KETIKA “GERAKAN MENABUNG Rp 1000/HARI” ME-WISATA-KAN SEGENAP PENGHUNINYA KE BANDUNG (BAGIAN 01) | ARSAD CORNER

KETIKA “GERAKAN MENABUNG Rp 1000/HARI” ME-WISATA-KAN SEGENAP PENGHUNINYA KE BANDUNG (BAGIAN 01)

Senin, 10 Oktober 20160 komentar

KETIKA “GERAKAN MENABUNG Rp 1000/HARI”  
ME-WISATA-KAN SEGENAP PENGHUNINYA KE BANDUNG

A.  TOUR
Purwokerto, 09/10/16.  Wajah-wajah sumringah itu hadir satu per satu dan ahirnya tepat jam 20.00 wib semua sudah kumpul. Tak lama kemudian, Bis yang akan membawa mereka pun tiba. Sesaat kemudian, Mas Indra Sang Tour Leader langsung meng-absensi seluruh peserta dan sekaligus mengatur posisi duduk masing-masing. Bagi mereka yang berangkat suami- istri atau menyertakan putera/i-nya dipastikan duduk bersebelahan dan atau berdekatan. Dengan demikian, kenyamanan dan kebahagian perjalanan ini
dimulai sejak titik 0 (Nol) kilometer. Bersama salah satu suami anggota dasawisma, Bapak Suharto, do’a bersama pun dukumandangkan untuk bermohon keselamatan perjalanan  sejak berangkat sampai pulang dengan rute Purwokerto menuju beberapa titik  wisata pavorite di sekitar wilayah Propinsi Jawa Barat. Sekitar 20.30 wib, Rombongan beranggotakan 34 orang itu pun start meningalkan  Kota Mendoan Purwokerto. 

Cerita diatas adalah cuplikan situasi dari satu pegelaran tour wisata yang dilaksanakan kelompok kecil masyarakat yang  keseharainnya ternaung dalam Dasawisma Sledri.  Dasawisma  yang beranggotakan 18 (delapan belas) orang ini merupakan bagian dari RT 03/RW03, Desa Pabuwaran, Kec Purwokerto, Kab. Banyumas, Jawa Tegah.   Berwisata memang bukan hal aneh lagi di kekinian zaman dan bahkan bagi sebagian banyak orang sudah menjadikannya sebagai sebuah kebutuhan.  Namun demikian, yang menarik diulas dari aksi ini adalah kisah  unik fantastic  yang melatarbelakangi keterselenggaraan agenda satu ini.

Sebagaimana judulnya, tour ini merupakan karya kolektif  dari 18 (delapan belas) orang ibu rumah tangga. Sejak 2,5 tahun lalu sampai hari ini, secara konsisten mereka menabung Rp 1000,oo setiap harinya. Tagline penyemangat gerakan menabung ini adalah “mengurangi anggaran belanja Rp 1.000,oo/hari”. Singkat cerita, perjalanan wisata kali ini merupakan  bentuk pemanfaatan sebagian dari akumulasi tabungan yang berhasil dikumpulkan oleh para penghuni  Dasawisma Sledri.

2,5 tahun bukanlah waktu singkat  dan konsitensi mereka dalam menabung layak diapresiasi dan bahkan sangat baik untuk ditiru siapapun. Pesan strategis dari aksi ini bukan terletak pada besaran akumulasi atau tabungan harian yang hanya Rp 1.000,  tetapi  pada terbangun dan terjaganya kemauan  untuk konsisten menabung sehingga  terbentuk kebiasaan/budaya  baru  di keseharian para ibu-ibu tersebut.

Catatan menarik lainnya adalah tingkat ketaatan dan kedisiplinan mereka  dalam menabung mencapai angka 100%. Artinya tidak ada satupun yang bolong dalam menabung dalam rentang waktu 2,5 tahun.   Bahkan ada aturan tidak tertulis dimana anggota tidak boleh nitip tabungan untuk beberapa hari ke depan. Semua hanya diperbolehkan menabung Rp 1000/hari.  Dengan demikian, setiap orang akan selalu di-remain  untuk konsisten menabung setiap hari.  Pelarangan ini sebagai bagian dari upaya konsistensi niat awal  program, yaitu
membangun  kebiasaan/budaya produktif di segenap anggota Dasawisma Sledri”. Walau aturan ini tidak tertulis, Alhamdulillah 95% dari mereka konsisten melakukannya setiap hari.

Catatan lain yang tidak kala menariknya adalah pola pengambilan tabungan harian dimana para ibu-ibu ini secara bergiliran menyambangi rumah anggotanya setiap pagi. Pada setiap rumah terdapat semacam cup/kotak/kaleng  tempat  uang Rp 1.000,oo yang dimasukkan setiap paginya
sebelum pergi belanja ke pasar. Penggunaan cup/kotak/kaleng ini efektif  mempermudah dalam memungut tabungan dan  waktu yang diperlukan menjadi sangat singkat sehingga tidak mengganggu kegiatan lainnya. Disamping efektivitas, penggunaan sistem ini  mendorong peningkatan kualitas interaksi antar anggota yang pada akhirnya  berdampak positif pada penguatan tali silaturrahmi  yang  semakin me-rekatkan satu sama lain. Salah satu imbas yang bisa terlihat adalah semakin mudahnya meng-organisasi
anggota untuk jenguk bersama setiap kali ada anggota atau tetangga yang sakit dan atau sedang dirawat di rumah sakit. Dengan kata lain, semangat kegotongroyongan diantara anggota Dasawisma Sledri kian kuat berkat program ini.

Pola control program ini juga cukup unik dan sangat membumi. Setiap anggota yang mendapat giliran menarik tabungan selalu dibekali satu kertas berikut pulpen lengkap dengan tas/kantong. Pada pojok bagian bawah kanan kertas itu tertera saldo akumulasi tabungan sehingga semua anggota bisa mengetahui capaian. Disamping itu, anggota yang kebagian tugas memungut tabungan cukup membubuhkan chek-list pada kolom yang tersedia, sehingga mudah dicerna siapapun dan apapun tingkat pendidikannya. Disamping itu, setiap bulannya juga diterbitkan rekapitulasi tabungan masing-masing anggota dan diperlihatkan pada setiap kali kumpulan bulanan digelar. 


B. APRESIASI, INTREPRETASI & IMAJINASI
Fakta langgenggnya gerakan para ibu-ibu ini tidak saja mendatangkan kekaguman, apresiasi, tetapi juga meng-inspirasi pemaknaan dan bahkan imajinasi futuristic pada skala yang lebih luas. 

......bersambung di tulisan Bagian 02
Share this article :

Posting Komentar

.

 
Copyright © 2015. ARSAD CORNER - All Rights Reserved