KETIKA STAFF KHUSUS KEMENKOP
BLUSUKAN KE KOPERASI2 DI KABUPATEN BANYUMAS

Didampingi
oleh Ketua Dekopinda Banyumas & Mas Herry Kristanto seorang aktivis sosial,
Pak Teguh Budiana mengawali blusukannya ke Kantor Sisperindagkop Kabupaten
Banyumas. Kedatangan Pak Teguh disambut oleh Pak Yunianto selaku
Kadisperindagkop Kabupaten Banyumas dan Pak Budi selaku Kabid Koperasi.
Silaturahmi singkat ini membicarakan seputar konsep reformasi total koperasi
yang sedang menjadi fokus kemenkop RI saat ini. Sementara itu, Pak Junianto
mengabarkan bahwa Pemkab Banyumas akan mengadakan perubahan SOTK walau belum
bisa memberi kepastian bahwa Koperasi akan menjadi dinas tersendiri atau
digabungkan dengan bidang lainnya. Setelah berdiskusi lebih kurang 30 (tiga)
puluh menit, Pak Budiana pun berpamitan dan mohon izin untuk terjuan ke
lapangan menyambangi beberapa koperasi di wilayah Banyumas. Dengan senang hati
Pak Yunianto mempersilahkan, namun beliau menyampaikan permohonan maaf tidak
bisa mendampingi karena harus rapat penataan SOTK bersama pimpinan.
Koperasi Susu Milba yang terlatak di Karang Lewas menjadi obyek
kunjungan pertama Pak Teguh. Kedatangan Pak Teguh Budiana tiba-tiba alias tanpa
pemberitahuan membuat kaget Pak Bambang, manager Koperasi Susu Milba. Diskusi
singkat pun digelar seputar persusuan . Bagi Pak Teguh Budiaana, men-temakan
persusuan sangat tidak asing karena beliau kebetulan juga adalah ketua Dewan
Persusuan Nasional. Dalam disuksi singkat itu,
beliau membuka obrolan dengan satu statemen awal’ “ apabila koperasi membeli hasil
kerja peternak (baca : anggota), maka itu sebuah kekeliruan besar”. Koperasi itu
harus focus pada fungsi service anggota. Koperasi harus mengajarkan anggota bagaimanaa
cara untuk menghasilkan susu berberkualita.
Koperasi harus membantu anggota agar memiliki
faktor-faktor yang bisa meningkatkan
produktivitas anggotanya. Beliau menandaskan sekali lagi, “Koperasi bukan pedagang yang akan
membeli produk anggotanya”. Cara
fikir semacam ini sangat mengagetkan Pak Bambang selaku manager dan juga Mbak
Yuni selaku manajemen Koperasi Susu Milba. Statemen semacam ini sangat filosopis
dan memerlukan kerja keras dan cerdas untuk bisa mewujudkannya. Statemen ini
disambut baik oleh Ketua Dekopinda Banyumas yang beberapa hari sebelumnya
ber-statemen akan mendorong susu yang dihasilkan koperasi ini menjadi salah
satu icon di wilayah Kabupaten Banyumas. Usai diskusi, Pak Teguh
menyempatkan untuk melihat gudang dan ruang produksi yang dimiliki. Sebelum
berpamitan, beliau menyampaikan harapannya agar
koperasi bisa memproduksi minimal
15 ton/bulan. Seolah mendapat suntikan semangat, Pak Bambang dan Bu Yuni
pun menyatakan siap berbenah dan bekerjasama dengan Dekopinda Banyumas.

Perjalanan berlanjut ke KUD Rukun Tani yang berlokasi di Ibu Kota kecamatan Cilongok.
