Men-Design Massifikasi Integrated Farming
Sebagai Strategi Membangun Kedaulatan
Pangan
Untuk kedua kali,
diskusi seputar integrated farming
dan kedaulatan pangan di gelar. Diskusi kedua ini dihadiri oleh Bapak Anisur (Dekan
Pertanian), Pak Rizsul (Disen Pertanian Unsoed), Pak Jaka (Bappeda Banyumas),
Om Herry (Aktivis Sosial bidang pertanian), Firdaus (Kopkun Institute) dan
M.Arsad D (Dekopinda Banyumas).
Diskusi ini merupakan
bentuk persiapan lanjut dari rencana pegelaran
seminar bertajuk “menjangkarkan
kedaulatan pangan melalui integrated farming berbasis koperasi berbasis
pemberdaya“. Pendalaman substasi dan target output menjadi
awalan yang cukup serius. Walau berlangsung dalam suasana santai, dialog yang
tersaji berlangsung sangat produktif dimana spirit pemberdayaan masyarakat
begitu kental pada setiap yang hadir.
Prolog
yang disampaikan oleh Bapak Anisur langsung direspon oleh saudara Herry yang
begitu getol pada keterbentukan komunikasi produktif segenap unsur yang
terlibat dalam linkar pertanian. “Berjejaring adalah strategi yang efektif
dalam membangun kedaulatan pangan. Fakta dilapangan banyak kreasi2 dan
prakterk2 kecil yg memiliki spirit sama, yaitu kedaulatan pangan. Hanya saja,
mereka bergerak sendiri2 dan cenderung silent sehingga efeknya terbatas hanya pada
wilayahnya masing-masing. Atas hal itu, gagasan integrated farming dalam
membangun kedaulatan pangan ini bisa dilakukan melalui pembangunan konneksitas yang
meng-integrasikan praktek2 hebat itu. Segenap potensi harus
di combain sedemikian rupa sehingga terbentuk sinergitas produktif yang
meng-akselerasi tumbuhkembangnya kedaulatan pangan”, ungkap beliau.
”Dampak
yang diharapkan dari pegelaran seminar ini adalah terbangunnya imbas positif
bagi terbentuknya kanal komunikasi yang akan menjawab kegelisahan-kegelisahan
yang tengah melingkari keseharian hidup petani. Praktek-praktek kekinian yang
sudah terbukti efektif perlu tersosialisasi secara massif sehingga terjadi pembaruan cara dalam mengelola pertanian’,
tambah Herry.
Pak
Anisur sangat sepakat dan mendukung semangat yang ada dalam kalimat-kalimat yang disampaikan Om Herry. Namun
demikian, dalam lanjutannya memerlukan pemetaan praktek cara baru yang sudah
teruji. Untuk itu, semangat yang dibangun adalah saling
memberdayakan dan saling
meng-akselerasi peningkatan. Interaksi Produktif antar pelaku dalam suasana
kesetaraan perlu dibangun dan menjadi budaya sehingga
melahirkan perasaan ke-kita-an berbasis saling mendukung yang didalamnya
terdapat spirit berbagi pengalaman dan semangat inovasi. Semangat co-operative diperlukan dari segenap
pihak yang terlibat dalam proses pertanian dari hulu sampai hilir, demikian
ditegaskan oleh Pak Anisur selaku Dekan Pertanian Unsoed. Sang
Dekan juga menyampaikan perlunya re-orientasi focus pengembangan berbasis kualitas bukan pada kuantitas. Sebab,
pendekatan kualitas pada akhirnya akan mendorong akselerasi pertumbuhan
kuantitas berbasis inisiatif dan kesadaran masyarakat pertanian. Untuk
mendukung hal tersebut, Pertanian unsoed akan diarahkan untuk tidak berjarak
dengan keseharian petani. Hal ini sangat relevan dengan efektivitas integrated farming menuju keterbangunan
ketahanan pangan.
Akhirnya
disepakati, seminar yang akan digelar tanggal ini berposisi sebagai pemantik
awal bagi pembangunan spirit partisipastif yang dilanjuti dengan pembentukan tahapan-tahapan
operasional berkelanjutan.
Posting Komentar
.