RAPAT PENYUSUNAN KONSEP
PENGEMBANGAN RETAIL MODERN MILIK KOPERASI
Ada
lompatan semangat untuk mengembangkan usai retail yang dikelola
koperasi-koperasi, khususnya di wilayah Propinsi Jawa Tengah. Semangat ini lahir pasca keterselenggaraan
rapat koordinasi Pengembangan Usaha Retail Koperasi bersama Bapak Subijakto
Tjakrawerdaya (Mentri Koperasi & UMKM di era Presiden Soeharto) beberapa
waktu lalu. Sebagai tindak lanjut, Dinkop & UMKM Propinsi Jawa Tengah
menggelar rapat penyusunan konsep pengembangan retail di Hari Kamis, tanggal 15
September 2016 bertempat di Aula Dinkop Propinsi Jawa Tengah
Rapat
ini dipimpin langsung oleh Bapak Bima Kartika selaku Kabid Koperasi Dinas
Koperasi Propinsi Jawa Tengah. Pada barisan peserta rapat ada Bapak Warsono
(Ketua Dekopinwil Jateng), Bapak H.A. Jazeri (KUD Peinggondani Demak), Bapak
DR. Walid (KPRI Handayani Semarang), Bu Endang (KSU Kencana Mulya), Muhammaf
Arsad D (Ketua Dekopinda Banyumas), Bapak Sony Darsono (Kopkun Purwokerto), Pak
Zaenal (KUD Mintotogo Demak), Dian Anggreini (HIPPI/Himpunan Pengusaha Pribumi
Jawa Tengah)
Dalam
pengantarnya, Pak Bima menandaskan bahwa semangat yang diusung dalam penyusunan
konsep ini adalah bagaimana agar koperasi bisa berjalan dan terus berkembang di
masa depan. Pertemuan ini merupakan sebagai langkah awal dan ditargetkan akhir
September akan digelar lagi forum yang lebih besar dengan target penyempurnaan
“rumusan
konsep” dan sekaligus menyatukan
semangat.
Dalam rapat ini juga diperoleh informasi bahwa Bapak Subijakto
saat ini menjabat sebagai Ketua Yayasan Damandiri dan mau meningkatkan focusnya
pada pengembangan koperasi. Beliau
sangat prihatin dengan toko kelontong milik masyarakat yang mulai tergusur oleh
perkembangan zaman dan persaingan yang seba terbuka. Atas hal itu, beliau
berharap koperasi memiliki konsep yang komprehensif dan solutif.
Setelah
melalui diskusi, ada 4 (empat) titik tekan dalam menyusun konsep pengembangan
retail, yaitu; (i) Ketegasan roh retail apakah pada profit oriented ataukah benefit
oriented. Hal ini sebagai dasar pengelolaan operasional toko retail tersebut ;
(ii) pembangunan kapasitas organisasi. Hal ini ditargetkan agar anggota
memiliki ikatan emosional yang kuat terhadap keberadaan toko retail tersebut,
sehingga terbentuk apa yang disebut dengan transaksi subyektif (transaksi yang
didasarkan atas rasa kepemilikan yang kuat terhadap koperasi). ; (iii)
pembagunan rasionalitas manajemen. Rasionalitas manajemen adalah muasalh
keterbentukan nilai tambah/manfaat yang bisa men-sejahterakan. Oleh karena itu,
koperasi perlu menata pola manajemen retailnya sehingga bisa berjalan efisien,
efektif dan produktif dan; (iv). Memberdayakan. Toko retail koperasi harus
“memberdayakan” dalam arti luas. Disatu sisi toko retail koperasi harus bisa
men-sejahterakan anggotanya dan disisi lain harus bisa mendorong laju tumbuh
usaha/produk/jasa yang dihasilkan anggota.
Output
dari konsep ini nantinya adalah terbentuknya “captive market” yang nyata sehingga koperasi bisa menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Disamping itu, koperasi akan mewujud menjadi institusi yang memberdayakan sehingga berpeluang sebagai agen strategis bagi pengentasan kemiskinan dan penurunan angka pengangguran.
Posting Komentar
.