Pak Teguh sangat ingin melihat apakah masih ada KUD yang bisa eksis ditengah mayoritas
KUD yang kehilangan semangat untuk berkembang. Setelah melalui perjalanan
sekitar 20’, Pak Teguh pun langsung meninjau Toko Swalayan yang merupakan salah
satu unit layanan andalan koperasi ini. KUD ini tercatat sebagai KUD terbaik 2
(dua) koperasi sesudah KUD Aris Banyumas. KUD ini memang fokus pada 2
(dua) unit layanan, yaitu simpan pinjam
dan toko swalayan. Usai meninjau
lapangan, Pak Teguh pun menggelar diskusi dengan pengurus KUD dan sebagian
anggota manajemenKUD Rukun Tani. Beliau menyarankan agar semangat berkoperasi terus disuarakan agar masyarakat lebih faham
dan ikut menjadi bagian dari barisan koperasi.
Kaitannya dengan retail, Beliau berharap koperasi bisa memiliki sistem
distribusi sehingga anggota/masyarakat lebih berpeluang disejahterakan.
Beliau juga menekankan bawa anggota harus bisa menikmati kemanfaatan nyata berkoperasi.
Keberhasilan ber-koperasi itu bukan pada
besarnya gedung. Koperasi harus bangga kala anggota banyak yang
memberikan kesaksian (testimoni ) tentang manfaat yang
mereka rasakan melalui berkoperasi.
KPRI KOGAT kemudian menjadi obyek kunjungan ke-3
(tiga). Kehadiran Beliau dan Pimpinan Dekopinda Banyumas ini cukup mengagetkan
pengurus sebab memang tidak ada pemeberitahuan sama sekali. Bahkan, saat itu
Pak Hj Agus selaku salah satu pengurus sedang meeting dengan tamunya. Pak Teguh
penasaran menyambangi koperasi yang satu ini karena kemampuannya mendidik
anggota sehingga pada rajin menabung. Koperasi beranggotakan para guru SD ini
begitu solid sampai-sampai over likuid sebagai akibat langsung
dari gairah menabung anggota koperasi ini yang terus mengalami penumbuhan.
Capain fenomenal ini menjadikan koperasi Kogat menjadi salah satu koperasi
andalan dan kebanggaan Kabupaten Banyumas.
Perjalanan
pun lanjut lagi ke Koperasi Nira Satria, sebuah koperasi yang concern mengorganisasi para
pengrajin gula kelapa yang merupakan salah satu produk unggulan Kabupaten Banyumas.
Wilayah
kerja koperasi ini melibuti 4 (empat) kecamatan dan 572 anggotanya tersebar di 12
(dua belas) Desa. Perjalanan koperasi
ini juga tercatat sangat fenomenal, khususnya dalam mendidik anggotanya. Sampai
saat ini, koperasi ini juga sudah
memiliki 1072 calon anggota yang terus di edukasi. Kala calon anggota ini
sukses mencapai indikator yang ditetapkan, maka mereka kemudian berhak
menjadi aggota
penuh. Adanya nilai lebih signifikan kala sudah berstatus
anggota penuh, membuat para calon anggota ini terus meningkatkan kinerjanya.
Hal ini merupakan bagian dari edukasi koperasi dan sekaligus pembentukan sikap
dan mental anggota agar menjadi insan lebih produktif. Dalam urusan produksi,
koperasi ini cukup ketat dan menerapkan disiplin tinggi dalam urusan produksi.
Koperasi ini
concern menekankan produksi murni organik dan melarang keras
campuran dalam prosuksi seperti formalin, natrium bisulfit dan lain-lain
sebagainya. Untuk mendukung hal itu, pengurus menempatkan para supervisor guna
menjamin konsistensi
kualitas produk. Orientasi market produk gula kelapa ini
tidak saja lokal tetapi juga melayani ekspor dengan tujuan Jerman. Konsistensi dalam menjaga kualitas produk
membuat koperasi ini kewalahan melayani pertumbuhan pemintaan market yang luar
biasa. Sebelum berpamitan,
Pak Teguh Budiana bersama Ketua Dekopinda Banyumas meninjau proses produksi yang sedang
berlangsung.
