami pun
mulai bergerak meninggalkan hotel. Namun, tak lama berselang, Bung Dimas
menawarkan untuk mampir makan siang dulu di sebuah rumah makan. Karena dari
sisi waktu memungkinkan, usul itu di setujuin Sang Ketua dan Bung Iwan sang
pengendali setiran mobil pun mengambil
arah menuju tempat pembunuh rasa lapar itu. Sepertinya, jumlah menu yang dipesan sangat tidak seimbang
dengan jalan kaki menuju TKP GO “SGS” tadi pagi yang sebenarnya hanya sekitar
350 meter. Namun, ini tentang gairah makan yang tidak sepenuhnya
sekedar persoalan menghilangkan rasa lapar, tetapi juga mencapai titik puas dan
kenyang. Mungkin, sang pelayan pun agak sedikit tersenyum saat nasi tambahan di
mohonkan.
Usai
makan, rombongan bergerak menuju tempat sakral dimana akan digelar agenda pengukuhan
dan pelantikan pengurus Kadin Sukoharjo yang lokasinya sekitar 15 menit dari
titik tempat makan, tepatnya di Hotel Tosan, Solo Baru..
Kehadiran
Rombongan Kadin Banyumas disambut bak tamu Istimewa setelah mengetahui bahwa kami dari rombongan
Kadin Banyumas. Mungkin sang panitia sudah membayangkan betapa jauhnya
perjalanan demi menjadi saksi dari perhelatan sakral ini. Kami pun dipersilahkan
menempati salah satu meja VIP, sebuah kehormatan yang membahagiakan dan apresiasi
tinggi ini seolah menghilangkan lelah 7 (tujuh) jam perjalanan. Posisi duduk ini pun
mempermudah kami men-dokumentasikan momen-momen sakral dari agenda pengukuhan
dan pelantikan Kadin Sukoharjo ini. Kami juga mendapati beberapa pengurus Kadin Se-Solo Raya hadir dalam acara ini.
Dari
sambutan Sang Ketua terpilih, diperoleh informasi bahwa Kadin Sukoharjo sempat
bebereapa tahun vakum. Pengukuhan pengurus periode 2017-2021 ini merupakan
bentuk re-born yang men-simbolkan spirit untuk menghidupkan kembali Kadin dan
mengoptimalkan fungsinya sebagai partner strategis Pemkab Sukoharjo. Hal senada
disampaikan oleh Bupari Sukoharjo, Wardoyo Wijaya, yang berharap Kadin bisa
bekerjasama dalam membangun iklim usaha diwilayah pemerintahannya.
Sementara itu, Bung Kukrit, Ketua Kadin Jawa Tengah menekankan bahwa sinergitas adalah kunci. Artinya, Kadin harus membangun hubungan strategis dengan segenap stake holder termasuk Pemkab, khususnya dalam menyemarakkan iklim berusaha yang men-sejahterakan masyarakat secara ekonomi.
Usai
pengukuhan, fhoto bersama pun dilakukan dan tidak ketinggalan pula rombongan
Banyumas pun ikut serta dalam peng-abadian moment penting itu.
Sekilas tentang perjalanan pulang
Semua
agenda utama sudah usai dan rintik hujan menemani putaran roda meninggalkan
kota solo. Rombongan Kadin Banyumas pun langsung menuju arah pulang. Bung Iwan
mengambil inisiatif serupa seperti saat berangkat, yaitu duduk di belakang
setir dan memainkan pedal gas dan sesekali menginjak rem.
Me-review
agenda sambil mendeteksi titik-titik kreatif nan inspiratif pun dibahas sebagai
oleh-oleh pulang. Ada semangat mem-buncah untuk semakin meng-optimalkan Kadin
Banyumas. “Apa yang kita saksikan menjadi
referensi dan juga inspirasi energi untuk Kadin Banyumas ke depannya”,
demikian ungkap Bung Anto.
Selanjutnya,
perbincangan tidak ber-tema pun mulai mengemuka satu per satu. Senyum dan gelak
tawa pun menyertai putaran roda sekedar menjadi
perwarna perjalanan panjang menuju Kota Mendoan. Sampai kota klaten, Bung Iwan
mengakhiri kepahlawanannya di belakang setir. Bung Dimas memulai aksi
heroiknya. Penguasaan medan jalan wilayah Yogya membuat semua terheran-heran.
Bung Dimas menguasai banyak jalan tikus sehingga terhindar dari kemacetan Kota.
Setelah
makan malam di daerah jembatan mataram, kami pun melanjutkan perjalanan pulang.
Ambar ketawang menjadi pemberhentian berikutnya. Namun, kali ini tidak untuk
ngopi, tetapi karena Bung Iwan pindah mobil yang sudah menunggunya sejak sore
dan berencana menuntaskan agendanya di
Yogya pada hari senin. Bung Dimas pun melanjutkan genjotan gas-nya. Namun,
wates seperti menjadi batas kemampuannya berkompromi dengan mata yang begitu
lelah. Bung Arsad pun menjadi sopir terakahir yang menuntaskan perjalanan
dengan cara sopir Medan. Perjalanan seperti menjadi lebih kendang karena
tancapan gas diatas rata-rata berlangsung begitu bebas saat Bung Anto Djamil
lelap dalam mimpinya di jok tengah mobil. Akhirnya, Jam 01.00 Wib mencapai
Sokaraja dan kisah perjalanan dinas luar kota ini pun usai bersama dengan
kembalinya seluruh anggota rombongan kepangkuan ibunya anak-anak masing-masing.



Posting Komentar
.