KETIKA STAFF KHUSUS KEMENKOP BLUSUKAN | ARSAD CORNER

KETIKA STAFF KHUSUS KEMENKOP BLUSUKAN

Senin, 22 Agustus 20160 komentar

KETIKA STAFF KHUSUS KEMENKOP  
BLUSUKAN KE KOPERASI2 DI KABUPATEN BANYUMAS


Didampingi oleh Ketua Dekopinda Banyumas & Mas Herry Kristanto seorang aktivis sosial, Pak Teguh Budiana mengawali blusukannya ke Kantor Sisperindagkop Kabupaten Banyumas. Kedatangan Pak Teguh disambut oleh Pak Yunianto selaku Kadisperindagkop Kabupaten Banyumas dan Pak Budi selaku Kabid Koperasi. Silaturahmi singkat ini membicarakan seputar konsep reformasi total koperasi yang sedang menjadi fokus kemenkop RI saat ini. Sementara itu, Pak Junianto mengabarkan bahwa Pemkab Banyumas akan mengadakan perubahan SOTK walau belum bisa memberi kepastian bahwa Koperasi akan menjadi dinas tersendiri atau digabungkan dengan bidang lainnya. Setelah berdiskusi lebih kurang 30 (tiga) puluh menit, Pak Budiana pun berpamitan dan mohon izin untuk terjuan ke lapangan menyambangi beberapa koperasi di wilayah Banyumas. Dengan senang hati Pak Yunianto mempersilahkan, namun beliau menyampaikan permohonan maaf tidak bisa mendampingi karena harus rapat penataan SOTK bersama pimpinan.


Koperasi Susu Milba yang terlatak di Karang Lewas menjadi obyek kunjungan pertama Pak Teguh. Kedatangan Pak Teguh Budiana tiba-tiba alias tanpa pemberitahuan membuat kaget Pak Bambang, manager Koperasi Susu Milba. Diskusi singkat pun digelar seputar persusuan . Bagi Pak Teguh Budiaana, men-temakan persusuan sangat tidak asing karena beliau kebetulan juga adalah ketua Dewan Persusuan Nasional. Dalam disuksi singkat itu,  beliau membuka obrolan dengan satu statemen awal’ “ apabila koperasi membeli hasil kerja peternak (baca : anggota), maka itu sebuah kekeliruan besar”. Koperasi itu harus focus pada fungsi service anggota. Koperasi harus mengajarkan anggota bagaimanaa cara untuk menghasilkan  susu berberkualita. Koperasi harus membantu anggota agar  memiliki faktor-faktor  yang bisa meningkatkan produktivitas anggotanya. Beliau menandaskan sekali lagi, “Koperasi bukan pedagang yang akan membeli produk anggotanya”.  Cara fikir semacam ini sangat mengagetkan Pak Bambang selaku manager dan juga Mbak Yuni selaku manajemen Koperasi Susu Milba. Statemen semacam ini sangat filosopis dan memerlukan kerja keras dan cerdas untuk bisa mewujudkannya. Statemen ini disambut baik oleh Ketua Dekopinda Banyumas yang beberapa hari sebelumnya ber-statemen akan mendorong susu yang dihasilkan koperasi ini menjadi salah satu icon di wilayah Kabupaten Banyumas. Usai diskusi, Pak Teguh menyempatkan untuk melihat gudang dan ruang produksi yang dimiliki. Sebelum berpamitan, beliau menyampaikan harapannya agar  koperasi  bisa memproduksi minimal 15 ton/bulan. Seolah mendapat suntikan semangat, Pak Bambang dan Bu Yuni pun menyatakan siap berbenah dan bekerjasama dengan Dekopinda Banyumas.