Waktu
menunjukkan Jam 11.10 Wib, saat Pak Teguh Budiana meninggalkan Koperasi Nira
Satria. Kendaraan diarahkan menuju kota Purwokerto untuk meninjau beberapa
koperasi unggulan di ibu kota Kabupaten Banyumas ini, yaitu Kopkun, Boersa
Kampus dan KPRI Sehat RSMS. Tepat jam 11.35 Wib, mobil yang membawa Pak Teguh
Budiana parkir di Kopkun 1 yang beralamat di Jalan HR Boenyamin. Kedatangan beliau
disambut oleh Mas Firdaus, manager organisasi Kopkun yang juga dikenal sebagai
anak muda yang memiliki pemikiran brilian di wilayah pemikiran koperasi.

Kopkun ini
merupakan koperasi sukses khususnya dalam bidang layanan retail. Kopkun
memiliki 3 (tiga) outlet swalayan dan kabar terbaru dalam waktu dekat Kopkun
akan menambah lagi jumlah outletnya. Kopkun ini tidak sekedar koperasi, sebab
koperasi satu ini juga concern
mencetak SDM-SDM qualified. Beberapa SDM ang dihasilkan tidak saja Go-Nasional,
tetapi juga Go-International. Oleh karena itu, tidak mengherankan kalau
beberapa tokoh koperasi dunia sempat menyambangi Kopkun. Jaringannya yang luas
membuat Koperasi ini begitu eksis dan disegani serta juga menjadi salah satu
koperasi kebanggaan Kabupaten Banyumas. Hal unik dari koperasi ini adalah
keanggotaannya yang suka rela dan terbuka. Prinsip keanggotaan ini telah
menyatukan berbagai lapisan masyarakat ke dalam satu koperasi, mulai dari
akademisi, karyawan, buruh dan bahkan tukang becak.

Suara azan menandakan
waktunya Jum’atan dan kendaraan pun di parkir untuk ikut menunaikan ibadah
sholat jum’at di Mesjid Nurul Ulum, sebuah mesjid di lingkungan Kampus Unsoed
Purwokerto. Usai sholat jum’at, Pak
Teguh selanjutnya diajak ketua Dekopinda Banyumas mampir ke swalayan Boersa
Kampus, sebuah swalayan yang berada
dalam naungan KBUMP (Koperasi Bina Usaha Mandiri dan Profesional). Koperasi ini
beranggotaan beberapa aktivis kampus angkatan 1998. Satu hak yang menarik,
swalayan BK ini di manajeri oleh seorang tokoh muda revolusioner koperasi
Indonesia, yaitu : Mas Suroto. Pak Teguh budiana berkelakar saat mendapati
ruang kerja Mas Suroto..”disini pemikian-pemikiran liar perkoperasian
bermula...”. Sontak statemen itu
mengundang tawa Ketua Dekopinda Banyumas dan Mas Herry mengingat Mas Suroto memang sangat vokal.

Perjalanan
dilanjutkan menyambangi Kopkun 02 yang belokasi di Desa Karang Wangkal dimana
beberapa fakultas dari Kampus Unsoed berada. Setelah melihat-lihat swalayan kedua milik Kopkun
ini, Pak Teguh Budiana kemudian diajak Mas Firdaus ke lantai 02. Diskusi
singkat pun di gelar seputar Kopkun dan Pak Teguh Budiana pun sempat
menyampaikan pemikiran beliau seputar koperasi secara makro. Keasikan diskusi
membuat lupa waktu dan akhirnya diputuskan menundakan agenda kunjungan ke
Kopkun 03 karena masih ada 3 (tiga) obyek lagi yang akan dikunjungi. Apalagi
pada jam 15.30 Wib Pak Teguh Budiana dijadualkan menjadi narasumber pada diskusi
infprmal dengan para akademisi, praktisi dan pemerhati koperasi di
lingkungan Banyumas.
