ROMANTIKA “CUCI PIRING”
DI MESS PERSIBAS BANYUMAS
sumber : Tulisan Pemain Persibas Banyumas Subagyo
A. Permulaan Bernada Pengantar Redaksi
Kali
ini, redaksi mencoba menampilkan sisi lain dari perhelatan sepak bola di
lingkungan Persibas Banyumas. Tulisan tentang pernik-pernik lain yang sebenarnya menjadi bagian
tidak terpisahkan dari urusan bola, namun menjadi menarik menampilkannya sebagai bentuk bacaan atau hiburan
ringan. Apalagi, tulisan ini merupakan kisah nyata dari salah
satu pemain Persibas Banyumas. Tulisan berikut ini merupakan karya pertamanya
sejak di dorong oleh manajemen untuk belajar menulis. Kebetulan saja, disamping
bermain bola, beliau juga memanfaatkan waktu sore untuk kuliah di salah satu
kampus swasta terkenal di kota Purwokerto. Namun demikian, redaksi melakukan
beberapa revisi tanpa mengurangi esensi, dengan harapan agar lebih enak dibaca
dan atau tidak menimbulkan multy tafsir. Pemuatan tulisan ini juga bentuk
apresiasi atas upaya keras beliau dalam belajar menulis. Semoga hal ini akan
menjadikannya lebih giat untuk melatihkan diri dalam urusan tulis menulis.
B. Pelajaran Dibalik Cuci
Piring
Sebelumnya
saya mohan maaf jika pada saat membaca tulisan ini banyak kata-kata yang terkesan
semrawut, acak-acakan atau dalam bahasa jawa-nya ora karuan. Maklum bro, baru belajar nih . hehe.
Dikesempatan kali ini, Saya mau berbagi cerita tentang salah satu kegiatan
rutin saya di luar teknis sepakbola. perkenalkan
nama saya Subagiono, asal Banyuwangi, Jawa Timur. Kali ini, saya menulis bukan tentang latihan
ruitn sepak bola, juga bukan tentang perkuliahan, dan bahkan bukan tentang serunya sebuah pertandingan
bola, melainkan tentang cuci piring.
"Deneng isah-isah di critakna
, apa
ora nana kegiatan sing luweh apik apa? " mungkin sebagian dari pembaca
berfikir seperti itu ya. Semoga aja sebagian yang lain masih mau
membaca tulisan ini sampai selesai ….hehe..Amin. Oke… Saya mulai...
”Mencuci piring” menjadi rutinitas saya setiap kali teman-teman sesama Pemain Persibas selesai sarapan pagi, makan siang dan atau makan sore. Awal mulanya, aktivitas ini bukan karena diperintah tetapi murni inisiatif sendiri. Hampir bisa dipastikan setiap harinya saya mencuci piring 3 (tiga) kali. Dalam urusan makan, ada hal-hal menggelikkan yang sering terjadi, baik sebelum dan atau selesai makan.
Sebagian
kawan-kawan ada yang mengambil porsi banyak tapi tidak habis, ada yang menyerobot
jatah yang lain sehingga yang belakangan tidak kebagian, ada yang tidak suka menu
tertentu dikarenakan alergi, terkadang sedang kurang berselera, ada yang hanya
mengambil makanan di ruang makan dan kemudian melahapnya di ruang lain dan kemudian menaruh piring
bekas semaunya, ada yang selalu menggumam ketika mengambil makanan, ada juga
yang kerapkali memecahkan piring saat kebagian porsi makan kurang sehingga
sering iseng piringnya ikutan di makan...ha..ha...ha. Namun demikian, sebagian
teman ada juga yang sering membantu menata piring, ada juga yang ikhlas menaroh
piring kotor ke ruang makan dan sebagian lagi membantu membersihkan sisa
makanan, dan lain sebagainya.
Disaat dalam
kondisi sehat atau bugar, membersihkan sisa makanan dan mencuci piring bukanlah
sesuatu yang berat untuk dilakukan. Namun, pada saat kondisi sedang capek habis
latihan, banyak kerjaan lain, ngantuk, ataupun kurang fit, kegiatan semacam ini
menjadi terasa begitu berat untuk dijalani. "Aduuuh, kesel Acan lah, wis
latihan abot, isih urung ngumbahi klambi, piring ya urung di isahi, "
priwe kie ? Kanca-kanca enak temen si ya , wis
bisa leyeh-leyeh , bisa langsung turu , bla bla bla bla . . ", demikian beberapa fikiran
negatif ketika rasa malas menghinggapiku.
Teringat Manager Persibas, Mas
Dimas, pernah mengajarkan tentang The Power of Mindset, sehingga fikiran-fikiran
dan atau perasaan-perasaan negatif semacam
itupun coba diatasi dengan membangun pola pikir yang positif. Terlebih karena
saya juga punya tanggung jawab kepada teman-teman yang seolah mendorong saya untuk konsisten melakukannya. Tanpa
disadarti, kegiatan cuci piring ini ternyata mendatangkan banyak manfaat pada diri saya
sendiri. Ketika saya pulang kerumah, biasanya
saya acuh dengan piring kotor, namun sekarang jadi aktif membantu ibu mencuci. "ya
mbatin pisan lah , deneng piring-piringe bocahan tok sing di isahi , gone
ibune ora, kan
pamali , ora elok . doso kang”.
Atas rutinitas kecil di Persibas inipun,
saya jadi terlatih belajar tentang disiplin dan tanggung jawab. Sering terfikir, kalau saya tidak mencuci nanti teman-teman makan pake apa?. Mosok pake daun pisang . ya let ana si ora papa , kadung ora nana jur kepriwe , kan dadi Inyong sing salah maning. Terus saya juga jadi tahu pentingnya membangun mindset sehingga seberat apapun pekerjaan pasti bisa terselesaikan bila didukung dengan pola pikir yang baik. Sebaliknya, pekerjaan kecil pun akan terasa berat jika otak kita dipenuhi fikirabn-fikiran egative. Intinya, Use the power of a positive mindset to help finish your job.
saya jadi terlatih belajar tentang disiplin dan tanggung jawab. Sering terfikir, kalau saya tidak mencuci nanti teman-teman makan pake apa?. Mosok pake daun pisang . ya let ana si ora papa , kadung ora nana jur kepriwe , kan dadi Inyong sing salah maning. Terus saya juga jadi tahu pentingnya membangun mindset sehingga seberat apapun pekerjaan pasti bisa terselesaikan bila didukung dengan pola pikir yang baik. Sebaliknya, pekerjaan kecil pun akan terasa berat jika otak kita dipenuhi fikirabn-fikiran egative. Intinya, Use the power of a positive mindset to help finish your job.
Terima kasih telah membaca tulisan
saya yang acak-acakan ini, semoga
bermanfaat. Saya juga mohon maaf jika banyak dari kalimat-kalimat saya yang mungkin
kurang berkenan bagi sebagian orang dan atau bahkan menyinggung perasaan. Ini
merupakan pelajaran pertama saya menulis di Blog Persibas Banyumas…he2
Akhir kata..Wassalamu'alaikum wr, wb
Posting Komentar
.