Perjalanan berlanjut ke KUD Rukun Tani yang berlokasi di Ibu Kota kecamatan Cilongok. Pak Teguh sangat ingin melihat apakah masih ada KUD yang bisa eksis ditengah mayoritas KUD yang kehilangan semangat untuk berkembang. Setelah melalui perjalanan sekitar 20’, Pak Teguh pun langsung meninjau Toko Swalayan yang merupakan salah satu unit layanan andalan koperasi ini. KUD ini tercatat sebagai KUD terbaik 2 (dua) koperasi sesudah KUD Aris Banyumas. KUD ini memang fokus pada 2 (dua)  unit layanan, yaitu simpan pinjam dan toko swalayan.  Usai meninjau lapangan, Pak Teguh pun menggelar diskusi dengan pengurus KUD dan sebagian anggota manajemenKUD Rukun Tani. Beliau menyarankan agar  semangat berkoperasi  terus disuarakan agar masyarakat lebih faham dan ikut menjadi bagian dari barisan koperasi.  Kaitannya dengan retail, Beliau berharap koperasi bisa memiliki sistem distribusi sehingga anggota/masyarakat lebih berpeluang disejahterakan. Beliau juga menekankan bawa anggota harus bisa menikmati  kemanfaatan nyata berkoperasi. Keberhasilan ber-koperasi itu bukan pada besarnya gedung. Koperasi harus bangga kala anggota banyak yang memberikan kesaksian (testimoni ) tentang manfaat yang mereka rasakan melalui berkoperasi.  

KPRI KOGAT kemudian menjadi obyek kunjungan ke-3 (tiga). Kehadiran Beliau dan Pimpinan Dekopinda Banyumas ini cukup mengagetkan pengurus sebab memang tidak ada pemeberitahuan sama sekali. Bahkan, saat itu Pak Hj Agus selaku salah satu pengurus sedang meeting dengan tamunya. Pak Teguh penasaran menyambangi koperasi yang satu ini karena kemampuannya mendidik anggota sehingga pada rajin menabung. Koperasi beranggotakan para guru SD ini begitu solid sampai-sampai over likuid sebagai akibat langsung dari gairah menabung anggota koperasi ini yang terus mengalami penumbuhan. Capain fenomenal ini menjadikan koperasi Kogat menjadi salah satu koperasi andalan dan kebanggaan Kabupaten Banyumas. 



Perjalanan pun lanjut lagi ke Koperasi Nira Satria, sebuah koperasi yang concern mengorganisasi para pengrajin gula kelapa yang merupakan salah satu produk unggulan Kabupaten Banyumas. Wilayah kerja koperasi ini melibuti 4 (empat) kecamatan dan 572 anggotanya tersebar di 12 (dua belas) Desa.  Perjalanan koperasi ini juga tercatat sangat fenomenal, khususnya dalam mendidik anggotanya. Sampai saat ini, koperasi ini juga  sudah memiliki 1072 calon anggota yang terus di edukasi. Kala calon anggota ini sukses mencapai indikator yang ditetapkan, maka mereka kemudian berhak menjadi  aggota
penuh.  Adanya nilai lebih signifikan kala sudah berstatus anggota penuh, membuat para calon anggota ini terus meningkatkan kinerjanya. Hal ini merupakan bagian dari edukasi koperasi dan sekaligus pembentukan sikap dan mental anggota agar menjadi insan lebih produktif. Dalam urusan produksi, koperasi ini cukup ketat dan menerapkan disiplin tinggi dalam urusan produksi. Koperasi ini concern menekankan produksi murni organik dan melarang keras campuran dalam prosuksi seperti formalin, natrium bisulfit dan lain-lain sebagainya. Untuk mendukung hal itu, pengurus menempatkan para supervisor guna menjamin konsistensi
kualitas produk. Orientasi market produk gula kelapa ini tidak saja lokal tetapi juga melayani ekspor dengan tujuan Jerman.  Konsistensi dalam menjaga kualitas produk membuat koperasi ini kewalahan melayani pertumbuhan pemintaan market yang luar biasa. Sebelum berpamitan, Pak Teguh Budiana bersama Ketua Dekopinda Banyumas  meninjau proses produksi yang sedang berlangsung.  