Setelah
melalui 15 menit perjalanan, akhirnya Pak Teguh tiba di KPRI SEHAT RSUD Prof Dr Margono Soekarjo
Purwokerto
(biasa disebut siSehat). Awalnya, Pak Teguh Budiana diajak menilik server
parkir milik siSehat. Dari ruang ini,
semua persoalan parkir dikendalikan lewat tehcnolgi komputer. Sesaat kemudian,
Pak Teguh terkesan dengan satu tulisan “belanjalah seperlunya” yang
terpampang di pintu masuk toko swalayan si Sehat. Bagaimanapun juga, tulisan
itu terkesan aneh mengingat sebuah toko pasti sangat menginginkan omzet yang
besar. Belum usai kepenasan beliau, satu tulisan lagi yang tertempel pada pintu
masuk
ruang G.Manager mengundang
kepenasaran beliau. “sorry...it’s not about money”. Setelah
memasuki ruang G.Manager, Pak Teguh pun mendapat penjelasan tentang filosopi
dan spirit yang melandasi fikiran tersebut. Usai berfoto bersama dengan
manajemen siSehat, Pak Teguh pun berpamitan untuk melanjutkan perjalanan ke
obyek berikutnya. Jam sudah menunjukkan 14.10 wib. Perutpun sudah terasa
keroncongan.
Sang sopir
pun kemudian memacu kendaraan menuju obyek berikutnya. Sesudah memastikan bahwa
Pak Teguh Budiana tidak aleri atau pantang makan ikan, akhirnya Sang Sopir yang
tidak lain adalah ketua Dekopinda Banyumas, menawarkan untuk makan siang di satu warung
khas ikan sungai yang loksinya
tidak jauh dengan obyek kunjungan
berikutnya. Tawaran itu tak di tolak dan kendaraanpun dipacu lebih cepat
mengingat waktu nya makan siang sudah hampir lewat. Tidak lama berselang,
kendaraan pun sudah tiba diparkiran warung Makan “Lik Tutik”, sebuah warung
pavorite bagi para penggemar ikan sungai. Warung makan ini memang unik dan
hampir tidak pernah sepi. Para tamu luar kota sering diajak kesini untuk
menikmati ikan sungai. Hmmm...ternyata pada sependapat bahwa menunya luar biasa
nikmatnya. Semua pada nambah....

Usai melahap
menu makan siang, perjalananpun dilanjutkan ke obyek berikutnya, yaitu KPRI NEU RSU Banyumas. Salah satu hal menarik dari Koperasi
beranggotakan para pegawai rumah sakit ini adalah supermarketnya yang megah.
Berdiri diatas lahan sendiri, supermarket bernama KN (kulakan NEU) ini seolah
meng-koreksi persepsi banyak orang tentang toko koperasi. Cita rasa modern
begitu tegas dari KN ini. Tentu hal ini me-refresentasikan kualitas pengelolaan
organisasi dan perusahaan koperasi ini secara menyeluruh. Pak Teguh pun tidak
bisa menutupi kekagumannya atas apa yang beliau
saksikan dari koperasi ini.
Akhirnya, Pak
Teguh Budiana melanjutkan perjalana blusukannya di obyek terakhir, yaitu KUD Aris. Sebagai catatan, KUD ini adalah KUD terbaik
di wilayah Banyumas dan merupakan salah satu KUD yang selalu dibanggakan oleh
masyarakat koperasi Banyumas. Pak Teguh pun sepakat kalau koperasi ini sangat
layak dibanggakan setelah melihat bagaimana KUD ini bisa menyelenggarakan
beberapa unit-unit layanan. Apa yang beliau saksikan sangat berlawanan dengan
realitas KUD Kebanyakan saat ini. Di KUD Aris beliau melihat bagaimana
toko
swalayannya begitu besar, rice mill nya juga jalan dan simpan pinjamnya juga
lancar. Beliau terkesima dengan
perform koperasi satu ini.
Akhirnya,
semua obyek blusukan terselesaikan tepat jam 15. 10 Wib dan tersisa waktu 20
menit untuk menjangkau PLUT UKMK Purwokerto guna menyelesaikan agenda
pamungkas, yaitu menjadi nara sumber di diskusi informal.
Posting Komentar
.