Waktu menunjukkan Jam 11.10 Wib, saat Pak Teguh Budiana meninggalkan Koperasi Nira Satria. Kendaraan diarahkan menuju kota Purwokerto untuk meninjau beberapa koperasi unggulan di ibu kota Kabupaten Banyumas ini, yaitu Kopkun, Boersa Kampus dan KPRI Sehat RSMS. Tepat jam 11.35 Wib, mobil yang membawa Pak Teguh Budiana parkir di Kopkun 1 yang beralamat di Jalan HR Boenyamin. Kedatangan beliau disambut oleh Mas Firdaus, manager organisasi Kopkun yang juga dikenal sebagai anak muda yang memiliki pemikiran brilian di wilayah pemikiran koperasi.   

Kopkun ini merupakan koperasi sukses khususnya dalam bidang layanan retail. Kopkun memiliki 3 (tiga) outlet swalayan dan kabar terbaru dalam waktu dekat Kopkun akan menambah lagi jumlah outletnya. Kopkun ini tidak sekedar koperasi, sebab koperasi satu ini juga concern mencetak SDM-SDM qualified. Beberapa SDM ang dihasilkan tidak saja Go-Nasional, tetapi juga Go-International. Oleh karena itu, tidak mengherankan kalau beberapa tokoh koperasi dunia sempat menyambangi Kopkun. Jaringannya yang luas membuat Koperasi ini begitu eksis dan disegani serta juga menjadi salah satu koperasi kebanggaan Kabupaten Banyumas. Hal unik dari koperasi ini adalah keanggotaannya yang suka rela dan terbuka. Prinsip keanggotaan ini telah menyatukan berbagai lapisan masyarakat ke dalam satu koperasi, mulai dari akademisi, karyawan, buruh dan bahkan tukang becak.

Suara azan menandakan waktunya Jum’atan dan kendaraan pun di parkir untuk ikut menunaikan ibadah sholat jum’at di Mesjid Nurul Ulum, sebuah mesjid di lingkungan Kampus Unsoed Purwokerto.  Usai sholat jum’at, Pak Teguh selanjutnya diajak ketua Dekopinda Banyumas mampir ke swalayan Boersa Kampus, sebuah swalayan yang  berada dalam naungan KBUMP (Koperasi Bina Usaha Mandiri dan Profesional). Koperasi ini beranggotaan beberapa aktivis kampus angkatan 1998. Satu hak yang menarik, swalayan BK ini di manajeri oleh seorang tokoh muda revolusioner koperasi Indonesia, yaitu : Mas Suroto. Pak Teguh budiana berkelakar saat mendapati ruang kerja Mas Suroto..”disini pemikian-pemikiran liar perkoperasian  bermula...”. Sontak statemen itu mengundang tawa Ketua Dekopinda Banyumas dan Mas Herry  mengingat Mas Suroto memang sangat vokal.

Perjalanan dilanjutkan menyambangi Kopkun 02 yang belokasi di Desa Karang Wangkal dimana beberapa fakultas dari Kampus Unsoed berada. Setelah  melihat-lihat swalayan kedua milik Kopkun ini, Pak Teguh Budiana kemudian diajak Mas Firdaus ke lantai 02. Diskusi singkat pun di gelar seputar Kopkun dan Pak Teguh Budiana pun sempat menyampaikan pemikiran beliau seputar koperasi secara makro. Keasikan diskusi membuat lupa waktu dan akhirnya diputuskan menundakan agenda kunjungan ke Kopkun 03 karena masih ada 3 (tiga) obyek lagi yang akan dikunjungi. Apalagi pada jam 15.30 Wib Pak Teguh Budiana dijadualkan menjadi narasumber pada diskusi infprmal dengan para akademisi, praktisi dan pemerhati koperasi di lingkungan Banyumas.


Setelah melalui 15 menit perjalanan, akhirnya Pak Teguh tiba di KPRI SEHAT RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto (biasa disebut siSehat). Awalnya, Pak Teguh Budiana diajak menilik server parkir milik siSehat.  Dari ruang ini, semua persoalan parkir dikendalikan lewat tehcnolgi komputer. Sesaat kemudian, Pak Teguh terkesan dengan satu tulisan “belanjalah seperlunya” yang terpampang di pintu masuk toko swalayan si Sehat. Bagaimanapun juga, tulisan itu terkesan aneh mengingat sebuah toko pasti sangat menginginkan omzet yang besar. Belum usai kepenasan beliau, satu tulisan lagi yang tertempel pada pintu masuk
ruang G.Manager mengundang  kepenasaran beliau. “sorry...it’s not about money”. Setelah memasuki ruang G.Manager, Pak Teguh pun mendapat penjelasan tentang filosopi dan spirit yang melandasi fikiran tersebut. Usai berfoto bersama dengan manajemen siSehat, Pak Teguh pun berpamitan untuk melanjutkan perjalanan ke obyek berikutnya. Jam sudah menunjukkan 14.10 wib. Perutpun sudah terasa keroncongan.


Sang sopir pun kemudian memacu kendaraan menuju obyek berikutnya. Sesudah memastikan bahwa Pak Teguh Budiana tidak aleri atau pantang makan ikan, akhirnya Sang Sopir yang tidak lain adalah ketua Dekopinda Banyumas,  menawarkan untuk makan siang di satu warung khas ikan sungai  yang loksinya tidak jauh dengan obyek  kunjungan berikutnya. Tawaran itu tak di tolak dan kendaraanpun dipacu lebih cepat mengingat waktu nya makan siang sudah hampir lewat. Tidak lama berselang, kendaraan pun sudah tiba diparkiran warung Makan “Lik Tutik”, sebuah warung pavorite bagi para penggemar ikan sungai. Warung makan ini memang unik dan hampir tidak pernah sepi. Para tamu luar kota sering diajak kesini untuk menikmati ikan sungai. Hmmm...ternyata pada sependapat bahwa menunya luar biasa nikmatnya. Semua pada nambah....

Usai melahap menu makan siang, perjalananpun dilanjutkan ke obyek berikutnya, yaitu KPRI NEU RSU Banyumas. Salah satu hal menarik dari Koperasi beranggotakan para pegawai rumah sakit ini adalah supermarketnya yang megah. Berdiri diatas lahan sendiri, supermarket bernama KN (kulakan NEU) ini seolah meng-koreksi persepsi banyak orang tentang toko koperasi. Cita rasa modern begitu tegas dari KN ini. Tentu hal ini me-refresentasikan kualitas pengelolaan organisasi dan perusahaan koperasi ini secara menyeluruh. Pak Teguh pun tidak bisa menutupi kekagumannya atas apa yang beliau
saksikan dari koperasi ini.

Akhirnya, Pak Teguh Budiana melanjutkan perjalana blusukannya di obyek terakhir, yaitu KUD Aris. Sebagai catatan, KUD ini adalah KUD terbaik di wilayah Banyumas dan merupakan salah satu KUD yang selalu dibanggakan oleh masyarakat koperasi Banyumas. Pak Teguh pun sepakat kalau koperasi ini sangat layak dibanggakan setelah melihat bagaimana KUD ini bisa menyelenggarakan beberapa unit-unit layanan. Apa yang beliau saksikan sangat berlawanan dengan realitas KUD Kebanyakan saat ini. Di KUD Aris beliau melihat bagaimana
toko swalayannya begitu besar, rice mill nya juga jalan dan simpan pinjamnya juga lancar. Beliau terkesima dengan perform koperasi satu ini.

Akhirnya, semua obyek blusukan terselesaikan tepat jam 15. 10 Wib dan tersisa waktu 20 menit untuk menjangkau PLUT UKMK Purwokerto guna menyelesaikan agenda pamungkas, yaitu menjadi nara sumber di diskusi informal.   







Share this article :

Posting Komentar

.

 
Copyright © 2015. ARSAD CORNER - All Rights Reserved